Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

MENCARI KENIKMATAN SHALAT

Kenikmatan shalat tidak bisa di ukur, misalnya dengan kemampuan menangis, memang tidak ada jeleknya menangis ketika shalat, Rasulullah Saw sendiri mengajarkan kepada kita untuk menangis, Beliau bersabda : “Kalau kamu tidak bisa menangis, maka usahakan supaya kamu dapat menangis." Siti Aisyah Ra pernah bercerita bahwa di tengah malam, pernah Rasulullah Saw bangun. Dia menemuinya dan mengatakan : “Hai Aisyah, izinkanlah saya beribadah kepada Tuhanku." Aisyah berkata,“Ya Rasulullah, aku senang engkau dekat denganku, tetapi aku juga lebih senang jika engkau beribadah kepada Tuhanmu." Lalu Rasulullah Saw mengambil gharibah (wadah air) satu-satunya perkakas rumah tangga di rumahnya untuk berwudhu' dan melakukan shalat." Siti Aisyah Ra bercerita, segera saja setelah Rasulullah Saw mengangkat tangannya takbiratul ihrarn, ketika dia memasuki surah yang di bacanya, Rasulullah Saw menangis terisak-isak, begitu pula ketika sujud, janggutnya basah dengan air matanya. Usai shalat, ketika Bilal mernberitahukan bahwa sesaat lagi akan masuk waktu subuh, Rasulullah Saw masih terisak-isak menangis. Bilal bertanya, “Ya Rasulullah, mengapa engkau menangis, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu baik yang terdahulu maupun yang kemudian? Waktu itu Rasulullah Saw menjawab,“Bukankah aku belum menjadi hamba yang bersyukur?“ Kemudian Rasulullah Saw bersabda : “Pada malam ini turun satu ayat Al-Qur'an, celakalah orang yang membaca ayat Al-Qur'an ini, tapi tidak merenungkan maknanya." Kemudian Rasulullah Saw Saw. membacakan ayat : "Sesungguhnya dalam penciptaan Iangit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal." (Q.S. 3 : 190). Rasulullah Saw shalat dalam keadaan menangis, para awliya', orang-orang yang shaleh, juga menangis pada waktu shalat, kita juga di anjurkan, kalau bisa, shalat dalam keadaan menangis, karena orang melihat contoh dari Rasulullah Saw, sahabat dan para kekasih Allah, maka mereka menduga bahwa kenikmatan shalat hanya terletak pada tangisan, kalau dia tidak bisa menangis pada waktu shalat, maka orang membuat cara bagaimana menciptakan suasana agar bisa menangis ketika berdo'a, sehingga ada yang kita sebut “rekayasa spiritual" (spiritual engineering).
Sadarilah segala dosa-dosa dan perbuatan yang tercela, mohonkan ampunan di waktu shalat, akan tetapi, biasanya dari pengalaman banyak orang dan juga seperti yang di contohkan oleh Rasulullah Saw, shalat dengan menangis itu umumnya hanya bisa di lakukan kalau kita sedang melakukan shalat malam, kami belum tahu ada keterangan hadis Rasulullah Saw bahwa beliau menangis pada waktu shalat fardhu, kita hanya mendengar riwayat tangisan Rasulullah Saw itu ketika beliau melakukan shalat sunnah, terutama sekali shalat malam.
Nabi Saw mengajarkan kepada kita bagaimana cara melakukan shalat malam, di bawah ini di sampaikan apa yang di ajarkan oleh Rasulullah Saw. Dengan mengikuti petunjuk Nabi Saw, tentu akan terisak-isak menangis ketika melakukannya, yaitu ketika shalat malam, shalatlah dua raka'at-dua raka'at, karena Rasulullah Saw paling sering melakukan shalat malam dua raka'at-dua raka'at (matsna-matsna), sesudah empat kali dua raka'at berarti delapan raka'at, anda lakukanlah shalat dua raka'at lagi yang di sebut dengan shalat syafa‘, pada raka'at pertama, anda baca Surah Al-Fatihah dengan Al-Kafirun dan pada raka'at yang kedua, anda baca Surah Al-Fatihah dengan Al-lkhlash, kemudian Iakukanlah shalat witir satu raka'at, bacalah Surah Al-Fatihah, Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas, kemudian bacalah istighfar sebanyak tujuh puluh kali dengan mengingat maknanya "Aku memohon ampun kepada Allah Tuhanku dan kembali kepada-Nya."
Memohon ampunan di waktu dini hari, pada saat shalat malam, di tegaskan di dalam Al-Qur'an sebagai salah satu tanda orang-orang yang bertaqwa, yaitu : "Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun kepada Allah." (Q.S. 51 : 18). Setelah istighfar, sebelum ruku‘, bacalah do'a : Hadza maqa-mul‘aidzi bika minannar." (Ya Allah, inilah saya yang berlindung kepada-Mu dari api neraka) sebanyak tujuh kali. Sesudah itu, mohonkanlah ampunan bagi kaum mukminin dan mukminat, ucapkanlah Rabbighfir Ii... wa...dan seterusnya, kemudian kita berdo'a apa saja, lalu kita ruku‘, i‘tidal, sujud, tasyahud dan seterusnya, lnsya Allah, anda akan merasakan kenikmatan menangis pada waktu dini hari, menangis di hadapan Allah, ini semua di lakukan pada saat shalat sunnah, tidak pada shalat fardhu, mmengapa? Pada waktu shalat fardhu, kita di anjurkan untuk memperpendek bacaan shalat, karena boleh jadi ada orang yang hendak melakukan keperluannya di tempat lain, mungkin juga ada orang yang sangat tua atau ada di antara pengikut shalat yang sedang sakit, karena itu Rasulullah Saw hanya memperpanjang shalatnya pada saat beliau melakukan shalat malam, pada shalat fardhu, Rasulullah Saw tidak melazimkan shalat yang panjang. Menangis yang tulus, tanpa rekayasa adalah menangis pada waktu kita melakukan shalat sendirian, kalau kita menangls dalam keadaan ramal-ramai, maka boleh jadi penyebab tangisan itu adalah sugesti kelompok, karena kita mendengar orang lain terisak-isak, kita ikut menangis juga.
Mungkin ada orang yang tulus juga dalam rnenangis pada shalat bersamaan itu, tetapi kami kira lebih tulus lagi kalau anda menangis pada waktu sendirian, ketika kita berduaan dengan Allah, tangisan yang keluar spontan adalah tangisan yang ikhlas dan mata yang menangis karena Allah adalah mata yang tidak akan di sentuh api neraka, tetapi, sekali lagi, apakah betul kenikmatan shalat itu hanya terletak pada waktu menangis saja?
Dalam sebuah hadist qudsi pernah di ungkapkan tanda-tanda orang yang shalatnya di terima oleh Allah, artinya kalau seseorang menemukan tanda-tanda seperti yang di ungkapkan oleh hadis tersebut dalam shalatnya, maka Insya Allah dia akan menemukan kenikmatan shalat dalam bentuk yang lain. Dia akan merasakan manfaat di dalam kehidupannya, ada kenikmatan tertentu yang dia peroleh dari shalatnya, bukan hanya kenikmatan menangis saja, tetapi jnga kenikmatan yang lain. Kalau selama ini shalat kita belum mendatangkan kenikmatan, maka besar kemungkinan shalat kita belum di terima oleh Allah, Rasulullah Saw yang mulia bersabda : "Pada hari kiamat nanti aida orang yang membawa shalatnya kepada Allah, kemudian di mempersembahkan shalatnya kepada Allah, lalu shalatnya di lipat-lipat seperli di lipatnya pakaian yang kumal kemudian di bantingkan ke wajahnya, Allah tidak menerima shalatnya.”
Banyak sekali orang yang shalat dan shalatnya akan di bantingkan ke wajahnya, di tolak oleh Allah, bahkan ada yang celaka dengan shalatnya. Allah berfirman : "Celakalah orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang melalaikan shalatnya." (Q.S. 107 : 4-5).

Tanda-Tanda Shalat yang Di Terima Allah.
Lalu apa tanda-tanda shalat yang di terima oleh Allah? Kalau anda memiliki tanda-tanda yang di sebutkan di dalam hadist qudsi ini, rnaka itu pertanda anda sudah menemukan kenikmatan shalat, Allah berfirman : ”Sesungguhnya Aku hanya akan menerima shalat orang-orang yang merendahkan dirinya karena kebesaran-Ku, menahan dirinya dari hawa nafsu karena Aku, yang mengisi sebagian waktu siangnya untuk berdzikir kepada-Ku, yang melazimkan hatinya untuk takut kepada-Ku, yang tidak sombong terhadap makhluk-Ku, yang memberi makan kepada orang yang lapar, yang memberi pakaian kepada orang yang telanjang, yang menyayangi orang yang terkena musibah, yang memberikan perlindungan kepada orang yang terasing, kelak cahaya orang itu akan bersinar seperti cahaya matahari. Aku akan berikan cahaya ketika dia kegelapan. Aku akan berikan ilmu ketika dia tidak tahu. Aku akan lindungi dia dengan kebesaran-Ku. Aku akan suruh malaikat menjaganya, kalau dia berdo'a kepada-Ku, Aku akan segera menjawabnya, kalau dia meminta kepada-Ku, Aku akan segera memenuhi permintaannya. Perumpamaannya di hadapan-Ku seperti perumpamaan firdaus."

Tanda Pertama: Merendahkan Diri.
Para ulama mengatakan : “Kalau saudara sudah berdiri di atas sajadah, sudah mengangkat tangan untuk takbir, ketahuilah, bahwa saudara sudah rneninggalkan dunia ini, sudah meninggalkan Indonesia, sudah meninggalkan planet bumi ini, saudara sudah mi‘raj menghadap Allah seperti Rasulullah Saw, anda berada di Sidratul Muntaha.” Seperti itulah anda ketika melakukan shalat. Imam Al-Ghazali, di dalam salah satu bukunya, pada bab “Shalat“, menceritakan kisah salah seorang cucu Rasulullah Saw yang bernama Imam Ali Zainal Abidin. Zayn Al-'Abidin artinya hiasan orang-orang yang ahli ibadah. Ayahnya adalah Husain putra Fatimah dan Fatimah adalah putri Rasulullah Saw. Imam AI-Ghazali bercerita bahwa pada suatu hari orang melihat Imam Ali Zainal Abidin sedang berwudhu' dan wajahnya berubah menjadi wajah yang pucat pasi. Tubuhnya gemetar. Ketika dia di tanya : “Apa yang menimpa anda?“ Imam Ali Zainal Abidin menjawab : “Engkau tidak mengetahui di hadapan siapa sebentar lagi aku akan berdiri." Ketika berwudhu', Imam Ali Zainal Abidin menyadari bahwa sebentar lagi beliau akan berdiri di hadapan Rabbul ‘Alamin, Penguasa alam semesta ini, karena itu, pada waktu wudhu'nya saja beliau sudah gemetar, sudah ketakutan, karena sebentar lagi akan menghadap Allah.

Tanda Kedua: Menahan Nafsu
Orang yang di terima shalatnya oleh Allah mampu mengendalikan dirinya dari hawa nafsunya, pada hari kiamat nanti, kata Rasulullah Saw, ada orang-orang yang di istimewakan oleh Allah, di lindungi khusus sebagai orang-orang penting pada hari kiamat. Salah satu di antara orang yang mendapatkan perlindungan adalah orang yang di ajak kencan oleh seorang perempuan yang cantik, yang mempunyai pangkat yang tinggi tapi dia melarikan diri dari ajakannya seraya berkata, “Aku takut kepada Allah." Itulah contoh orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya karena takut kepada Allah.

Tanda Ketiga: Banyak Berdzikir.
Tanda ketiga, mengisi sebagian siangnya atau memecah-mecah waktu siangnya untuk berdzikir kepada Allah, kita di anjurkan untuk berdzikir. Dalam Al-Qur'an, kita tidak di perintahkan untuk banyak melakukan amal shaleh, tetapi di suruh untuk melakukan amal sebaik-baiknya. Al-Qur'an Al-Karim mengatakan : "Allah ingin menguji kamu siapa di antara kamu yang paling baik amalannya." (Q.S. 11 : 8). Allah akan menguji manusia, siapa yang paling baik amalannya (ahsanu amalan) dan bukan yang paling banyak amalannya (aktsaru amalan). Dalam Al-Qur'an, dzikir ada yang di perintahkan untuk dilakukan sebanyak-banyaknya dan itu adalah “Berdzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya."

Tanda Lainnya : Solidaritas Sosial.
Tanda-tanda yang lain ialah membiasakan hatinya takut kepada Allah. “Dia tidak sombong kepada makhluk-Ku. Dia memberi makan kepada orang yang lapar. Dia memberi pakaian kepada orang yang telanjang. Dia menyayangi orang yang terkena musibah dan dia memberi perlindungan kepada orang yang terasing.“ Kalau anda sudah dapat melakukan hal-hal yang di sebutkan di atas, dari wajah anda akan memancar cahaya yang bersinar seperti cahaya matahari, cahaya yang menerangi kegelapan. Allah akan memberikan ilmu di saat anda tidak tahu, dalam hadist yang lain, Rasulullah Saw menyebutkan bahwa salah satu cara supaya kita dekat dengan Allah adalah bersifat dermawan, senang membantu. Rasulullah Saw bersabda : “Orang yang dermawan dekat dengan Allah, dekat dengan manusia dan dekat dengan syurga. Kemudian, Rasulullah Saw juga bersabda : “Orang yang bakhil jauh dari Allah, jauh dari manusia dan dekat dengan neraka." Dalam hadist qudsi yang lain, Allah berfirman : "Aku haramkan syurga kepada tiga orang-orang yang bakhil, orang yang memberi kemudian menyusulnya dengan caci maki dan orang yang suka mengadu-domba, memecah belah umat lslam.”
Selain hadist-hadist tersebut di atas, Rasulullah Saw pernah bersabda : “Kalau shalat seseorang tidak mencegah dia dari kemungkaran, maka shalatnya tidak menambah sesuatu kecuali shalatnya hanya akan menjauhkannya dari Allah." Orang yang dermawan Insya Allah akan menemukan kenikmatan di dalam shalatnya, dia akan memperoleh kenikmatan di dalam shalatnya, karena dia akan di jaga oleh para malaikat, di beri cahaya dalam kegelapan dan di beri ilmu secara langsung oleh Allah, begitu mulianya orang-orang yang dermawan.

Posting Komentar untuk "MENCARI KENIKMATAN SHALAT"