Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

KUNCI MENCAPAI KERIDHAAN ALLAH Swt

Pada dasarnya setiap manusia apabila memasuki agama Allah Swt adalah di karenakan adanya secercah keimanan dasar untuk percaya terhadap yang maha menciptakan, tahap-tahap dasar pertama seseorang manusia untuk menuju kepada hamba yang shaleh dan shaleha guna mencapai keridhaan Allah Swt adalah pertama dengan adanya iman tadi, seterusnya melangkah kepada memasuki Agama Islam dengan cara dan syarat, yaitu :
  • Mengucapkan Kalimah Syahadat, dengan mengucapkan kalimah ini, maka seseorang manusia telah sah masuk pada Agama Islam yang di ridhai Allah Swt ini sesuai dengan aturan dalam Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Saw dan jangan mengada-ngadakan aturan baru bila ada seseorang yang masuk Islam.
  • Mendirikan shalat lima waktu dalam sehari semalam sepanjang hidupnya setelah masuk Islam, dengan mengikuti cara shalat Rasulullah Saw berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad Saw yang shahih dan terpercaya susunan sanadnya, jika menyimpang dari yang sedemikian adalah bid’ah dan ibadahnya tertolak, jika tertolak maka masuk neraka jahannam.
  • Berpuasa yang wajib pada pada Bulan Ramadhan, ini juga harus sesuai dengan mengikuti cara berpuasa Rasulullah Saw, baik yang puasa wajib maupun puasa sunnah yang berdasarkan kepada tuntunan Al-Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad Saw yang shahih dan terpercaya susunan sanadnya, jika menyimpang dari yang sedemikian adalah bid’ah dan ibadahnya tertolak, jika tertolak maka masuk neraka jahannam.
  • Mengeluarkan segala macam atau jenis zakat sebagaimana yang telah di atur oleh Al-Qur’an dan Rasulullah Saw dan ikuti bagaimana ajarannya mengeluarkan zakat dengan berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad Saw yang shahih dan terpercaya susunan sanadnya, jika menyimpang dari yang sedemikian adalah bid’ah dan ibadahnya tertolak, jika tertolak maka masuk neraka jahannam.
  • Melaksanakan ibadah haji, hal ini juga dengan mengikuti cara haji Rasulullah Saw berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad Saw yang shahih dan terpercaya susunan sanadnya, jika menyimpang dari yang sedemikian adalah bid’ah dan ibadahnya tertolak, jika tertolak maka masuk neraka jahannam.
Keseluruhan hamba yang melaksanakan aturan kewajiban syari’at dalam menyembah kepada Allah Swt mestilah bersikap “Ikhsan, yakni dalam beribadah berbuatlah seakan-akan melihatNya, namun bila tidak bisa melihatNya, maka diaNya tetap dapat melihat kita.” Ini adalah sikap awal dan dasar bagi seseorang muslim dalam beribadah kepadaNya, selanjutnya masih ada persyaratan lain tetapi sangat penting untuk di terapkan, yaitu :
  • Menuntut ilmu agama dengan rajin supaya terhindar dari ibadah yang syirik dan bid’ah
  • Beramal dengan rajin dan secara kontinyu jangan terputus-putus
  • Istiqamah, artinya terus menerus dan tidak lalai serta memiliki semangat dalam beribadah kepadaNya.
  • Selalu berusaha untuk memperbaiki akhlak guna mencapai kebersihan lahir dan bathin.
  • Segera bertaubat bila ada terlanjur berbuat salah atau maksiat dengan sebenar-benarnya taubat dan jangan di ulangi kembali.
Hal yang lima perkara di atas dapat memunculkan pemahaman bagaimana dan apa itu pengertiannya “Tauhid terhadap Allah Swt.”
Selalu menjaga akhlaknya secara vertikal (Allah Swt) dan horizontal (sesama manusia dan segala ciptaanNya), serta mesti mengikuti dan meneladani bagaimana akhlak Rasulullah Saw dalam kehidupan sehari-hari, jika tiada sedemikian, maka segala perolehan kemanisan iman dari hasil cara beribadah di atas, akan luntur, selanjutnya bila bisa menjaga hal-hal tersebut secara keseluruhan sesuai dengan syari’at, maka dapatlah seseorang hamba tersebut melaksanakan ibadah kepada Allah Swt dengan secara “Ikhlas”, artinya dapatlah dia memahami bagaimana perasaan Ikhlas itu secara hakikat, bukannya ikhlas di mulut saja, jika segala hal di atas terlaksana dengan berusaha untuk mengikuti kesempurnaannya aturan syari’at tersebut , maka selanjutnya seseorang itu telah dapat di katakan sebagai kategori “Hamba Allah Swt (beriman)” tetapi jika masih ada yang tidak sempurna, maka belumlah dapat di katakan sebagai seseorang “Hamba” melainkannya hanya sebagai seorang “Muslim” saja. Rukun iman sebagaimana yang umum di ketahui dalam syari’ah adalah sebanyak 6 (enam) perkara, hal ini jika rukun islam dan cara pelaksanaannya di atas telah terpenuhi, maka secara automatis rukun iman yang enam sudah masuk melingkupi pada hakikat keimanannya seseorang hamba tersebut.
Senantiasa “Bertawakkal” kepada Allah Swt, artinya selalu merasa rendah dan selalu menyerahkan segal;a sesuatu hanya kepadaNya, dan selalu menjaga ketaqwaan kepadaNya serta hindari sifat lalai untuk selalu ingat kepadaNya agar kita selalu mendapat rahmat berupa ketaqwaan yang secara hakiki kepada Nya.
Dengan demikian, maka tingkat keimanan serta ketaqwaan kepada Allah Swt bagi seseorang hamba tersebut naik dari satu tingkatan kepada tingkatan yang lebih tinggi dan pada akhirnya dapat mengenal Allah Swt.
Tingkatan beberapa sifat dan akhlak yang tertinggi bagi seseorang umat manusia kepada tuhannya, kita ringkaskan dengan melalui beberapa tingkatan, yaitu :
  • Iman, dengan adanya awal keimanan membuat kita menjadi muslim (masuk Islam)
  • Ibadah, dengan melaksanakan syarat utama bagi seseorang muslim, yaitu Rukun Islam serta tanpa hentinya selalu belajar dan memahaminya secara mendalam sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Saw
  • Ilmu, selalu senantiasa haus akan ilmu agama untuk sarana mencapai keridhaanNya
  • Amal, selalu beramal ibadah dengan tekun atau istiqamah walaupun sedikit rutinitas ibadahnya, tetapi tetap berkelanjutan tanpa ada yang lalai atau di tinggalkan, contohnya kadang shalat kadang tidak.
  • Akhlak, selalu menjaga akhlak dan perilakunya, baik kepada Allah Swt maupun sesama manusia.
  • Selalu muhasabah dan senantiasa takut kepada Allah Swt.
  • Jaga lidah dari perkataan yang tidak baik.
  • Senantiasa memelihara hati yang lain daripada Allah Swt.
  • Selalu mengucapkan shalawat atas Nabi Muhammad Saw.
  • Menjaga ibadah, artinya jaga dan jangan melaksanakan dari ibadah yang bid’ah tanpa dasar sama sekali dari Al-Qur’an dan Hadist Nabi Saw yang shahih, yang mana akan menerjunkan seseorang manusia kelembah kesyirikan dan kesesatan
Dengan mempertahankan sifat dan sikap di atas secara keseluruhan, maka pada diri seseorang hamba tersebut secara lahir dan bathin akan muncul dan dapat memahami secara hakikat arti sebenarnya lahir dan bathin tingkat akhlak mulia yang di ridhai Allah Swt, yaitu :
  • Tawaddu’, atas kebesaran Allah Swt bagi dirinya
  • Sabar, atas ketentuan Allah Swt bagi dirinya
  • Syukur, atas karunia dan nikmat Allah Swt bagi dirinya
  • Ridha, atas apapun pembalasan Allah Swt bagi dirinya
Demikianlah baru dapat di katakan seseorang manusia itu adalah “Hamba Allah Swt” dan yang di ridhaiNya, jika tidak sedemikian, maka dia adalah hamba iblis, jin dan syaithan serta hamba atas hawa dan nafus dunia semata.

5 komentar untuk "KUNCI MENCAPAI KERIDHAAN ALLAH Swt"

  1. Mantap Kyai materi blognya, tapi tolong koreksi lagi jalannya toriqoh naksabandi, karena banyak yang tidak sesuai dengan syariat.
    terimakasih

    BalasHapus
  2. Mencapai keridhoan Allah Swt adalah dengan melaksanakan syariat dengan benar...sebuah blog yang sangat sesuai dengan syariat Islam itu sendiri, tetapi nampaknya pada ajaran thoriqoh banyak yang akan di luruskan pemahamannya.

    BalasHapus
  3. Asslamualaikum.wr.wb...
    Tulisan pembelajaran mengenai thariqat naqsyabandi yang sekarang ini adalah sesuai dengan ajarannya secara turun temurun menurut silsilahnya, tetapi bagi saya (Yuherman) banyak dalam mengamalkan ajaran ini yang saya pangkas dan tinggalkan karena banyak bidah dan syirik, selanjutnya saya memang akan membuat suatu karya tulis mengenai ajaran thariqat ini sesuai dengan Quran dan Hadist Nabi Saw setiap tahap demi tahap pembelajarannya, termasuk meluruskan masalah ibadah dzikir dengan maqamat atau lathaifnya.
    Wassalam.
    Yuherman

    BalasHapus
  4. Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh...

    BalasHapus

Terimakasih atas kunjungan anda...