Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

KEBENARAN DAN KEPALSUAN (TENTANG SYIRIK)

Empat perkara besar yang selalu dimohonkan Rasulullah Saw kepada Allah Swt adalah pertama untuk diri sendiri dan dianjurkaan kepada umatnya adalah :
  1. Supaya beliau selalu dapat melihat setiap yang benar itu adalah kebenaran,
  2. Supaya beliau selalu diberi kemampuan oleh Allah Swt untuk supaya selalu dapat mengikuti kebenaran itu,
  3. Supaya beliau selalu dapat melihat setiap yang salah dan keliru adalah sebagai kesalahan dan kekeliruan,
  4. Supaya beliau selain diberi kemampuan oleh Allah Swt untuk selalu dapat menjauhkan diri beliau dari kekeliruan dan kesalahan.
Sesungguhnya keempat perkara yang diatas ini adalah perkara-perkara yang amat besar dan amat penting, setiap manusia harus turut melaksanakan dan menjadikannya sebagai tugas hidup yang tidak boleh ditawar dan dihindari sama sekali, tetapi ada lagi perkara yang lebih besar dan lebih penting dari keempat perkara tersebut diatas, yaitu turut menyebarkan akan kebenaran dan mengikuti suatu kebenaran tersebut sebagai suatu pekerjaan yang biasa dilakukan sehari-hari, ini adalah pekerjaan yang berat tetapi suatu pekerjaan yang mulia.Manusia yang memiliki kekuatan berfikir (akal) yang demikian hebat, dianggap Allah Swt hidupnya akan merugi jika turut menyebarkan kebenaran yang sudah dapat dilihat dan dirasakan dan diikutinya tersebut, manusia yang tidak merugi adalah manusia yang mempergunakan seluruh kehidupannya didunia ini dan ditengah-tengah masyarakat bukan hanya untuk makan dan minum, bukan untuk berfoya-foya dan bersenang-senang, apalagi dalam lingkungan kemaksiatan, akan tetapi mempergunakan seluruh kehidupannya untuk turut menyebarkan kebenaran itu sendiri.

Jadi manusia yang sempurna menurut ukuran kemanusiaan itu sendiri adalah yang dapat melihat kebenaran dan istiamah mengikuti kebenaran tersebut dan turut menyebarkannya ditengah-tengah masyarakat dimanapun ia berada, nilai hidup manusia akan merosot sekali bila tidak turut menyebarkan kebenaran, sebab untuk meningkatkan hidup sebagai manusia yang memang melebihi daripada makhluk lainnya yang tidak punya akal, maka seharusnya manusia turut aktif dalam mengikuti kebenaran dan menyebarkan kebenaran itu, Apakah kebenaran itu? Kebenaran itu adalah beribu-ribu macam dan ragamnya, kecil dan besar, bagaimanapun juga kecil dan besarnya, maka kebenaran itu sangat penting sebab sungguh berguna bagi kelangsungan hidup manusia dan bagi makhluk-makhluk lainnya, dan bagaimanapun juga besar dan kecilnya kesalahan atau kekeliruan itu akan tetap penting pula, tidak boleh diabaikan begitu saja, karena pasti akan merusak kelangsungan kehidupan manusia dan makhluk lainnya.

Contohnya adalah 2x2=4 adalah suatu kebenaran, jika 2x2=5 adalah suatu kekeliruan, menolong sesama manusia yang susah adalah kebenaran, mencelakakan dan menganiaya sesama manusia atau makhluk lainnya adalah kekeliruan, hidup bercinta kasih, tolong menolong, dan hormat menghormati adalah kebenaran, hidup saling membenci, saling bermusuhan, bersilang sengketa, hina menghinakan adalah merupakan kekeliruan yang besar, salah dan nyata akan kesalahan dan kekeliruannya.

Kebenaran itu beribu-ribu macam jumlahnya, kecil dan besar, sedang dan berat, tetpi ketahuilah, bahwa induk segala kebenaran itu adalah kalimah tauhid yang sejati, yaitu “Laa ilaaha illallaah”, yang mengandung tekad dan keyakinan bahwa tiada tuhan selain Allah Swt, tiada tuhan yang wajib disembah selain Allah Swt, bahwa tuhan itu satu adanya, yaitu Allah Swt, bila tauhid adalah raja dari segala kebenaran, maka lawannya adalah yaitu syirik, dan syirik ini adalah raja dari segala kekeliruan, yang artinya mempersekutukan tuhan, yaitu menganggap tuhan lain selain tuhan, itu adalah kebalikan dari tuhan yang satu, yaitu pengertian tuhan yang maha esa itu sendiri.

Agama Islam diturunkan Allah Swt kepermukaan bumi ini untuk mengajarkan umat manusia dan jin supaya bertauhid dan melenyapkan syirik, ketahuilah, bahwasanya seluruh Nabi-nabi dan Rasul-rasul sejak dari Nabi Adam As sampai kepada Nabi Muhammad Saw semuanya mengajarkan dan mengutamakan tauhid, semuanya memberantas kesyirikan, Allah Swt berfirman,”Kepada semua Rasul-Rasul yang Kami utus sebelum engkau ya Muhammad, Kami wahyukan bahwa tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah olehmu akan Aku.” (Q.S Al-Anbiyaa’ : 25).

Allah Swt akan sangat murka dan marah terhadap manusia dan jin yang berlaku syirik, yang menganggap tuhan selain Allah Swt, perbuatan syirik itu dianggap Allah Swt satu kesesatan yang amat jauh dan besar kesalahannya, satu dosa yang tak sanggup Tuhan untuk mengampuninya, Allah Swt berfirman,”Sesungguhnya Allah tidak memberi ampunan bagi orang yang mempersekutukan-Nya (syirik) dan Allah sanggup membeeri ampunan terhadap dosa-dosa selain syirik itu bagi siapa yang Ia kehendaki, dan siapa yang syirik (mempersekutukan Allah), sungguh orang itu sudah tersesat sejauh-jauh kesesatan.” (Q.S An-Nisaa’ : 116), “Sesungguhnya syirik itu adalah dosa yang maha besar.” (Q.S Luqman : 3).

Syirik ini bertingkat-tingkat, ada syirik kecil dan ada yang besar, dan sangat besar, termasuk syirik kecil adalah bermohon atau meminta sesuatu dengan perantaraan kubur-kubur atau tempat keramat atau lain sebagainya tempat meminta yang selain dari meminta kepada Allah Swt, sedangkan syirik yang besar adalah menyembah sesuatu selain Allah Swt, seperti menyembah gunung, patung, binatang dan lain sebagainya, dan puncak dari segala sifat kesyirikan adalah menganggap Allah Swt mempunyai anak, mengambil anak, dan beranak, Allah Swt berfirman,”Mereka katakan Allah mengambil anak atau beranak, sungguh kamu yang berkata demikian itu sudah melakukan satu kesalahan yang amat hebat, hampir langit-langit pecah belah, dan bumi koyak-koyak dan gunung-gunung runtuh berkepingan karena mendengarkan ucapan yang mengatakan Tuhan beranak itu, tidaklah pantas bagi Allah beranak, seluruh penghuni langit dan penghuni bumi akan datang kepada Allah sebagai budak, ucapan yang demikian itu akan dicatat oleh Allah dan akan diperhitungkan benar-benar.” (Q.S Maryam : 88-94).

Menyebarkan induk dari segala kebenaran tauhid ini, kepada sesama manusia adalah kewajiban setiap muslim dimana saja mereka berada dan kapan saja dengan tidak memandang waktu dan tempat.

Posting Komentar untuk "KEBENARAN DAN KEPALSUAN (TENTANG SYIRIK) "