MAKNA DZIKRULLAH
Kata Arab untuk ingatan adalah dzikr, ada beberapa jenis atau tingkatan ingatan, ada ingatan akan hal-hal fisik yang berada di depan kita dan ada ingatan akan hasrat, kecemasan dan sebagainya, sepanjang jalan rohani, ingatan berhubungan dengan apa yang berada dalam fitrah manusia, yakni ingatan akan Hakikat Allah yang Maha Kuasa, sumber segala wujud dan sifat, sumber itu berada dalam diri setiap orang, pada jalan sufi, orang di tuntut untuk tidak mengingat segala sesuatu lainnya yang dapat di lihat, segala sesuatu selain Allah, untuk kembali kepada ingatan yang sejati, Allah. Kata Arab untuk ingatan kepada Allah adalah dzikrullah, jadi, ingatan sejati akan Allah telah ada dalam setiap hati, baik orang menyadarinya atau tidak, melalui bimbingan seorang guru rohani, si pencari di bawa ke luar, ke suatu tingkatan di mana tidak ada ingatan akan apa pun yang dapat di sebutkan, kemudian apa yang telah selalu ada di sana, meliputi segala sesuatu, di alami dan di saksikan dengan jelas. Tujuan praktik sufi adalah untuk secara spontan sadar akan hakikat mutlak seraya tetap menyadari keterbatasan fisik dan material dari dunia fenomena yang mengelilingi kita, yang pertama adalah kesadaran batin di luar indera dan yang kedua adalah kesadaran lahiriah yang berdasarkan indera, jadi, tujuan seorang guru sufi adalah memberikan praktik-praktik yang sesuai kepada muridnya dan mengawasi hasilnya.
Secara umum, sekitar dua jam di butuhkan untuk mencapai maslahat dzikrullah, dalam setengah jam pertama pelaku berusaha mcnenangkan pikirannya, selama setengah jam berikutnya, ia mulai memasuki keadaan seperti meditasi, pada setengah jam ketiga biasanya tidak ada pikiran atau pandangan batin dan meditasi pun berlangsung, selama setengah jam terakhir, manfaat nyata rnulai muncul, meditasi yang benar mulai bila seluruh kesadaran berangsur hilang dan keberadaan sederhana yang lebur muncul.
Setiap kesadaran selama dzikrullah merupakan rintangan untuk memasuki alam kesadaran murni, kesadaran murni tak dapat di bicarakan, ia harus di alami dan merupakan keadaan maujud. Umumnya, semua proses mental di pandang sebagai kesadaran rendah, semua aspek kehidupan fisik, material dan kausal termasuk dalam kategori ini.
Pikiran abstrak dan emosi di pandang sebagai lebih halus dan karena itu lebih tinggi, dalam semua persepsi manusia ada skala kesadaran, skala dalam kesadaran kita tentang pendengaran, penglihatan, pengertian dan sebagainya, jadi kesadaran mengikuti skala vertikal.
Orang dapat mengatakan hal yang sama tentang sifat-sifat Tuhan, ada beberapa sifat yang berhubungan dengan mekanisme fisik yang menguasai zat, yang semuanya terserap oleh perintah Ilahi, kesadaran fisik berhubungan dengan zat dan massa dan skala kesadarannya rendah karena ia kasar, pada skala yang lebih tinggi adalah kesadaran pikiran, seperti perasaan, emosi dan rnisalnya, ketidaksukaan akan sakit fisik, lebih tinggi lagi adalah kesadaran intelektual akan nilai-nilai moral, perasaan akan keadilan dan persamaan dan seterusnya.
Inilah kesadaran sederhana yang tak terlukiskan, adapun ini bukanlah akhir dari latihan meditasi, tetapi sebenarnya menandakan suatu permulaan baru, akhir dari sernua pikiran adalah awal dari suatu dimensi baru. Perumpamaan untuk proses meditasi adalah proses tidur, apabila seseorang hendak tidur, ia mulai dengan melipat kain penutup lalu naik ke tempat tidur, setelah itu bersiap unluk santai dan secara berangsur-angsur hilang kesadaran pikirannya sampai kesadaran fisik berakhir sama sekali, tidur, sebagaimana meditasi adalah bersifat subjektif dan eksperimental. Hal itu harus terjadi dan tidak di bicarakan, tahap akhir dari meditasi tak dapat di lukiskan karena berhubungan dengan kesadaran murni, setiap yang dapat di gambarkan termasuk ke dalam wilayah dunia fisik, kenyataan bahwa orang yang berbicara tentang pengalaman memberikan batasan-batasan kepadanya, begitu orang memasuki zona kesadaran yang lebih tinggi, ia tidak menyadari apa pun secara spesifik. Awal dari kesadaran yang lebih tinggi adalah akhir dari kesadaran lain, maka, gambaran dan pembicaraan tentang itu juga berakhir, memang ini suatu keadaan menakjubkan yang tak terlukiskan, luas dan tak berbatas waktu serta non dimensional.
Bahagia!
Secara umum, sekitar dua jam di butuhkan untuk mencapai maslahat dzikrullah, dalam setengah jam pertama pelaku berusaha mcnenangkan pikirannya, selama setengah jam berikutnya, ia mulai memasuki keadaan seperti meditasi, pada setengah jam ketiga biasanya tidak ada pikiran atau pandangan batin dan meditasi pun berlangsung, selama setengah jam terakhir, manfaat nyata rnulai muncul, meditasi yang benar mulai bila seluruh kesadaran berangsur hilang dan keberadaan sederhana yang lebur muncul.
Setiap kesadaran selama dzikrullah merupakan rintangan untuk memasuki alam kesadaran murni, kesadaran murni tak dapat di bicarakan, ia harus di alami dan merupakan keadaan maujud. Umumnya, semua proses mental di pandang sebagai kesadaran rendah, semua aspek kehidupan fisik, material dan kausal termasuk dalam kategori ini.
Pikiran abstrak dan emosi di pandang sebagai lebih halus dan karena itu lebih tinggi, dalam semua persepsi manusia ada skala kesadaran, skala dalam kesadaran kita tentang pendengaran, penglihatan, pengertian dan sebagainya, jadi kesadaran mengikuti skala vertikal.
Orang dapat mengatakan hal yang sama tentang sifat-sifat Tuhan, ada beberapa sifat yang berhubungan dengan mekanisme fisik yang menguasai zat, yang semuanya terserap oleh perintah Ilahi, kesadaran fisik berhubungan dengan zat dan massa dan skala kesadarannya rendah karena ia kasar, pada skala yang lebih tinggi adalah kesadaran pikiran, seperti perasaan, emosi dan rnisalnya, ketidaksukaan akan sakit fisik, lebih tinggi lagi adalah kesadaran intelektual akan nilai-nilai moral, perasaan akan keadilan dan persamaan dan seterusnya.
Tujuan seorang sufi adalah naik kejanjang yang lebih tinggi dari semua kesadaran intelektual, dalam keadaan meditasi, pada awalnya, ada kesadaran akan jasad fisik, kemudian jasad itu di lupakan, tetapi masih ada kesadaran tentang gagasan dan pikiran, melalui teknik meditasi konsentrasi satu arah, semua gagasan dan pikiran di haluskan, di luar itu adalah keadaan kesadaran murni atau tertinggi di mana tidak ada kesadaran terhadap sesuatu yang dapat di lihat.
Inilah kesadaran sederhana yang tak terlukiskan, adapun ini bukanlah akhir dari latihan meditasi, tetapi sebenarnya menandakan suatu permulaan baru, akhir dari sernua pikiran adalah awal dari suatu dimensi baru. Perumpamaan untuk proses meditasi adalah proses tidur, apabila seseorang hendak tidur, ia mulai dengan melipat kain penutup lalu naik ke tempat tidur, setelah itu bersiap unluk santai dan secara berangsur-angsur hilang kesadaran pikirannya sampai kesadaran fisik berakhir sama sekali, tidur, sebagaimana meditasi adalah bersifat subjektif dan eksperimental. Hal itu harus terjadi dan tidak di bicarakan, tahap akhir dari meditasi tak dapat di lukiskan karena berhubungan dengan kesadaran murni, setiap yang dapat di gambarkan termasuk ke dalam wilayah dunia fisik, kenyataan bahwa orang yang berbicara tentang pengalaman memberikan batasan-batasan kepadanya, begitu orang memasuki zona kesadaran yang lebih tinggi, ia tidak menyadari apa pun secara spesifik. Awal dari kesadaran yang lebih tinggi adalah akhir dari kesadaran lain, maka, gambaran dan pembicaraan tentang itu juga berakhir, memang ini suatu keadaan menakjubkan yang tak terlukiskan, luas dan tak berbatas waktu serta non dimensional.
Bahagia!
Posting Komentar untuk "MAKNA DZIKRULLAH"
Terimakasih atas kunjungan anda...