Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

Apakah Bisa Mengetahui Sifat-Sifat Ruh?

Apakah Kita Bisa Mengetahui Sifat-Sifat Ruh?

Ruh diciptakan dari jenis bahan yang tidak ada yang semisal dengannya di alam nyata, maka dari itu kita tidak bisa mengetahui sifat-sifatnya, akan tetapi Allah telah menjelaskan kepada kita bahwa ruh itu naik dan turun, mendengar, melihat serta berbicara dst, hanya saja sifat-sifat tersebut berbeda dengan sifat-sifat jasad yang kita kenal, maka naik dan turunnya, mendengar, melihat, berdiri dan duduknya bukanlah seperti yang kita ketahui, sebagaimana Nabi Saw juga memberitakan, bahwa ruh itu dibawa naik ke langit yang paling tinggi, kemudian dikembalikan ke kubur dalam waktu yang singkat, diberi nikmat atau disiksa, yang pasti semua itu berbeda dengan apa yang telah kita ketahui.

Ruh Berbeda Dengan Badan

1) Sebagian kaum filsafat dan ahli bid'ah dari kalangan Jahmiyyah dan Mu'tazilah berpendapat bahwa ruh itu bagian atau sifat dari badan, sebagian mengatakan,"Ruh itu adalah nafas atau udara yang beredar didalam tubuh", sebagian yang lain mengatakan, "Ruh itu adalah kehidupan, sesuatu yang tercampur atau badan itu sendiri". Maka dari itu mayoritas dari mereka mengingkari adanya siksa kubur, sehingga bagi mereka tidak ada ruh yang diberi nikmat atau disiksa di alam kubur, akhirnya merekapun menolak dalil-dalil yang menyatakan hal itu. Dengan ini, mereka telah mendustakan berbagai dalil mutawatir dan mengingkari pokok agama yang seharusnya sudah mereka ketahui.

2) Kaum filsafat lainnya menyatakan bahwa jiwa itu tetap ada setelah berpisah dengan badan, akan tetapi mereka namakan sebagai akal, dan bagi mereka, akal itu berbeda dengan segala zat dan sifat-sifatnya, zat yang mereka maksud adalah jasad, sedangkan akal adalah sesuatu yang berdiri sendiri, tidak bergerak, tidak diam dan tidak berubah sama sekali. Maka dari itu mereka mengatakan, apabila ruh berpisah dari badan, maka keadaannya akan pasif, baik ditinjau dari segi ilmu, pemahaman, pendengaran, penglihatan, keinginan, senang serta kegembiraan dst dalam berbagai hal yang mungkin bisa berubah, bahkan ruh itu akan tetap berada pada kondisi yang satu seperti permulaannya dan akan abadi, sebagaimana yang mereka sangkakan terhadap akal dan jiwa.

3) Sebagian kaum filsafat lainnya menyifati ruh dengan apa yang mereka istilahkan sebagai wajibul wujud (sesuatu yang pasti ada), padahal kenyataan sesuatu dengan sifat-sifat itu
tidak mungkin ada, mereka menyatakan, ruh itu tidak didalam tubuh dan tidak juga diluarnya, tidak berpisah dengan badan dan tidak juga menyatu dengannya, tidak bergerak dan tidak juga diam, tidak naik dan tidak juga turun, bukan sesuatu yang nyata dan bukan juga sesuatu yang abstrak.

Dua kelompok mengakui keberadaan ruh yang berpisah dari badan, akan tetapi dikarenakan ruh adalah makhluk yang tidak sejenis dengan badan bahkan berbeda sama sekali, maka mereka sulit untuk mendefinisikan dan menggambarkannya. Sebab utama mereka menyimpang dalam hal ini adalah, dikarenakan mereka sangat mengandalkan akal dan berbagai kias buatan mereka dalam meneliti perkara gaib ini.

Adapun orang-orang yang mentaati Allah dan Rasul-Nya serta beriman kepada keduanya, maka Allah menunjuki mereka, sehingga mereka mengetahui bahwa ruh itu merupakan satu bentuk perwujudan yang berbeda dengan perwujudan badan yang nyata ini, itulah perwujudan nurani yang tinggi ringan hidup dan bergerak, ada dan mengalir didalam inti inti anggota badan seperti mengalirnya air dalam bunga mawar, seperti mengalirnya minyak dalam buah zaitun, demikian juga bagai api dalam bara.
Selama jasad ini masih bisa menerima makhluk yang halus ini, maka dia akan tetap bergabung dengan badan, sehingga badan akan tetap bisa merasakan, bergerak dan berkeinginan. Akan tetapi apabila jasad telah rusak dikarenakan telah dikuasai campuran-campuran yang berat dan sebagainya, sehingga tidak bisa lagi bereaksi dengan ruh, maka ruh akan berpisah dari jasad menuju alam arwah.
Diantara dalil yang mejelaskan bahwa ruh itu merupakan sesuatu yang berbeda dengan jasad adalah sebagai berikut : "Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir." [Q.S. Az-Zumar (39) : 42].

Kalau kalian melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan bagian belakang mereka (dan berkata): "Rasakanlah olehmu siksa
neraka yang membakar", (tentulah kamu akan merasa ngeri). [Q.S. Al-Anfaal (8): 50].

"Alangkah dahsyatnya sekiranya kalian melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu". [Q.S. Al-An'aam (6) : 93].

"Sekali-kali jangan. apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan. Dan dikatakan (kepadanya): "Siapakah yang dapat menyembuhkan?". Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia). (29) Dan bertaut betis (kiri) dan betis (kanan). Kepada Tuhanmulah pada hari itu kalian dihalau." [Q.S. Al-Qiyaamah (75) : 26-30].

"Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan. Padahal kamu ketika itu melihat. [Q.S. Al-Waqi'ah (56) : 83-84].

Dari ayat-ayat yang mulia ini jelas, bahwa yang ditahan, dimatikan dan yang sampai ke kerongkongan pastilah sesuatu yang hakiki dan berbeda dengan jasad. Hadits-hadits yang telah kita sebutkan juga menguatkan hal ini, Rasulullah Saw menceritakan bahwa malaikat maut mencabut nyawa, kemudian para malaikat meletakkannya didalam kafan surga atau didalam karung neraka sesuai dengan keshalihan dan kefasikannya, lalu dibawa melakukan perjalanan jauh menembus langit-langit, jika jiwa itu shalih, maka akan dibukakan baginya pintu-pintu langit, dan akan ditutup pintu-pintunya apabila yang datang adalah jiwa yang jelek, setelah itu dikembalikan ke jasadnya, ditanya, disiksa atau diberi nikmat. Arwah syuhada tinggal dikantung-kantung burung hijau, ketika nyawa dicabut, pergerakannya akan diikuti pandangan mata."

Semua kumpulan dalil ini memberikan petunjuk dengan pasti bahwa ruh itu adalah sesuatu yang berbeda dari badan dan akan tetap ada setelah berpisah dari badan.

Posting Komentar untuk "Apakah Bisa Mengetahui Sifat-Sifat Ruh?"