Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

TENTANG KHALWAT DAN APA YANG DI LAKUKAN DALAM KHALWAT

Khalwat dan suluk harus di lihat secara dzahir dan batin, khalwat dzahir adalah apabila seseorang mengambil keputusan untuk memisahkan dirinya daripada dunia, memencilkan dirinya di dalam satu ruang yang terpisah daripada orang ramai supaya manusia dan makhluk di dalam dunia selamat daripada kelakuan dan kewujudannya yang tidak di inginkan, dia juga berharap, agar dengan berbuat demikian sumber kepada kewujudan yang tidak di ingini, egonya dan hawa nafsu badannya akan terpisah daripada kelakukan hariannya dan terhenti juga segala yang memuaskan dan mengenyangkannya secara kehidupan dunia yang berlebihan, seterusnya, dia berharap pengasingan itu akan mendidik egonya dan seleranya atau hawa nafsunya, memberi peluang kepada perkembangan atas diri rohaninya.
Bila seseorang memutuskan demikian niatnya mestilah ikhlas, dalam satu segi, dia seumpama meletakkan dirinya di dalam kubur, dalam keadaan mati sebelum mati, dia mengharapkan semata-mata haanya keridhaan Allah semata, berhasrat dalam hatinya untuk melahirkan yang asli dan beriman, yang bisa lahir daripada kewujudannya yang hina ini. Rasululllah Saw bersabda : "Yang beriman adalah yang orang Iain selamat daripada tangan dan lidahnya." (H.R. Muttafaqun'alaih). Dia mengikat lidahnya dari berkata yang sia-sia karena Nabi Saw bersabda : "KeseIamatan manusia datang dari Iidah dan kebinasaannya juga dari lidah." (H.R. Muttafaqun'alaih). Dia menutupkan matanya daripada yang di haramkan, agar pandangannya yang khianat dan menipu daya tidak jatuh ke atas apa yang di miliki oleh orang lain, dia menutup telinganya dari mendengar pembohongan dan kejahatan dan mengikat kakinya, membelenggunya dari pergi kepada maksiat atau dosa.
Setiap anggota badan boleh saja dan silakan saja melakukan dosa atau maksiat sendirian, "Mata boleh berzina." Bila salah satu daripada pancaindera berdosa satu makhluk hitam yang bodoh di ciptakan daripadanya dan pada hari pembalasan, ia menjadi saksi terhadap dosa yang di lakukan, apakah mau begitu? Menjadi saksi terhadap diri sendiri atas maksiat dan dosa? Kemudian ia di campakkan ke dalam neraka.
Tuhan memuji orang yang menghindarkan dirinya daripada kesalahan, karena yang demikian merupakan penyesalan yang sebenar, taubat yang kuat. "Adapun orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan mencegah diri daripada hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurga itu tempat kembalinya." (Q.S. An-Naazi'aat : 40-41). Orang yang takut akan Tuhannya dan bertaubat, mengeluarkan kewujudannya yang hina daripada yang beriman dan mengeluarkan keburukannya daripada imannya, di tukarkan di dalam khalwatnya, sehingga jadilah ia jejaka tampan atau gadis yang cantik luar dalam, jasmani rohani, kewujudan yang elok ini menjadi khadam kepada penghuni syurga.
Mengasingkan diri adalah benteng menghalang musuh bagi dosa diri sendiri dan kesalahan, di dalamnya sendirian, tahukah anda, bahwa sesungguhnya kita hidup di dunia ini adalah sendiri? Ya, sendirian dong...Apa buktinya? Buktinya adalah apakah kita bisa menumpang mata orang lain untuk melihat, lidah orang lain untuk bicara? Bisa apa tidak? Sesungguhnya itu sendirian, pengllihatan kita kesatu titik misalnya tidak akan sama dengan penglihatan orang lain, walaupun yang di lihat itu-itu juga alias sama pada satu benda, penglihatan saya terhadap pensil di atas meja tidak akan sama dengan penglihatan anda, mungkin radius anda pandang lebih luas, sehingga terlihat hal di sekitarnya selain pensil tadi, misalnya selain pensil anda bisa lihat ada tv, foto dan lain sebagainya walaupun fokus di suruh lihat adalah pensil, tapi sebaliknya, saya hanya lihat pensil dan meja tempat ia terletak saja, sedangkan tv dan lainnya saya tidak nampak, kan berbeda sudah.
Seseorang terpelihara di dalam kesucian, Allah berfirman : "Barangsiapa percaya akan pertemuan dengan Tuhannya, hendaklah ia kerjakan amal shalih dan janganlah ia sekutukan seorang jua-pun dalam ibadat kepada Tuhannya." (Q.S. Al-Kahfi : 110). Semua yang di ceritakan hingga kini adalah maksud bagi suasana khalwat dzahir, maksud khalwat batin pula adalah mengeluarkan dari hati walaupun hanya memikirkan hal keduniaan, kejahatan dan ego, meninggalkan makan yang mewah, minum yang mewah, harta, keluarga, isteri, anak-anak dan perhatian serta kasih sayang semuanya.
Anggapan orang lain melihat atau mendengar tentangnya jangan masuk kepada khalwat ini. Rasulullah Saw bersabda : "Kebesaran dan apa yang di burunya adalah bala dan melarikan diri daripada kebesaran dan mengharapkan pujian orang dan apa yang di bawanya adalah keselamatan."
Orang yang berencana memasuki khalwat batin mestilah menutupi hatinya daripada kemegahan, sombong, takabur, marah, dengki, khianat dan yang seumpamanya, jika sembarang perasaan yang demikian masuk kepadanya di dalam khalwatnya, hatinya menjadi terikat, ia tidak lagi terlepas daripada dunia dan khalwat demikian tidak berguna, sekali kekotoran memasuki hati, ia kehilangan kesuciannya dan semua kebaikan terbatal, karena itu kontrollah selalu hati.
"Apa yang kamu bawa itu sihir, sesungguhnya Allah akan membatalkannya, karena Allah itu tidak membaguskan amal orang-orang yang berbuat bencana." (Q.S. Yunus : 81). Walaupun perbuatan seseorang itu kelihatan bagus pada pandangan orang lain, bila sifat-sifat buruk memasukinya, orang itu di anggap berlaku khianat dan menipu dirinya sendiri dan juga orang lain. Nabi Saw bersabda : "Sombong dan takabur mencemarkan iman, fitnah dan umpatan Iebih buruk dari dosa zina." Juga Nabi Saw bersabda : "Sebagaimana api membakar kayu, dendam membakar dan menghapuskan perbuatan baik seseorang." "Fitnah itu sedang tidur, laknati ke atas siapa yang membangunkan atau mengejutkannya." Juga, "Orang yang bakhil tidak masuk syurga, walaupun dia habiskan umurnya dengan ibadat." Lagi, "Kepura-puraan adalah bentuk sembunyi mengadakan sekutu bagi Tuhan." Terus,"Syurga menolak orang yang menolak orang lain."
Banyak lagi tanda-tanda sifat buruk yang di kutuk oleh Rasulullah Saw, apa yang di nyatakan sudah memadai untuk menunjukkan kepada kita, bahwa dunia ini adalah tempat yang memerlukan sifat konsisten di dalam berhati-hati dan berwaspada terhadap virusnya sifat keburukan, perlu berjalan melaluinya dengan penuh cermat dan perhatian.
Hal pertama jalan kerohanian adalah menyucikan hati dan langkah untuk memperolehnya adalah membanteras sifat keegoan dan keinginan hawa nafsu, di dalam khalwat, dengan berdiam diri, bertafakur dan berdzikir secara terus menerus, ego seseorang bisa di perbaiki, kemudian Allah yang Maha Besar menjadikan hati seseorang itu bercahaya, tiada yang di lakukan di dalam khalwat secara perbuatan sendiri, apa yang perlu adalah cinta, ikhlas dan keyakinan yang sebenarnya dalam beribadah kepada Allah.
Cara ini bukan cara orang tersebut sendiri saja, dia menuruti cara para sahabat Rasulullah Saw, cara orang-orang yang mengikuti mereka dan cara orang yang mengetahui cara mereka dan mengikutinya, bila orang yang yakin berada pada jalan ini menurut jalan taubat, ilham dan menyucikan hatinya, Allah mencabut dari hatinya dan dirinya segala yang merusakkan dan yang keji dan melindunginya agar dia tidak kembali kepadanya, wajahnya akan menjadi cantik, perasaannya, apa saja yang dia lakukannya, dengan cara yang terpuji karena dia berada di dalam kehadiran illahi. "Allah mendengar orang yang memuji-Nya." Jadi, Allah menjaganya, Allah menerima do'anya, kerinduannya dan puji-pujiannya dan mengabulkan segala keinginannya.

"Barangsiapa yang mau kemuliaan, maka bagi Allah jualah semua kemuliaan, kepada-Nya naik perkataan yang baik, amal yang shalih itu Dia angkat." (Q.S. Fatir : 10).
Perkataan yang baik menyelamatkan lidah daripada perkataan yang sia-sia, lidah adalah alat yang baik untuk memuji Tuhan, mengulangi nama-nama-Nya yang indah, memperakui ke-ESA-an-Nya, Allah memberi peringatan terhadap perkataan yang sia-sia : "Tidak sekali-kali! Sesungguhnya yang demikian perkataan yang ia ucapkan, padahal di belakang mereka ada satu dinding hingga hari mereka di bangkitkan (mereka tidak benar dalam perkataan mereka)." (Q.S. Mukminuun : 100).
Allah mengkaruniakan keampunan-Nya, belas kasihan-Nya kepada orang yang belajar dan mengamalkannya dengan niat yang baik. Dia membawanya hampir dengan membawanya kepada derajat yang lebih tinggi, Dia ridha kepadanya, Dia maafkan kesalahannya, bila seseorang telah di naikkan kepada derajat itu, hatinya menjadi seperti Iaut. Bentuk dan warna Iaut itu tidak berubah, karena sedikit kekejaman dan penganiayaan yang orang buangkan kepadanya. Nabi Saw bersabda : "JadiIah seperti Iaut yang tidak berubah, tetapi di dalamnya tentara gelap (ego) kamu akan lemas", seperti Fira'un lemas di dalam Laut Merah, dalam lautan itu kapal agama timbul dengan selamat dan sejahtera, ia berlayar di dalam lautan yang luas itu, ruh orang yang di dalam khalwat terjun ke dasarnya untuk mendapatkan mutiara kebenaran, membawa ke permukaan mutiara kebijaksanaan (makrifat) dari batu karang budi pekerti dan menyebarkannya ke tempat yang jauh.
Allah berfirman : "Keluar daripadanya mutiara dan marjan (batu karang)." (Q.S. Ar-Rahman : 22). Untuk memelihara lautan tersebut, dzahir kita mestilah sama dengan batin kita, diri kita mestilah sama dengan apa yang kelihatan pada diri kita. Suasana dzahir dan suasana batin kita mestilah satu, bila ini terjadi, tiada lagi penipuan, hasutan atau kekacauan di dalam laut hati kita, tiada ribut dan nakal yang bisa memabukkan di dalam lautan yang tenang itu.
Orang yang memperolehi suasana tersebut berada di dalam keadaan taubat sepenuhnya, ilmu hikmahnya luas dan bermanfaat bagi orang banyak, perbuatannya semuanya adalah khidmat untuk orang lain, hatinya tidak mengalir kepada kejahatan, jika dia khilaf atau lupa dia di maafkan, karena dia ingat bila dia lupa dan bertaubat bila dia bersalah, dia berada dalam kehampiran dengan Allah dan dirinya sendiri, jadi dalam khalwat itu adalah utamanya mengerjakan segala bentuk latihan aqidah, akhlak, tauhid dan memperdalam amal ibadah kepada Allah, sehingga menjadi biasa di kalangan ramai, berakhlak baik di tengah masyarakat, titel orang beriman yang taqwa di hadapan Allah.

Posting Komentar untuk "TENTANG KHALWAT DAN APA YANG DI LAKUKAN DALAM KHALWAT"