Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

HUBUNGAN ILMU DENGAN AMAL

Hubungan Ilmu dengan Amal, terlebih dahulu kita simak ucapan dari Imam Ali bin Abi Thalib Ra, ia berkata : "Ilmu adalah pemimpin amal dan amal adalah pengikutnya."
Rasulullah Saw bersabda : "Barangsiapa beramal tanpa ilmu, maka apa yang di rusaknya jauh lebih banyak di bandingkan yang di perbaikinya." Imam Ali Ra berkata : "Ilmu di iringi dengan perbuatan, barangsiapa berilmu, maka dia harus berbuat, ilmu memanggil perbuatan, jika dia menjawabnya, maka ilmu tetap bersamanya, namun jika tidak, maka ilmu pergi darinya." Imam Ali Ra berkata : "Jangan sampai ilmumu menjadi kebodohan dan keyakinanmu menjadi keraguan, jika engkau berilmu, maka beramallah dan jika engkau yakin, maka majulah." Imam Ali Ra berkata : "Seorang penyeru tanpa di sertai perbuatan, tidak ubahnya seperti seorang pemanah tanpa anak panah."

Yang di maksud dengan amal dalam Islam adalah setiap amal shalih atau setiap perbuatan kebajikan yang di ridhai oleh Allah, dengan demikian, amal dalam Islam tidak hanya terbatas pada ibadah saja, sebagaimana ilmu dalam Islam tidak hanya terbatas pada ilmu fiqh dan hukum-hukum agama.
Mendefinisikan arti amal menjadi penting karena makna amal masih samar bagi sebagian kalangan, metode-metode pendidian yang berlaku di dalam sistem pemerintahan tagut menyatakan, bahwa Islam menyeru kepada amal, namun tidak di jelaskan amal yang mana dan dalam bidang apa, inilah yang di biarkan tetap samar, supaya rakyat tetap tidak mengetahui makna yang luas dari amal dan juga supaya mereka tetap bisa berkuasa.
Hubungan ilmu dengan amal dapat di fokuskan pada dua hal, yaitu :

  1. Ilmu adalah pemimpin dan pembimbing amal perbuatan, amal bisa lurus dan berkcmbang bila di dasari ilmu, berbuat tanpa di dasari pengetahuan tidak ubahnya dengan berjalan bukan di jalan yang benar, tidak mendekatkan kepada tujuan, melainkan menjauhkan. Hal ini berlaku pada amal ibadah, ibadah harus di sertai dengan ilmu, orang yang melakukan ibadah tanpa di dasari ilmu tidak ubahnya dengan orang yang mendirikan bangunan di tengah malam dan kemudian menghancurkannya di siang hari, begitu juga, hal ini pun berlaku pada amal perbuatan yang lain, dalam berbagai bidang, memimpin sebuah negara, rnisalnya, harus dengan ilmu, Negara yang di pimpin oleh orang bodoh akan di landa kckacauan dan kehancuran.
  2. Sesungguhnya ilmu dan amal saling beriringan, barangsiapa berilmu, maka dia harus berbuat, baik itu ilmu yang berhubungan dengan masalah ibadah maupun ilmu-ilmu yang lain, tidak ada faedahnya ilmu yang tidak di amalkan, tidak ada manfaatnya ilmu fiqh yang di miliki seseorang fakih, jika dia tidak mengubahnya menjadi perbuatan yang baik, begitu juga, tidak ada faedahnya teori-teori atau penemuan-penemuan yang di temukan seorang ilmuwan jika tidak di ubah menjadi perbuatan nyata. Ilmu yang tidak di lanjutkan dengan perbuatan, mungkin kita dapat menyebutnya sebagai pengetahuan teoritis, namun, apa faedahnya ilmu teoritis, jika kita tidak menerjemahkannya ke dalam ilmu praktis dan kemudian meneruskannya menjadi perbuatan yang mendatangkan hasil? Di antara penyakit sosial yang paling berbahaya yang melanda berbagai umat, termasuk umat Islam, adalah penyakit pemutusan ilmu, khususnya ilmu-ilmu agama dari amal perbuatan, hanya beerubah menjadi ilmu sekumpulan teori belaka yang jauh dari kenyataan dan penerapan apabila tidak di laksanakan, padahal kaidah Islam menekankan, bahwa ilmu senantiasa menyeru kepada amal perbuatan, keduanya tidak ubahnya sebagai dua benda yang senantiasa bersama dan tidak terpisah satu sama lain, jika amal memmenuhi seruan ilmu, maka umat menjadi baik dan berkembang, namun jika tidak, maka ilmu akan meninggalkan amal perbuatan dan dia akan tetap tinggal tanpa mernberikan faedah apa pun. Jika demikian, nilai apa yang di miliki seorang manusia yang mempunyai segudang teori dan pengetahuan, namun tidak mempraktikkannya dalam dunia nyata? Pertalian ilmu dengan amal tidak hanya di tuntut dari para pelajar agama dan para ahli yang mendalami suatu ilmu, melainkan juga di tuntut dari setiap orang, baik yang memiliki ilmu sedikit ataupun banyak, namun tentunya orang-orang yang berilmu memiliki tanggungjawab yang lebih besar dalam hal ini, karena rnereka memiliki kemampuan yang lebih.
  3. Allah berfirman di dalam Surat Ash-Shaff Ayat 2-3 : "Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan, sungguh besar murka Allah kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan."Allah sangat membenci orang yang berilmu, namun tidak mengamalkan dan orang yang mengatakan, namun tidak mengerjakan, konsep ilmu yang di sertai dengan amal perbuatan, pada derajat pertama, di tujukan kepada ilmu-ilmu agama dan hukum-hukum Islam dan selanjutnya di tujukan kepada ilmu-ilmu yang lain, jika para ilmuwan tidak beramal pada berbagai lahan ilmu yang telah di capainya, maka tidak ada sedikit pun manfaat yang dapat di petik umat manusia dari dirinya, ilmu yang tidak di iringi amal perbuatan hanya akan menjadi kemewahan pengetahuan belaka, hanya saja, dalam kesempatan ini kita lebih memfokuskan kepada pengamalan ilmu-ilmu agama, ini karena ilmu-ilmu agama adalah induk bagi ilmu-ilmu yang lain dan kekuatan yang menggerakkan masyarakat, jika dalam ilmu-ilmu agama manusia jauh dari pengamalan, maka tidak ada yang bisa di harapkan dari masyarakat kecuali kekufuran, kebebasan yang parah dan berlebihan serta dari nilai-nilai agama, dekandesi moral dan kemunduran dan penguasaan para pembangkang Tuhan atas kunci-kunci kehidupan tidak ada yang bisa di harapkan dari masyarakat yang jauh dari pengamalan ilmu-iImu agama selain dekadensi moral dan penguasaan pemerintahan yang lalim!
Jika kita memperhatikan ayat-ayat Al-Qur'an, niscaya kita akan menemukan, bahwa Al-Qur'an senantiasa menggandengkan ilmu dengan amal, makna ilmu di ungkapkan dalam bentuk kata iman pada banyak tempat, dengan pengertian bahwa iman adalah ilmu atau keyakinan, di antaranya adalah : 
Allah berfirman : “Demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang-orang yang beriman dan beramal shalih dan saling menasihati dalam kebenaran dan kebajikan." (Q.S. Al-Ashr : 1-3). Juga Allah berfirman : "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, bagi mereka adalah syurga firdaus menjadi tempat tinggal." (Q.S. Al-Kahfi : 107).
Allah berfirman : "Orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik." (Q.S. Ar-Ra‘d : 29). Allah berfirman : "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih, bagi mereka syurga-syurga yang penuh kenikmatan." (Q.S. Luqman : 8).
Imam Ali Ra berkata : "Iman dan amal adalah dua saudara yang senantiasa beriringan dan dua sahabat yang tidak berpisah, Allah tidak akan menerima salah satu dari keduanya kecuali di sertai sahabatnya."

Posting Komentar untuk "HUBUNGAN ILMU DENGAN AMAL"