Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

IMAN DAN ISTIQAMAH

Dari sebuah ucapan Rasulullah Saw, yaitu : Dari Abu ‘Amr atau Abu ‘Amrah Sufyan bin Abdillah Ra, aku berkata : "Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku dalam (agama) islam ini ucapan (yang mencakup semua perkara islam sehingga) aku tidak (perlu lagi) bertanya tentang hal itu kepada orang lain selain engkau, (maka) Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “ucapkanlah: “aku beriman kepada Allah”, kemudian beristiqomahlah dalam ucapan itu.” (H.R. Muslim).

Apa yang terkandung pada hadist ini?
1. Besarnya semangat para Sahabat Rasulullah Saw dalam menanyakan hal-hal yang bermanfaat bagi mereka, dan tujuan mereka dalam menanyakan hal-hal tersebut adalah benar-benar untuk suatu keilmuan dan mengamalkannya, bukan hanya semata-mata untuk pengetahuan, karena ilmu yang tidak dibarengi amal adalah seperti pohon yang tidak memiliki buah, Allah Swt berfirman tentang hamba-hambaNya yang bertaqwa : “Dan orang-orang yang mendapat petunjuk, Allah menambahkan petunjuk kepada mereka dan menganugerahkan kepada mereka ketakwaannya” (Q.S. Muhammad Ayat : 17)

Seorang penuntut ilmu hendaknya menjadikan urusan-urusan kehidupannya berbeda dengan kebiasaan orang-orang awam, dengan selalu berusaha mengamalkan hadits-hadits Rasulullah Saw dalam setiap urusannya, baik dunia maupun akhirat dengan semaksimal mungkin dan menerapkan anjuran sunnah-sunnah dalam dirinya, karena sesungguhnya Allah Swt berfirman : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu” (Q.S. Al Ahzaab Ayat : 21)

2. Iman kepada Allah Swt mencakup semua hal yang wajib diyakini dalam landasan dan pokok-pokok keimanan dari apa-apa yang Allah Swt beritakan tentang diri-Nya, malaikat-Nya, kitab-kitabNya, para Rasul-Nya, hari akhir dan takdir yang baik maupun yang buruk,yang disertai dengan amalan-amalan dalam hati, ketaatan dan ketundukan yang sepenuhnya lahir dan batin kepada Allah Swt.

3. Keharusan untuk bersikap tetap istiqamah dalam keimanan sampai di akhir hayat, dan makna istiqamah adalah menempuh jalan agama yang lurus dan benar dengan tidak berpaling darinya ke kiri maupun ke kanan, dan ini semua mencakup pelaksanaan semua bentuk ketaatan kepada Allah Swt secara lahir dan batin, serta meninggalkan semua bentuk larangan-Nya, perintah untuk beristiqamah disebutkan dalam Al-Qur'an, di antaranya adalah firman Allah Swt : “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan :”Rabb kami ialah Allah.” kemudian mereka beristiqamah (meneguhkan pendirian mereka), maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan :”Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu dengan memperoleh syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (Q.S. Fushshilat Ayat : 30).

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan :”Rabb kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap beristiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita, mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan (di dunia).” (Q.S. Al- Ahqaaf Ayat : 13-14).

Walau sedemikian, seorang hamba tidak mungkin dapat terus-menerus sempurna dalam istiqamah, karena bagaimana pun manusia tidak akan luput dari kesalahan dan kelalaian yang menyebabkan berkurangnya nilai keistiqamahannya, oleh karena itu Allah Swt memberikan jalan keluar bagi hamba-Nya yang bertaqwa untuk mengatasi keadaan ini dan memperbaiki kekurangan tersebut, yaitu dengan beristighfar (meminta ampun kepada Allah Swt) atas dari semua dosa dan kesalahan, Allah Swt berfirman : “Maka beristiqamahlah (tetaplah) pada jalan yang lurus menuju kepada Allah dan mohonlah ampun kepada-Nya.” (Q.S. Fushshilat Ayat : 6), dan istighfar di sini mengandung pengertian untuk segera bertaubat dan kembali kepada keistiqamahan.

Dan ayat ini semakna dengan sabda Rasulullah Saw kepada Mu’adz bin Jabal Ra : “Bertaqwalah kepada Allah di mana pun kamu berada, ikutilah perbuatan yang buruk dengan perbuatan baik, maka perbuatan baik itu akan menghapuskan (dosa) perbuatan buruk tersebut, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.” (H.R. Imam Ahmad dan At Tirmidzi).

4. Dalam Al-Qur'an dan hadits-hadits yang shahih Allah Saw dan Rasul-Nya telah menjelaskan sebab-sebab untuk tetap teguh dan istiqamah dalam keimanan, dan kami akan sebutkan dalam tulisan ini beberapa sebab penting di antara sebab-sebab tersebut sebagai berikut, yakni Memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat dengan baik dan benar, Allah Swt berfirman : “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ‘ucapan yang teguh’ dalam kehidupan di dunia dan di akhirat,dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (Q.S. Ibrahim Ayat : 27). Makna ucapan yang teguh dalam ayat ini adalah dua kalimat syahadat yang dipahami dan diamalkan dengan benar, sebagaimana yang ditafsirkan sendiri oleh Rasulullah Saw dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Shahihnya : Dari Bara’ bin ‘Azib Ra bahwasanya Rasulullah Saw bersabda : “Seorang muslim ketika dia ditanya (diuji) di dalam kuburnya (oleh malaikat Munkar dan Nakir) maka dia akan bersaksi bahwa ‘tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah, dan ‘Nabi Muhammad Saw adalah utusan Allah, itulah makna Firman-Nya : “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.” Selanjutnya Membaca Al Quran dengan menghayati dan merenungkannya Al-Qur'an adalah sumber peneguh iman yang paling utama bagi orang-orang yang beriman, sebagaimana firman Allah : “Katakanlah : "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al-Qur'an itu dari Rabb-mu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).” (Q.S. An Nahl Ayat : 102). Allah Swt telah menjelaskan dalam Al-Qur'an bahwa tujuan diturunkannya Al-Qur'an secara berangsur-angsur adalah untuk menguatkan dan meneguhkan hati Rasulullah Saw, Allah Swt berfirman : “Berkatalah orang-orang yang kafir : "Mengapa Al-Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?, demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar)” (Q.S. Al-Furqan Ayat : 32). Dan berkumpul dan bergaul bersama orang-orang yang bisa membantu meneguhkan iman, Allah Swt menyatakan dalam Al-Qur'an bahwa salah satu di antara sebab utama yang membantu menguatkan iman para sahabat Rasulullah Saw adalah keberadaan Rasulullah Saw di tengah-tengah mereka. Allah Swt berfirman : “Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kalian? Dan barang siapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (Q.S. Ali 'Imran Ayat : 101). “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur).” (Q.S. At-Taubah Ayat : 119).

Rasulullah Saw bersabda : “Sesungguhnya di antara manusia ada orang-orang yang keberadaan mereka sebagai pembuka (pintu) kebaikan dan penutup (pintu) kejelekan.”(H.R. Ibnu Majahdan Al-Baihaqi).

Berdo'alah kepada Allah Swt, dalam Al-Qur'an Allah Swt memuji orang-orang yang beriman yang selalu berdo'a kepada-Nya untuk meminta keteguhan iman ketika menghadapi ujian. Allah Swt berfirman : “Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang sabar. Tidak ada do’a mereka selain ucapan : "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan teguhkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan” (Q.S. Ali 'Imran Ayat : 146-148).

Selalu membaca kisah-kisah para Nabi dan Rasul-Nya serta orang-orang shalih yang terdahulu untuk mengambil suri teladan, dalam Al-Qur'an banyak diceritakan kisah-kisah para Nabi, Rasul, dan orang-orang yang beriman yang terdahulu, yang Allah Swt jadikan untuk meneguhkan hati Rasulullah Saw dengan mengambil teladan dari kisah-kisah tersebut ketika menghadapi permusuhan orang-orang kafir. Allah Swt berfirman : “Dan semua kisah dari Rasul-Rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (Q.S. Hud Ayat : 120).

2 komentar untuk "IMAN DAN ISTIQAMAH"

  1. Assalamu'alaikum Wr. Wb.
    Jika berkenan saya mohon dipostingkan materi-materi tentang Tauhid.
    Terima kasih
    Wassalam

    BalasHapus

Terimakasih atas kunjungan anda...