Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

SEKILAS TENTANG DZIKIR ALA TASAWUF

Allah Yang Maha Tinggi menunjukkan jalan kepada para pencari supaya mengingati-Nya : “Dan hendaklah kamu sebut Dia sebagaimana Dia pimpin kamu." (Q.S. Al-Baqaraah : 198). Ini bermakna, Pencipta anda telah membawa anda ke peringkat kesadaran dan keyakinan yang tertentu dan anda hanya boleh mengingati-Nya menurut kadar dan kemampuan tersebut. Nabi Saw bersabda : “Ucapan dzikir yang paling baik adalah yang aku dan sekalian nabi-nabi bawa, itulah kalimah “Laa ilaaha illallaah.” Terdapat berbagai-bagai peringkat dzikir dan masing-masing ada cara yang berlainan. Ada yang di ucap dengan lidah secara kuat dan ada pula yang di ucapkan secara senyap, dari lubuk hati.

Pada peringkat permulaan, seseorang perlu menyebutkan ucapan dzikirnya dengan lidahnya secara berbunyi, kemudian peringkat demi peringkat dzikir mengalir ke dalam diri, turun kepada hati, naik kepada ruh dan seterusnya pergi semakin jauh, yaitu kepada bahagian rahasia-rahasia, pergi lagi kepada yang lebih jauh, yaitu bahagian yang tersembunyi sehinggalah kepada yang paling tersembunyi daripada yang tersembunyi, sejauh mana dzikir masuk ke dalam, peringkat yang di capainya, bergantung kepada sejauh mana Allah dengan kemurahan-Nya membimbing seseorang.

Dzikir yang di ucapkan dengan perkataan menjadi kenyataan, bahwa hati tidak Iupa kepada Allah, dzikir secara senyap di dalam hati adalah pergerakan perasaan, dzikir hati adalah dengan cara merasakan di dalam hati tentang kenyataan tentang keperkasaan dan keelokan Allah. 


Dzikir adalah melalui pancaran cahaya suci yang di pancarkan oleh keperkasaan dan keelokan Allah, dzikir pada tahap rahasia adalah melalui keghairahan (zauk) yang di terima daripada pemerhatian rahasia suci itu, dzikir pada bahagian tersembunyi membawa seseorang kepada : “Di tempat duduk yang hak, di sisi Raja Agung yang sangat berkuasa.” (Q.S. Qamar : 55).


Dzikir peringkat terakhir yang di sebut khafi al-khafi, yang paling tersembunyi daripada yang tersembunyi, membawa seseorang kepada suasana fana diri sendiri dan penyatuan dengan yang hak, dalam kenyataannya tiada sesiapa kecuali Allah yang mengetahui keadaan orang yang telah masuk ke dalam alam yang mengandungi semua pengetahuan, kesudahan kepada semua dan segala perkara.
“Dia mengetahui rahasia dan yang Iebih tersembunyi.” (Q.S. Thaha : 7). 


Bila seseorang telah melewati tahap dzikir-dzikir tersebut, maka suasana jiwa yang berlainan seolah-olah ruh lain lahir dalam diri seseorang, ruh ini Iebih tulen atau asli daripada ruh-ruh yang lain, ia adalah bayi kepada hati, bayi kepada hakikat, ketika dalam bentuk benih bayi ini mengajak dan menarik orang lain untuk mencari dan menemui yang hak, setelah ia lahir, bayi ini menggesa orang lain supaya mendapatkan Dzat Allah Yang Maha Tinggi. Ruh baharu ini yang di namakan bayi kepada hati dan juga benih serta keupayaannya tidak terdapat pada semua orang, ia hanya terdapat pada orang mukmin yang tulen. “Dia jualah yang tinggi derajat-Nya, yang memiliki arasy. Dia kirim ruh dari perintah-Nya kepada sesiapa yang Dia kehendaki." (Q.S. Al-Mukmin : 15). 

Ruh khusus ini di hantar daripada makam Yang Maha Perkasa dan di letakkan di dalam alam maya yang nyata, di mana sifat-sifat Pencipta menyata pada penciptaan, tetapi ruh ini adalah kepunyaan alam yang hak, ia tidak berminat dan tidak memperdulikan apa saja melainkan Dzat Allah. Nabi Saw bersabda : “Dunia ini tidak di sukai dan tidak di hajati oleh orang yang inginkan akhirat, akhirat pula tidak di hajati oleh orang yang inginkan dunia dan ia tidak akan di beri kepada mereka, tetapi bagi ruh yang mencari Dzat Allah dunia dan akhirat tidak menarik perhatiannya.”
 

Ruh untuk yang hak, orang yang memilikinya akan mencari, menemui dan bersama Tuhannya, apa saja yang anda buat di sini, dzahir anda mestilah menurut pada jalan yang lurus, ia hanya mungkin dengan mengikuti dan mematuhi serta memelihara peraturan dan hukum agama, untuk berbuat demikian, seseorang haruslah menyadari, mengingati Allah malam dan siang, dzahir dan batin, berkelanjutan, bagi mereka yang menyaksikan yang hak mengingati Allah adalah wajib sebagaimana perintah-Nya : “Maka hendaklah kamu ingat kepada Allah sambil berdiri dan sambil duduk dan sambil berbaring atas rusuk-rusuk kamu.” (Q.S. Nisaa' : 103). “Yang mengingati Allah sambil berdiri dan sambil duduk dan sambil berbaring dan memikirkan tentang kejadian Iangit-Iangit dan bumi sambil berkata : "Wahai Tuhan kami, Engkau tidak jadikan semua ini tidak dengan sia-sia, Maha Suci Engkau." (Q.S. Imraan : 191).

Posting Komentar untuk "SEKILAS TENTANG DZIKIR ALA TASAWUF"