Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

USHULUS SUNNAH WA I'TIQAD DIN

Ini adalah merupakan penyampaian dari Ibnu Abi Hatim sekaligus nasihat tentang pokok-pokok agama kepada kita sebagai rangkuman dasar daripada ilmu ushuluddin (pokok agama), ia berkata : "Aku bertanya kepada ayahku dan Abu Zur’ah Ra tentang mahzhab Ahlus Sunnah dalam masalah ushuluddin (pokok-pokok agama), juga tentang pemahaman para ulama di berbagai kota yang rnereka ketahui, serta apa saja yang mereka berdua yakini, maka keduanya berkata : Kami telah berjumpa dengan para ulama di seluruh kota, baik di Hijaz, Iraq, Mesir, Syam maupun Yaman, rnaka di antara mahzhab yang mereka anut adalah dengan rincian utama sebagai berikut :
1. Iman itu berupa perkataan dan perbuatan, bertambah dan berkurang.
2. Al-Qur’an adalah kalam Allah dan bukan makhluk, dalam segala aspeknya.
3. Takdir yang baik maupun yang buruk adalah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
4. Di kalangan ummat ini, sebaik-baik orang setelah Nabi Saw adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, kemudian ’Umar bin Al-Khattab, lalu 'Utsman, lalu ’Ali bin Abu Thalib Ra. Mereka Khulafaur Rasyidun Al-Mahdiyun para khalifah yang berpegang teguh kepada agama dan mengikuti kebenaran.
5. Bahwa sepuluh sahabat yang di sebut dan di nyatakan oleh Rasulullah Saw masuk jannah, mereka itu sesuai dengan pernyataan beliau dan perkataan beliau itu benar.
6. Memintakan kasih sayang bagi seluruh sahabat serta keluarga Muhammad Saw, serta menahan untuk membicarakan perselisihan yang terjadi di antara mereka.
7. Bahwa Allah berada di atas ‘Arsy-Nya, terpisah dari seluruh rnakhluk-Nya, sebagaimana sifat yang di beritahukan-Nya dalam kitab-Nya melalui lisan Rasul-Nya, tanpa di ketahui bagaimananya. Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
8. Allah akan dapat di lihat di akhirat, segenap penduduk jannah akan melihat-Nya dengan mata kepala mereka. Allah berbicara, sebagaimana dia berkehendak.
9. Jannah (syurga) adalah benar dan naar (neraka) adalah benar (adanya). Keduanya adalah makhluk yang kekal abadi. Jannah adalah balasan bagi para wali-Nya, sedangkan neraka adalah hukuman bagi orang-orang yang bermaksiat kepada-Nya, kecuali yang mendapatkan rahmat-Nya.
10. Shirath adalah benar adanya.
11. Mizan atau timbangan yang memiliki dua sisi timbangan untuk menimbang amalan para hamba, yang baik maupun yang buruk adalah benar adanya.
12. Haudh (telaga) yang di jadikan sebagai penghormatan bagi Nabi Saw dan segenap keluarganya, adalah benar adanya.
13. Syafa'at adalah benar adanya dan bahwa sebagian ahli tauhid keluar dari neraka lantaran adanya syafa’at, adalah benar.
14. Adzab kubur adalah benar adanya.
15. Munkar dan Nakir adalah benar adanya.
16. Malaikat mulia yang mencatat amal perbuatan menusia adalah benar adanya.
17. Kebangkitan setelah mati adalah benar adanya.
18. Para pelaku dosa besar berada dalam masyi’ah (kehendak) Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kita tidak mengkafirkan ahli kiblah di sebabkan dosa mereka. Kita menyerahkan urusan batin mereka kepada Allah ‘Azza Wa Jalla.
19. Kita melaksanakan kewajiban jihad dan haji bersama imam-imam kaum muslimin, di setiap masa.
20. Kita tidak boleh melakukan pembelotan terhadap para imam atau peperangan di masa fitnah.
21. Kita mendengar dan menta'ati siapa saja yang di jadikan Allah sebagai pemimpin kita. Kita tidak akan melepaskan diri dari ketaatan.
22. Kita mengikuti sunnah dan jama’ah serta menghindari sikap menyimpang, perselisihan dan perpecahan.
23. Jihad berlaku semenjak Allah mengutus Nabi-Nya Saw hingga terjadinya hari kiamat, bersama imam-imam kaum muslimin, tanpa ada sesuatupun yang menghapuskannya.
24. Demikian pula haji.
25. Begitu pula pembayaran zakat kepada imam kaum muslimin yang menjadi pemimpin bagi kita.
26. Pada aslinya manusia secara umum di golongkan mukmin berdasarkan hukum-hukum dan pewarisan, adapun hakikat keimanan mereka di sisi Allah tidak di ketahui. Barangsiapa yang berkata bahwa ia seorang mu’min sejati, maka ia adalah orang yang berbuat bid'ah. Barangsiapa yang berkata bahwa ia adalah orang yang mu'min di sisi Allah, maka ia termasuk pendusta, sedangkan orang yang mengatakan, ”Saya beriman kepada Allah” maka yang di lakukannya adalah benar. Telah saya sampaikan semuanya dan segala puji bagi Allah Rabb semua alam, semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw dan para keluarganya.

Posting Komentar untuk "USHULUS SUNNAH WA I'TIQAD DIN"