Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

BERDAKWAH KEPADA TAUHID

Syirik adalah menyekutukan Allah dalam peribadatan dan perbuatan, secara detail yang akan membuahkan pengenalan terhadap apa-apa yang di cintai dan di senangi Allah dari Tauhid dan apa-apa yang di murkai dan di benci-Nya dari Syirik serta apa yang menyebabkan kerusakan di muka bumi setelah perbaikannya, sebagaimana Allah berfirman : “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya." (Q.S. Al-A’raaf : 56). Penyebab kerusakan terbesar di muka bumi adalah Syirik Al-Akbar yang mengeluarkan seseorang dari Islam terhadap Allah.
Allah menyebutkan di dalam Al-Qur’an, yaitu : “orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar.” (Q.S. Al-Hajj : 41). Dalam mengomentari ayat ini, Abu Aliyah, salah seorang Imam dari kalangan Tabi’in, mengatakan : “Segala kebaikan dalam Al-Qur’an adalah dari Tauhid dan setiap keburukan yang di sebutkan adalah dari Syirik." Allah memerintahkan dakwah setiap Nabi dan Rasul kepada Tauhid, untuk menyatakan hak-hak Allah dari Tauhid-Nya, ibadah dan kebesaran-Nya dan untuk menerangkan hal-hal guna membebaskan seseorang dari dan menolak Syirik.
Mengenai dakwah para nabi dan rasul, Allah berfirman : “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat untuk menyerukan : "Sembahlah Allah saja dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang di beri petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya." (Q.S. An-Nahl : 36).
Kewajiban terbesar dari seorang hamba adalah, bahwa hamba tersebut harus mengetahui dengan jelas mengenai hak-hak Allah dalam Tauhid-Nya dan harus menyeru kepadanya serta demikian pula untuk memperingatkan terhadap Syirik dan membebaskan diri dari orang-orangnya yang terlibat syirik, inilah kewajiban terbesar dan yang termasuk dalam firman Allah : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Al-Imran : 104).
Allah menggambarkan mereka yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran sebagai orang-orang yang beruntung, tidaklah mungkin melakukan hal ini kecuali dengan mempelajari dan mengajarkan Tauhid dan menyebarkan ilmu itu dan dengan mengetahui aspek-aspek yang berbeda dari Tauhid dan yang di wajibkan kepada Allah, sampai hati seorang hamba teguh atas Tauhid dan menyeru manusia kepadanya, demikian halnya dengan Syirik, tidak dapat di ketahui dan di peringatkan darinya, kecuali dengan memiliki pengetahuan mengenainya.
Syirik memiliki beragam bentuk, sebagai contoh Syirik Al-Akbar (syirik besar), yang memiliki berbagai bentuk, demikian pula Syirik Al-Asghar, yakni syirik kecil yang tidak mengeluarkan seseorang dari Islam, di negara-negara yang berbeda, mengetahui berbagai jenis Syirik membutuhkan ilmu.
Ilmu ini tentang syirik tidak dapat di peroleh oleh seorang penuntut ilmu sampai dia mengetahui Tauhid dan memperingatkan terhadap Syirik adalah landasan dakwah para Nabi dan Rasul dan hal tersebut adalah merupakan warisan kenabian.
Segala sesuatu yang mengikuti Tauhid, karena Tauhid lah landasannya, penegakkan Tauhid membawa kebaikan bagi setiap individu dan masyarakat yang lebih besar, sebagai akibat dari Syirik dan jauhnya dari Tauhid adalah berbagai cobaan dan hukuman.
Nabi Ibrahim As adalah khalil Allah, yang mengkhawatirkan Syirik terhadap dirinya, ketika dia berdo'a di dalam Al-Qur’an : “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata : "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Makkah), negeri yang aman dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala." (Q.S. Ibrahim : 35). Nabi Ibrahim As adalah Khalil Allah di antara para Rasul dan beliau menempati kedudukan yang mulia di mata Allah, namun dia mengkhawatirkan Syirik bagi dirinya.
Dalam mengomentari ayat ini, Ibrahim Taymi dari kalangan pembesar tabi'in berkata : “Dan yang selamat dari cobaan ini (syirik) setelah Ibrahim." Karena alasan inilah, seseorang harus memiliki ketakutan yang besar akan terjatuh ke dalam Syirik, demikian pula memiliki ketakutan yang besar dari menjauhnya terhadap Tauhid.
Hal ini akan mendorong seorang hamba untuk bersungguh-sungguh mempelajari Tauhid dan berbagai jenis Syirik dan bersikap tegas terhadap orang-orang (yang melakukan) Syirik dengan lisan dan dengan dalil, sebagaimana Allah berfirman : “Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al-Qur'an dengan jihad yang besar." (Q.S. Al-Furqan : 52). Di masa kini, kita menemukan bahwa banyak orang yang mengajak kepada Tauhid dan memperingatkan terhadap Syirik, hanya melakukannya secara singkat dan tidak terperinci, hal ini secara umum dapat di terima dalam masyarakat luas, karena tidak ada perbedaan di dalamnya atau hujjah atasnya, karena hanya di sebutkan secara ringkas.
Pemahaman orang-orang terhadap Tauhid dan Syirik berbeda-beda di antara mereka, sebagai contoh ketika anda memperingatkan dari perbuatan Syirik secara singkat di beberapa bagian dunia, sebagian orang akan memahaminya sebagaimana Syirik yang terdapat pada keyakinan umat Kristen, seperti menjadikan Yesus sebagai anak Allah, seperti seseorang yang mengatakan, "Jangan menyebut Muhammad sebagai anak Allah, ini adalah Syirik, namun engkau boleh mengatakan yang selain itu sebagaimana yang engkau inginkan dan mengangkat dia kepada derajat sampai engkau dapat memohon pertolongan kepadanya dan memberikan kepadanya sebagian hak peribadatan yang hanya di miliki oleh Allah, seperti meminta pertolongan dan bahwa dia memiliki beberapa kekuasaan atas dalam urusan-urusan dunia."
Jenis dakwah kepada Tauhid semacam ini dapat di temukan di banyak negeri, misalnya jika anda memperingatkan kelompok penyembah kuburan terhadap Syirik secara singkat dengan mengatakan : “Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya : "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah), sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar." (Q.S. Luqman : 13). Mereka mungkin memahaminya sebagai sesuatu selain perbuatan mereka menyembah kuburan,namun ketika anda menerangkannya secara terperinci, maka inilah yang membedakan para da'i (penyeru) Ahlus Sunnah dari yang lainnya.
Orang-orang (yang mengikuti) Sunnah menjelaskan Tauhid secara terperinci, pada hari ini anda menyaksikan banyak kelompok menetapkan dakwah kepada Tauhid, namun tidak menjelaskannya secara detail, karena alasan inilah, dakwah kepada Tauhid akan bermanfaat bagi penuntut ilmu, mempelajarinya dengan terperinci, sehingga dia dapat berdakwah kepadanya di daerahnya, di mana mungkin saja terdapat atau tidak terdapat Syirik, dari Tauhid adalah untuk mengagungkan Allah karena kebesaran-Nya, berharap hanya kepada-Nya, takut hanya kepada-Nya, bergantung hanya kepada-Nya dan mendekatkan diri hanya kepada-Nya, meminta hanya kepada-Nya dan demikian pula menetapkan di antara hak-hak Allah yang hanya ada pada-Nya.
Demikian pula ketika dia menjelaskan mengenai Syirik, dia menerangkannya secara rinci dan menyebutkan dalilnya dan juga menyebutkan berbagai jenis Syirik yang di temukan di daerahnya, jika tidak terdapat Syirik maka dia memperingatkan manusia agar tidak jatuh ke dalam Syirik. Sebagai contoh, jika kita melihat pada negara ini yang Allah telah memampukan dengan dakwah para Imam yang memulihkan agama, orang-orang mencintai Tauhid dan membenci Syirik, namun ketika banyak orang berbicara mengenai Tauhid, mereka menyebutkannya secara ringkas. Anda akan menemukan orang-orang yang menyeru kepada Tauhid pada hari ini berbeda dengan yang terdapat pada 50 atau 100 tahun yang lalu, alasannya adalah, karena mereka tidak menerangkan Tauhid secara detail. Dengan menerangkannya secara terperinci, tentu akan menimbulkan kelembutan hati terhadap Allah dan hati yang mengangungkan Allah dan sebagai akibatnya, mereka akan mencintai orang-orang yang menegakkan.
Tauhid dan membenci orang-orang yang melakukan Syirik, manakala mereka mengenal Tauhid secara rinci, mereka akan memiliki keteguhan dan beramal dengannya dan menunjuki orang-orang kepadanya dan manakala mereka mengenal Syirik secara rinci, mereka takut terhadapnya melakukan segala bentuk perbuatan syirik, membebaskan diri dari dan menolak Syirik itu.
Anda akan menemukan bahwa umumnya orang-orang mengenali bahwa ini dan itu adalah syirik karena, di sebutkan secara ringkas, ketika sebagian orang mengunjungi negeri ini misalnya, mungkin mereka tidak menyadari, bahwa sebagian perbuatan yang mereka lakukan adalah Syirik, karena terbatasnya penjelasan mengenai Tauhid oleh para da,i.
Anda mungkin mengatakan kepada seorang dai, mengapa engkau tidak menjelaskan Tauhid secara terperinci? dia akan menjawab, saya telah berbicara mengenainya dan telah menyebutkan beberapa dalil, namun kemudian kita dapat berkata, apakah aspek-aspek yang Tauhid yang wajib, mengapa engkau tidak menjelaskannya secara terperinci, misalnya di wajibkannya kita untuk berharap, takut, cinta dan bertaubat hanya kepada Allah saja, apa artinya memohon pertolongan kepada selain Allah dan yang serupa dengannya berkorban kepada selain Allah dan lain-lain. Sebagian orang akan berkata, berkorban kepada selain Allah adalah Syirik, namun ketika kegiatan kurban selain kepada Allah, misalnya tradisi potong kerbau dalam rangka mendirikan bangunan (peletakan batu pertama) di hadirkan di hadapan mereka, mereka tidak mengenalinya sebagai bentuk kesyirikan, karena tidak di jelaskan kepada mereka secara terperinci, demikian juga menunjukkan puji syukur kepada selain Allah, anda akan menemukan hal ini biasa terdapat dalam masyarakat.
Allah berfirman mengenai hal ini : “Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir." (Q.S. An-Nahl : 83). Misalnya ketika seseorang di selamatkan dari kecelakaan pesawat atau mobil, akan berkata itu adalah pesawat yang bagus, mobil yang bagus tenntu saja kuat dan aman untuk di kendarai tanpa melandaskannya terlebih dahulu kepada Allah yang telah memberikan pertolongan-Nya, mereka tidak mengarahkan rasa syukur kepada Sang Pencipta.
Ini adalah Syirik pada lisan, puji dan syukur kepada Allah, pertama dan utama dan kemudian kepada penyebabnya, penyebab dari menyebarnya jenis Syirik seperti ini karena Tauhid tidak di jelaskan secara terperinci, ini merupakan penyebab terbesar dari cobaan atau musibah yang kita saksikan, adalah menyenangkan bagi syetan melihat kelemahan dalam penjelasan Tauhid.
Penyebab terbesar untuk mengumpulkan amal balk dan menghapus amal buruk dan menjadi wali Allah, adalah menjadi seorang penegak Tauhid, satu-satunya aspek terbesar yang di wahyukan kepada para nabi dan rasul adalah Tauhid, memerintahkan manusia untuk beribadah dan berbuat sesuatu hanya kepada Allah saja, seorang hamba Allah yang beriman harus mengetahui tentang Tauhid dan kebalikannya, yakni Syirik dan harus menyeru kepadanya dengan hikmah dan pelajaran dakwah yang baik, agar dapat melaksanakannya dengan baik, hal ini membutuhkan ilmu dan kesabaran dan ilmu itu harus jelas, kita menemukan sebagian da'i, mereka berbicara dan mendengar banyak hal mengenai Tauhid, namun mereka tidak sepenuhnya memahaminya, misalnya mereka menyebut Syirik kecil sebagai Syirik besar, atau mereka memasukkan sesuatu sebagai Tauhid, namun pada kenyataannya hal tersebut bukan dari Tauhid, misalnya takut dan harap yang dari jenis yang berbeda-beda, rasa takut sebagaimana yang di jelaskan oleh para ulama, adalah sebagai hak Allah adalah rasa takut yang tersembunyi, manakala sebagian da'i tidak menyadari perbedaan jenis-jenis rasa takut, maka kita katakan, kita membutuhkan pengetahuan yang jelas mengenai Tauhid, menyeru kepadanya adalah kewajiban umat ini, karena ini adalah hak Allah dan merupakan syahadat berupa persaksian, bahwa tidak ada Tuhan yang di sembah dengan benar kecuali Allah, kita harus mempelajari Tauhid beserta dalil-dalilnya dan mengetahui tujuan di balik pembelajaran itu, adalah hanya untuk mengagungkan Allah, manusia memiliki kebutuhan besar untuk mempelajari Tauhid, kita memohon kepada Allah, agar Dia menganugerahkan dalam kemudahan mempelajari ilmu agama dan mengajarkannya pula serta menjadikan kita sebagai penyeru kepada agama-Nya dan menyelamatkan kita dari tipu daya syetan, shalawat dan salam tercurah kepada Nabi Muhammad Saw, keluarganya dan para sahabat-sahabat beliau.

Posting Komentar untuk "BERDAKWAH KEPADA TAUHID"