Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

ADA DUA JALAN DALAM PETUNJUK ALLAH

“Amat jauh bedanya orang yang berlandaskan bahwa adanya Allah itu menunjukkan adanya alam dan orang yang berlandaskan bahwa adanya ala mini menunjukkan adanya Allah. Adapun orang yang berlandaskan bahwa adanya Allah itu menunjukkan adanya ala ini, dia mengerti bahwa yang hak (wujud) ini adalah milik-Nya, maka dari itu dia menetapkann suatu perkara yang baru itu daripada asalnya (yaitu yang menciptakan perkara baru). Sedangkan orang yang berlandaskan bahwa adanya alam ini menunjukkan adanya Allah itu di sebabkan dia belum sampai kepada Allah. Kalaupun tidak demikian, maka kapankan Dia itu ghaib sehingga membutuhkan landasan guna mengetahui-Nya dan kapan Dia itu jauh sehingga adanya sesuatu yang ada ini bisa menyampaikan kepada-Nya.”

Sejak manusia di lahirkan dari kandungan ibu itu dalam keadaan tidak berdaya, bodoh, tidak memiliki pengetahuan sedikitpun dan lagi pandainya hanya menangis, bersamaan dengan berkembangnya tubuh, Allah memberinya kesempurnaan secara berangsur-angsur, yaitu pertama mulai ia bisa mendengar, kemudian bisa membukakan mata sehingga bisa melihat, lama kelamaan ia bisa berfikir sehingga bisa menerima pengetahuan-pengetahuan yang di butuhkannya, demikian itulah perjalanan manusia menuju ke alam penyempurnaan atas penciptaannya.

Allah berfirman : “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur.” (Q.S. An-Nahl Ayat 78).

Dalam hal ini, sastrawan Arabpun tidak ketinggalan dengan sya’irnya : “Belajarlah kamu karena tak ada karena tak seorangpun yang lahir dalam keadaan pandai, tanpa ilmu bagaikan orang bodoh.”

Allah berfirman : “Katakanlah : “Adakah sama orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (Q.S. Az-Zumar Ayat 9). Dari itu manusia terbagi menjadi dua friqah (golongan), yaitu “firqah almuroduuna majdzuubuuna” dan “firqah almuriiduunas saalikuuna.”

1. firqah almuroduuna majdzuubuuna, yaitu orang yang di kehendaki Allah untuk sampai kepada-Nya sehingga tidak lagi menggunakan landasan wujudnya alam dalam menemukan wujudnya Allah. Golongan inilah yang mengetahui Allah tanpa danya suatu perantara apapun sehingga hatinya terbuka dengan sendirinya dan apa yang menjadi penghalang pada penglihatan hatinya, telah tersingkap tabir penghalang itu berkat dari kehendak Allah. Dengan demikian ia mengenal dan menetapkan sesuatu yang wujud ini ia larikann alam fikirannya kepada sal mulanya (yaitu Allah yang menciptakan sesuatu yang wujud di alam ini). Jadi jelasnya golongan firqah almuroduuna majdzuubuuna dalam meyakinkan adanya Allah tidak perlu lagi berlandaskan wujudnya alam ini.

2. firqah almuriiduunas saalikuuna, yaitu orang yang menghendaki sampai kepada Allah, akan tetapi dalam perjalanannya menuju kepada Allah itu melalui pada semua yang ada dalam ala mini sebagai yang bisa di lihat oleh pancaindera. Dalam hal ini ia meyakinkan adanya Allah itu dengan perantaraan adanya sesuatu di ala mini. Jadi jelasnya golongan firqah almuriiduunas saalikuuna adalah orang yang dalam mengenal adanya Allah itu terhalang oleh sesuatu, yakni tidak mengenal-Nya secara langsung.

Kedua firqah ini telah di sebutkan dalam Al-Qur’an oleh Allah : “Allah menarik kepada agama itu orang yang di kehendaki-Nya dan memberi petunjuk (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).” (Q.S. Asy-Syuura Ayat 13). Ayat tersebut menerangkan bahwa Allah memberi petunjuk kepada hamba-Nya itu ada dua jalan, yaitu :
1. Allah menarik langsung pada hamba-Nya kepada petunjuk tanpa adanya sebab, yang dalam firman-Nya : “Allahu yajtabi ilaihi man yasyaau.”
2. Allah memberi petunjuk kepada hamba-Nya dengan melalui perantaraan apa yang ada di ala mini, yang dalam firman-Nya : “Wayahdii ilaihi man yuniib.”

Firqah (golongan) yang kedua ini pernah di alami oleh Nabi Ibrahim As di kala mencari Tuhannya, dari dua jalan tersebut itulah adalah suatu perbedaan yang amat jauh tentang datangnya petunjuk Allah kepada hamba-Nya.

Posting Komentar untuk "ADA DUA JALAN DALAM PETUNJUK ALLAH"