Istighfar Para Nabi dan Rasul
Istighfar Nabi Adam As
Allah ّTa'ala telah menyebutkan dalam kitab-Nya Al-Qur’an yang mulia tentang para nabi dan rasul-Nya, berupa kesempurnaan peribadatan mereka, kesempurnaan penghinaan diri mereka, ketundukan mereka dan kepasrahan mereka kepada Rabb semesta alam.Mereka dalam kebaikan sebagai penuntun dan bagi orang-orang mendapat petunjuk di antara hamba-hamba-Nya sebagai teladan dan panutan, di samping kesempurnaan ini, mereka terus-menerus dalam taubat dan istighfar kembali kepada Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, Allah ّTa'ala telah menyebutkan di sejumlah tempat dalam Al-Qur'an tentang para nabi, permohonan ampunan mereka, serta taubat mereka kepada Allah.
Di antara hal itu adalah apa yang disebutkan Allah Ta'ala yang berkenaan dengan Nabi Adam As, Allah Ta'ala berfirman : "Dan Kami berfirman, 'Wahai Adam, tinggallah Engkau dan istrimu di surga, dan makanlah oleh kamu berdua darinya sepuasnya, dimana saja kamu berdua kehendaki dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, sehingga kamu berdua menjadi orang-orang zhalim, maka setan menggelincirkan keduanya darinya, ia mengeluarkan mereka berdua dari apa yang keduanya berada padanya dan Kami berfirman; 'Turunlah kalian, sebagian kalian menjadi musuh atas sebagian yang lain dan untuk kamu di bumi tempat tinggal serta kesenangan hingga waktu tertentu.' Adam pun menerima dari Rabbnya beberapa kalimat dan Dia pun menerima taubatnya. Sungguh Dia Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (Q.S. Al-Baqarah/2: 35-37).
Dan firman-Nya dalam ayat lain : "Dan wahai Adam, tinggallah engkau dan istrimu disurga dan makanlah kamu berdua dari mana saja kamu sukai dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, agar kamu berdua tidak termasuk orang-orang zhalim. Setan memberi was-was kepada keduanya untuk menampakkan bagi keduanya apa yang ditutupi dari kemaluan keduanya dan setan berkata, 'Tidaklah kamu berdua dilarang oleh Rabb kamu dari pohon ini, melainkan agar kamu berdua (tidak) menjadi dua malaikat atau kamu berdua menjadi mereka yang kekal. Dia bersumpah pada keduanya, 'Sungguh aku bagi kamu berdua termasuk para pemberi nasihat' Dia merayu keduanya dengan tipu daya. Keduanya mencicipi pohon itu, tampaklah kemaluan keduanya dan mulailah keduanya menutupi atas keduanya dengan daun-daun surga dan keduanya diseru oleh Rabb mereka berdua, 'Bukankah aku telah melarang kamu berdua dari pohon itu dan Aku katakan kepada kamu berdua; sungguh setan bagi kamu berdua adalah musuh yang nyata.' Keduanya berkata. 'Wahai Rabb kami, kami telah menzhalimi diri-diri kami dan jika Engkau tidak mengasihi kami. niscaya kami benar-benar termasuk mereka yang merugi." (Q.S. Al-A’raf/7: 20-23).
Dan firman-Nya : "Dan Adam durhaka kepada Rabbnya maka dia menyimpang, kemudian Rabbnya memilihnya dan menerima taubatnya serta memberinya petunjuk." (Q.S. Thaha/20: 121-122).
Istighfar Nabi Nuh As
Allah ّTa'ala menyebutkan pula tentang Nabi Nuh As ketika memohon pada Rabbnya dan menyeru kepada-Nya : "Sungguh anakku ini termasuk keluargaku dan sungguh janji-Mu adalah haq dan Engkau hakim paling bijak." (Q.S. Hud/11: 45).Ketika itu Nabi Nuh As dihinggapi belas kasih terhadap anaknya, sementara Allah Ta'ala telah menjanjikan baginya keselamatan keluarganya, maka beliau mengira janji itu berlaku umum bagi yang beriman dan yang tidak beriman dan karena itu beliau berdoa seperti ini, maka Allah Ta'ala berfirman kepadanya : "Wahai Nuh, sungguh ia bukan termasuk keluargamu, sungguh ia berada di atas amal tidak shalih, maka janganlah minta pada-Ku apa yang engkau tidak memiliki ilmu tentangnya, sungguh Aku menasihatimu agar engkau tidak menjadi orang-orang yang bodoh." (Q.S. Hud/11: 46).
Akhirnya beliau menyesal atas apa yang telah terjadi lalu memohon kepada Rabbnya maaf dan pengampunan : "Dia berkata, 'Wahai Rabbku, sungguh aku berlindung dengan-Mu untuk mohon kepada-Mu apa yang aku tidak memiliki ilmu tentangnya dan jika Engkau tidak mengampuniku dan tidak merahmatiku, niscaya aku termasuk mereka yang merugi." (Q.S. Hud/11: 47).
Istighfar Nabi Ibrahim As
Allah ّTa'ala menyebutkan juga istighfar Ibrahim Al-Khalil Allah Ta'ala menyebutkan bahwa beliau berkata : "Wahai Rabb kami, berilah ampunan untukku dan untuk kedua orangtuaku dan untuk orang-orang beriman, pada hari ditegakkan hisab." (Q.S. Ibrahim/14: 41).
Dan firman-Nya : "Dan yang aku sangat harapkan adalah diberi ampunan untukku dari kesalahan-kesalahanku pada hari pembalasan." (Q.S. Asy-Syu'araa'/26: 82) dan firman-Nya : "Dan perlihatkan kepada kami manasik-manasik kami dan terimalah taubat kami, sungguh, Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (Q.S. Al-Baqarah/2: 128).
Istighfar Nabi Musa As
Begitu pula Allah Ta'ala menyebutkan istighfar Nabi-Nya Musa As, diantara hal itu adalah firman Allah ّTa'ala tentang Nabi Musa As, Dia berkata, 'Wahai Rabbku, sungguh aku menzhalimi diriku, berilah ampunan untukku,' maka Dia memberi ampunan kepada-nya. Sungguh Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.S. Al-Qashshash/28:16).
Dan Nabi Musa As berkata pula : "Wahai Rabbku, berilah ampunan untukku dan untuk saudaraku dan masukkanlah kami dalam rahmat-Mu dan Engkau Maha Penyayang di antara yang penyayang." (Q.S. Al-A'raf/7:151).
Dan Nabi Musa As berkata : "Mahasuci Engkau, aku bertaubat kepada-Mu dan aku termasuk orang-orang beriman yang pertama." (Q.S. Al-A'raf/7: 143) dan Nabi Musa As juga berkata : "Apakah Engkau akan membinasakan kami dengan sebab apa yang dilakukan orang-orang bodoh di antara kami, tidaklah ia melainkan cobaan-Mu, Engkau menyesatkan dengannya siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk siapa yang Engkau kehendaki, Engkau wali bagi kami, maka berilah ampunan untuk kami dan rahmatilah kami dan Engkau sebaik-baik Dzat yang memberi ampunan. Tuliskan untuk kami di dunia ini kebaikan dan di akhirat, sungguh kami kembali kepadaMu.
Dia berfirman. 'Azab-Ku Aku timpakan kepada siapa Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu, Aku akan menuliskannya kepada orang-orang bertaqwa, mengeluarkan zakat dan orang-orang yang beriman terhadap ayat-ayat Kami. Mereka yang mengikuti Rasul sang nabi ummi yang mereka dapati tertulis di sisi mereka dalam Taurat dan Injil." (Q.S. Al-A'raf/7:155-157).
Istighfar Nabi Daud As dan Nabi Sulaiman As Kemudian Allah Ta'ala menyebutkan istighfar Nabi Sulaiman As, Allah ّTa'ala berfirman : "Sungguh Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia) di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena sakit) lalu dia bertaubat. Dia berkata, 'Wahai Rabbku, berilah ampunan untukku dan berikan padaku kerajaan yang tidak patut bagi seseorang sesudahku, sungguh Engkau Maha Pemberi." (Q.S. Shaad/38: 34-35).
Lalu Allah Ta'ala menyebutkan istighfar Nabi Daud As : "Dan apakah telah datang kepadamu berita orang bersengketa ketika mereka menaiki mihrab, ketika mereka masuk kepada Daud dan dia terkejut oleh mereka. Mereka berkata, 'Janganlah takut dua orang bersengketa, salah seorang kami telah berbuat lalim kepada yang lainnya, maka putuskanlah di antara kami dengan kebenaran dan jangan berlaku curang, serta tunjukilah kami kepada selurus-lurus jalan. Sungguh saudaraku ini memiliki sembilan puluh sembilan kambing dan aku memiliki seekor kambing, lalu dia berkata, serahkanlah kambing itu kepadaku,' dan dia mengalahkanku dalam perdebatan. Dia berkata, 'Sungguh dia telah menzhalimimu ketika dia meminta kambingmu untuk digabungkan dengan kambingnya. Sungguh banyak di antara orang-orang yang berserikat, sebagiannya menzhalimi sebagian yang lain, kecuali orang-orang beriman dan beramal shalih. namun mereka itu sedikit sekali.' Lalu Daud menyadari bahwa Kami telah mengujinya, maka dia memohon ampunan kepada Rabbnya lah tersungkur ruku' dan bertaubat, maka Kami pun mengampuni untuknya hal itu dan sungguh baginya di sisi Kami kedekatan dan kebaikan tempat kembali." (Q.S. Shaad/38: 21-25).
Istighfar Nabi Yunus As
Allah Ta'ala menyebutkan pula tentang Nabi Yunus As : "Dan Dzunnun (sahabat Ikan) ketika pergi dalam keadaan marah dan dia mengira kami tidak menetapkan atasnya, maka dia menyeru dalam kegelapan, bahwa tidak ada sembahan yang haq kecuali Engkau, Mahasuci Engkau, sungguh aku termasuk orang-orang zhalim, maka Kami mengabulkan untuknya dan menyelamatkannya dari kegundahan. Demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman." (Q.S. AlAnbiyaa/21': 87-88)`
Ayat-ayat di atas mencakup taubat para nabi, istighfar mereka, keagungan taubat mereka kepada Allah Ta'ala, Allah Ta'ala telah menyebutkannya di kitab-Nya dalam rangka sanjungan atas mereka, penjelasan keutamaan mereka dan kesempurnaan mereka, agar manusia mengikuti mereka dan meneladani mereka.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata. "Dan Allah ّTa'ala mengkisahkan kepada kita kisah-kisah taubat para nabi, agar kita meneladani mereka dalam pertaubatan." (Majmu' Al-Fatawa 15/180).
Betapa indah bagi seorang Muslim mencermati kisah-kisah mulia ini dan keadaan agung yang berada di atasnya manusia-manusia pilihan para Nabi Allah Ta'ala dan Rasul-Rasul-Nya, lalu menjadikan mereka sebagai tauladan dalam menetapi taubat kepada Allah ّTa'ala kembali kepada-Nya dan memperbanyak istighfar, sungguh yang demikian itu terdapat ketinggian derajat, kesinambungan kebaikan dan banyaknya pemberian. Sungguh Allah Ta'ala menyukai orang-orang bertaubat dan menyukai orang-orang membersihkan diri.
Posting Komentar untuk "Istighfar Para Nabi dan Rasul"
Terimakasih atas kunjungan anda...