DZIKIR HARIAN PARA MUSLIMAH
Rasulullah bersabda : "Dari lbnu Abbas bahwa Juwairiyah, sesungguhnya Nabi Saw keluar dari tempatnya pada waktu pagi dini hari tatkala hendak shalat shubuh, sedangkan Juwairiyah berada di tempat shalatnya, kemudian setelah waktu dhuha beliau pulang dan ternyata Juwairiyah masih tetap duduk, lalu beliau bertanya, "Jadi engkau masih seperti keadaan tatkala aku meninggalkanmu?" Dia menjawab, "Benar." Nabi Saw berkata, "Telah kukatakan sesudahmu empat ucapan sebanyak tiga kali, jika ia di timbang dengan apa yang engkau katakan sesudah hal ini, tentu la akan memberatkan timbangannya, yaitu "SubhanaIIah, wabihamdihi 'adada khalqihi, waridha nafsihi, wazinata 'arsyihi, wa midada kalimatihi." Artinya : "Maha suci Allah, dengan puji-Nya sebanyak makhluk-Nya dan seberat 'Arsy-Nya dan seluas kalimat-kalimat-Nya." (H.R. Muslim).
Berlomba-lomba dalam kebaikan merupakan hal yang amat menyenangkan. Al-Qur'an telah memberitahukan kepada kita tentang hal ini serta menyeru agar melaksanakannya dengan segenap kemampuan. Firman Allah : "Dan, bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendirl) yang ia menghadap kepadanya, maka berlomba-Iombalah kamu berbuat kebaikan." (Q.S. AI-Baqarah :148) Hal ini harus di lakukan karena kehidupan tidak selamanya dalam keadaan aman, sedangkan ajal tidak di ketahui dan bagaimana kesudahannya juga masih samar.
Apa yang mungkin pada hari ini, boleh jadi tidak mungkin besoknya, pada hari ini ada amal dan tidak ada hisab, namun besoknya ada hisab dan tidak ada amal. Berangkat dari sini para wanita muslimah, haruslah menyelaraskan amal-amalnya, meneliti hal-hal yang bisa membangkitkan ketaatan dan menyempurnakan ibadah, lalu dia berusaha menyempurnakan amal ibadahnya. Dalam wasiat ini, Rasulullah Saw menyampaikan beberapa ucapan, andaikata di ucapkan wanita muslimah maka dia akan memperoleh pahala yang melimpah.
Marilah kita amati wasiat Nabawy ini dan kita pelajari bersama. Perkataan lbnu Abbas: "Wahiya Fi masjidiha," yaitu tempat shalat Juwairiyah yang ada di rumahnya. Juwairiyah adalah putri Al-Harits Al-Khuza'iyah dari bani Al-Musththaliq. Dia adalah ummul mukmin, dulu namanya Barrah, lalu Nabi Saw merubahnya kemudian menikahinya. Dia meninggal dunia pada tahun ke-50 sesudah hijrah, menurut riwayat yang shahih. Perkataan beliau: “Subhanallah wa bihamdihi 'adada khalqihi", artinya sebanyak masing-masing dari makhluk-Nya, menurut Imam Asy-Syuyuthy, artinya sebanyak semua makhluk-Nya. Perkataan beliau: "Waridha nafsihi“, yakni aku bertasbih seperti yang di ridhai-Nya.
Menurut Imam Asy-Syuyuthy, artinya seperti ridha dzat-Nya yang mulia, atau dengan sebab yang menjadi perubahannya atau dengan ukuran yang di ridhai dzat-Nya serta yang di pilihnya, perkataan beliau : "Wazinata 'arsyhihi", maksudnya aku bertasbih laksana seberat ‘arsynya, padahal tidak ada yang mengetahui beratnya kecuali Allah Subhanahu wa Ta'aIa. Perkataan beliau: "Midada kalimatihi", maknanya seperti itulah dalam hal bilangannya. Adapula yang berpendapat dalam hal pahala. Al-Mida, di sini merupakan mashdar dengan pengertian Al-Madadu, yang berarti sesuatu yang banyak, menurut para ulama, penggunaannya di sini sebagai kiasan, sebab kalimat-kalimat Allah tidak bisa di batasi dengan suatu bilangan atau pun yang lainnya, jadi yang di maksudkan adalah peningkatan dalam jumlah yang banyak, sebab pada awal mula di sebutkan dengan pembatasan bilangan yang banyak, yaitu bilangan-bilangan makhluk-Nya, kemudian 'Arsy-Nya, kemudian dengan lebih sehingga tidak bisa di batasi dengan suatu bilangan, sebagai yang terjadi pada kalimat-kalimat Allah. Hadits ini merupakan dalil keutamaan kalimat-kalimat tersebut, orang yang mengucapkannya tentu akan mengetahui fadhilah pengulangan sebagaimana yang di sebutkan dalam riwayat At-Tirmidzi dan An-Nasai.
Hal ini tidak di maksudkan agar di katakan bahwa keberatan orang yang mengucapkan kalimat-kalimat itu lebih ringan daripada orang yang mengulangi lafazh dzikir, sehingga sampai pada bilangan-bilangan tersebut.
lni merupakan masalah yang di sampaikan Nabi Saw kepada hamba-hamba Allah sebagai perantara bagi mereka dan untuk memperbanyak pahala tanpa harus berbuat yang meletihkan.
Menurut lzzudin bin Abdus-Salam Ra di dalam AI-Fafawa, boleh jadi sebagian dzikir lebih utama dari sebagian yang lain karena keumumannya dan pencakupannya terhadap semua sifat-sifat dzatiyah dan Fi'liyah, sehingga yang sedikit seperti kalimat-kalimat ini justeru lebih utama daripada yang lain yang banyak.
Wahai Ukhti Muslimah! Jika anda menghendaki pahala yang melimpah dan ganjaran yang agung, maka anda harus melakukan dzikir secara terus-menerus dan bergaul dengan orang-orang yang baik, kesudahannya, tentu anda akan masuk syurga dengan selamat.
Berlomba-lomba dalam kebaikan merupakan hal yang amat menyenangkan. Al-Qur'an telah memberitahukan kepada kita tentang hal ini serta menyeru agar melaksanakannya dengan segenap kemampuan. Firman Allah : "Dan, bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendirl) yang ia menghadap kepadanya, maka berlomba-Iombalah kamu berbuat kebaikan." (Q.S. AI-Baqarah :148) Hal ini harus di lakukan karena kehidupan tidak selamanya dalam keadaan aman, sedangkan ajal tidak di ketahui dan bagaimana kesudahannya juga masih samar.
Apa yang mungkin pada hari ini, boleh jadi tidak mungkin besoknya, pada hari ini ada amal dan tidak ada hisab, namun besoknya ada hisab dan tidak ada amal. Berangkat dari sini para wanita muslimah, haruslah menyelaraskan amal-amalnya, meneliti hal-hal yang bisa membangkitkan ketaatan dan menyempurnakan ibadah, lalu dia berusaha menyempurnakan amal ibadahnya. Dalam wasiat ini, Rasulullah Saw menyampaikan beberapa ucapan, andaikata di ucapkan wanita muslimah maka dia akan memperoleh pahala yang melimpah.
Marilah kita amati wasiat Nabawy ini dan kita pelajari bersama. Perkataan lbnu Abbas: "Wahiya Fi masjidiha," yaitu tempat shalat Juwairiyah yang ada di rumahnya. Juwairiyah adalah putri Al-Harits Al-Khuza'iyah dari bani Al-Musththaliq. Dia adalah ummul mukmin, dulu namanya Barrah, lalu Nabi Saw merubahnya kemudian menikahinya. Dia meninggal dunia pada tahun ke-50 sesudah hijrah, menurut riwayat yang shahih. Perkataan beliau: “Subhanallah wa bihamdihi 'adada khalqihi", artinya sebanyak masing-masing dari makhluk-Nya, menurut Imam Asy-Syuyuthy, artinya sebanyak semua makhluk-Nya. Perkataan beliau: "Waridha nafsihi“, yakni aku bertasbih seperti yang di ridhai-Nya.
Menurut Imam Asy-Syuyuthy, artinya seperti ridha dzat-Nya yang mulia, atau dengan sebab yang menjadi perubahannya atau dengan ukuran yang di ridhai dzat-Nya serta yang di pilihnya, perkataan beliau : "Wazinata 'arsyhihi", maksudnya aku bertasbih laksana seberat ‘arsynya, padahal tidak ada yang mengetahui beratnya kecuali Allah Subhanahu wa Ta'aIa. Perkataan beliau: "Midada kalimatihi", maknanya seperti itulah dalam hal bilangannya. Adapula yang berpendapat dalam hal pahala. Al-Mida, di sini merupakan mashdar dengan pengertian Al-Madadu, yang berarti sesuatu yang banyak, menurut para ulama, penggunaannya di sini sebagai kiasan, sebab kalimat-kalimat Allah tidak bisa di batasi dengan suatu bilangan atau pun yang lainnya, jadi yang di maksudkan adalah peningkatan dalam jumlah yang banyak, sebab pada awal mula di sebutkan dengan pembatasan bilangan yang banyak, yaitu bilangan-bilangan makhluk-Nya, kemudian 'Arsy-Nya, kemudian dengan lebih sehingga tidak bisa di batasi dengan suatu bilangan, sebagai yang terjadi pada kalimat-kalimat Allah. Hadits ini merupakan dalil keutamaan kalimat-kalimat tersebut, orang yang mengucapkannya tentu akan mengetahui fadhilah pengulangan sebagaimana yang di sebutkan dalam riwayat At-Tirmidzi dan An-Nasai.
Hal ini tidak di maksudkan agar di katakan bahwa keberatan orang yang mengucapkan kalimat-kalimat itu lebih ringan daripada orang yang mengulangi lafazh dzikir, sehingga sampai pada bilangan-bilangan tersebut.
lni merupakan masalah yang di sampaikan Nabi Saw kepada hamba-hamba Allah sebagai perantara bagi mereka dan untuk memperbanyak pahala tanpa harus berbuat yang meletihkan.
Menurut lzzudin bin Abdus-Salam Ra di dalam AI-Fafawa, boleh jadi sebagian dzikir lebih utama dari sebagian yang lain karena keumumannya dan pencakupannya terhadap semua sifat-sifat dzatiyah dan Fi'liyah, sehingga yang sedikit seperti kalimat-kalimat ini justeru lebih utama daripada yang lain yang banyak.
Wahai Ukhti Muslimah! Jika anda menghendaki pahala yang melimpah dan ganjaran yang agung, maka anda harus melakukan dzikir secara terus-menerus dan bergaul dengan orang-orang yang baik, kesudahannya, tentu anda akan masuk syurga dengan selamat.
Posting Komentar untuk "DZIKIR HARIAN PARA MUSLIMAH"
Terimakasih atas kunjungan anda...