AL-AQIDAH ATH-THAHAWIYAH
Inilah penjelasan keterangan tentang aqidah Ahlus sunnah wal jama’ah, menurut mahdzab para ahli fiqih Islam, yaitu Abu Hanifah An-Nu'man bin Tsabit Al-Kufi, Abu Yusuf Ya’qub bin Ibrahim Al-Anshari dan Abu Abdillah Muhammad bin Al-Hasan Asy-Syaibani, beserta pokok-pokok keagamaan yang rnereka yakini dan mereka gunakan untuk beribadah kepada Allah, yaitu :
1. Kami menyatakan tentang tauhid kepada Allah, berdasarkan keyakinan semata-mata berkat taufiq Allah, sesungguhnya Allah itu Maha Tunggal, tiada sekutu bagi-Nya.
2. Tiada sesuatupun yang menyamai-Nya.
3. Tiada sesuatupun yang dapat melemahkannya.
4. Tiada yang berhak untuk di ibadahi selain diri-Nya.
5. Yang Maha Terdahulu tanpa berawal, yang Maha Kekal tanpa pernah berakhir.
6. Tak akan pernah punah ataupun binasa.
7. Tak ada sesuatupun yang terjadi, melainkan dengan kehendak-Nya.
8. Tak dapat di gapai oleh pikiran, tak juga dapat di capai oleh pemahaman.
9. Tidak menyerupai makhluk-Nya.
10. Yang Maha Hidup tak pernah mati, yang Maha Terjaga dan tak pernah tertidur.
11. Mencipta tanpa merasa membutuhkan (kepacla ciptaan-Nya), membagi rizqi tanpa mengharapkan imbalan.
12. Mematikan tanpa gentar dan membangkitkan (setelah mati) tanpa kesulitan.
13. Dia telah memiliki sifat-sifat itu semenjak dahulu, sebelum mencipta, dengan terciptanya para makhluk, tak bertambah sedikitpun sifat-sifat-Nya, yang selalu tetap dengan sifat-sifat-Nya semenjak dahulu tanpa berawal dan akan terus kekal dengan-Nya, sifat-sifat-Nya selamanya.
14. Nama-Nya AI-Khaliq sebagai Pencipta, tidaklah di sandang-Nya baru setelah Dia menciptakan makhluk-makhluk-Nya dan namanya Al-Bari (Yang Menjadikan) tidaklah di ambil baru seusai Dia menjadikan hamba-hamba-Nya.
15. Dia-lah pemilik sebutan AI-Rabb (Pemelihara) dan bukanlah Dia Marhub atau yang di pelihara. Dia juga pemilik sebutan Al-Khaliq dan bukanlah Dia sebagai makhluk, sebagaimana Dia adalah Dzat yang menghidupkan segala yang mati (Al-Muhyi), Dia-pun berhak atas sebutan itu, dari sebelum menghidupkan mereka, demikian juga Ia berhak menyandang sebutan Al-Khuliq sebelum menciptakan mereka. Untuk itulah, Dia-pun berkuasa atas segala sesuatu, sementara segala sesuatu itu berharap kepada-Nya, segala urusan bagi-Nya mudah dan Dia tidaklah membutuhkan sesuatu. Firman-Nya: ”Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S. Asy-Syura : 11).
16. Dia menciptakan makhluk dengan ilmu-Nya.
17. Dia menentukan takdir atas mereka.
18. Dia menuliskan ajal kernatian bagi mereka.
19. Tiada sesuatupun yang tersernbunyi bagi-Nya sebelum Dia menciptakan mereka, bahkan Dia mengetahui apa yang akan mereka kerjakan, juga sebelum menciptakan mereka.
20. Dia memerintahkan hamba-harnba-Nya untuk ta’at dan melarang mereka melakukan maksiat.
21. Segala sesuatu berjalan sesuai dengan takdir dan kehendak-Nya, sedangkan kehendak-Nya itu pasti terlaksana, Tidak ada kehendak bagi hamba-Nya melainkan memang apa yang di kehendaki-Nya, apa yang Dia kehendaki, pasti terjadi dan apa yang tidak Dia kehendaki tak akan terjadi.
22. Dia memberi petunjuk siapa saja yang Dia kehendaki, memelihara dan mengayominya karena keutamaan-Nya. Dia juga menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, menghinakan seseorang dan menghukumnya berdasarkan keadilan-Nya. Seluruh makhluk berada di bawah kendali kehendak Allah di antara kemurahan, keutamaan dan keadilan-Nya,
23. Dia mengungguli musuh-musuh-Nya dan tak tertandingi oleh lawan-lawan-Nya, tak seorang pun mampu menolak takdir-Nya, menolak ketetapan hukum-Nya atau mengungguli urusan-Nya. Kita mengimani semua itu dan kita pun meyakini bahwa segalanya datang daripada-Nya.
24. Sesungguhnya Muhammad Saw adalah hamba-Nya yang terpilih, Nabi-Nya yang terpandang dan Rasul-Nya yang di ridlai.
25. Sesungguhnya beliau adalah penutup para Nabi Saw, Dia pemimpin orang-orang bertaqwa, Dia penghulu para Rasul.
26. Segala pengakuan sebagai Nabi Saw sesudah beliau adalah kesesatan dan hawa nafsu, beliau di utus kepada segenap umat manusia dan jin, dengan membawa kebenaran, petunjuk dan cahaya yang terang.
27. Sesungguhnya Al-Qur’an adalah Kalamullah, berasal dari-Nya sebagai ucapan yang tak di ketahui bagaimananya, di turunkan kepada Rasul-Nya sebagai wahyu. Di imani oleh kaum mukminin dengan sebenar-benarnya. Mereka meyakininya sebagai kalam Ilahi yang sesungguhnya bukanlah sebagai makhluk sebagaimana ucapan hamba-Nya.
28. Barangsiapa yang mendengarnya (mendengar bacaan Al-Qur’an) dan menganggap itu sebagai ucapan makhluk, maka ia telah kafir. Allah sungguh telah mencelanya, menghinanya dan mengancamnya dengan neraka. Allah berfirman : “Aku akan memasukkan ke dalam (Nar) neraka Saqar.” (Q.S. Al-Muddatsir : 26).
29. Barangsiapa yang mensifati Allah dengan kriteria-kriteria manusia, maka dia sungguh telah kafir. Barangsiapa yang memahami hal ini niscaya dia dapat mengambil pelajaran, akan dapat rnenghindari ucapan yang seperti perkataan orang-orang kafir dan mengetahui bahwa Allah dengan sifat-sifat-Nya tidaklah seperti makhluk-Nya.
30. Melihat Allah adalah hak pasti (benar adanya) bagi Ahli Jannah (penduduk syurga) tanpa dapat di jangkau oleh ilmu manusia dan tanpa manusia mengetahui bagaimana memahami hal itu sebagaimana di nyatakan Rabb kita dalam Al-Qur’ an : "Wajah-wajah (orang mukmin) pada waktu itu berseri-seri, mereka betul-betul memandang kepada Rabb mereka.” (Q.S. Al-Qiyamah : 22-23). Pengertian (sebenar)nya, adalah sebagaimana yang di kehendaki dan di ketahui oleh Allah. Setiap hadits shahih yang di riwayatkan dalam persoalan itu, pengertian sesungguhnya adalah sebagaimana yang di kehendaki Allah.
1. Kami menyatakan tentang tauhid kepada Allah, berdasarkan keyakinan semata-mata berkat taufiq Allah, sesungguhnya Allah itu Maha Tunggal, tiada sekutu bagi-Nya.
2. Tiada sesuatupun yang menyamai-Nya.
3. Tiada sesuatupun yang dapat melemahkannya.
4. Tiada yang berhak untuk di ibadahi selain diri-Nya.
5. Yang Maha Terdahulu tanpa berawal, yang Maha Kekal tanpa pernah berakhir.
6. Tak akan pernah punah ataupun binasa.
7. Tak ada sesuatupun yang terjadi, melainkan dengan kehendak-Nya.
8. Tak dapat di gapai oleh pikiran, tak juga dapat di capai oleh pemahaman.
9. Tidak menyerupai makhluk-Nya.
10. Yang Maha Hidup tak pernah mati, yang Maha Terjaga dan tak pernah tertidur.
11. Mencipta tanpa merasa membutuhkan (kepacla ciptaan-Nya), membagi rizqi tanpa mengharapkan imbalan.
12. Mematikan tanpa gentar dan membangkitkan (setelah mati) tanpa kesulitan.
13. Dia telah memiliki sifat-sifat itu semenjak dahulu, sebelum mencipta, dengan terciptanya para makhluk, tak bertambah sedikitpun sifat-sifat-Nya, yang selalu tetap dengan sifat-sifat-Nya semenjak dahulu tanpa berawal dan akan terus kekal dengan-Nya, sifat-sifat-Nya selamanya.
14. Nama-Nya AI-Khaliq sebagai Pencipta, tidaklah di sandang-Nya baru setelah Dia menciptakan makhluk-makhluk-Nya dan namanya Al-Bari (Yang Menjadikan) tidaklah di ambil baru seusai Dia menjadikan hamba-hamba-Nya.
15. Dia-lah pemilik sebutan AI-Rabb (Pemelihara) dan bukanlah Dia Marhub atau yang di pelihara. Dia juga pemilik sebutan Al-Khaliq dan bukanlah Dia sebagai makhluk, sebagaimana Dia adalah Dzat yang menghidupkan segala yang mati (Al-Muhyi), Dia-pun berhak atas sebutan itu, dari sebelum menghidupkan mereka, demikian juga Ia berhak menyandang sebutan Al-Khuliq sebelum menciptakan mereka. Untuk itulah, Dia-pun berkuasa atas segala sesuatu, sementara segala sesuatu itu berharap kepada-Nya, segala urusan bagi-Nya mudah dan Dia tidaklah membutuhkan sesuatu. Firman-Nya: ”Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S. Asy-Syura : 11).
16. Dia menciptakan makhluk dengan ilmu-Nya.
17. Dia menentukan takdir atas mereka.
18. Dia menuliskan ajal kernatian bagi mereka.
19. Tiada sesuatupun yang tersernbunyi bagi-Nya sebelum Dia menciptakan mereka, bahkan Dia mengetahui apa yang akan mereka kerjakan, juga sebelum menciptakan mereka.
20. Dia memerintahkan hamba-harnba-Nya untuk ta’at dan melarang mereka melakukan maksiat.
21. Segala sesuatu berjalan sesuai dengan takdir dan kehendak-Nya, sedangkan kehendak-Nya itu pasti terlaksana, Tidak ada kehendak bagi hamba-Nya melainkan memang apa yang di kehendaki-Nya, apa yang Dia kehendaki, pasti terjadi dan apa yang tidak Dia kehendaki tak akan terjadi.
22. Dia memberi petunjuk siapa saja yang Dia kehendaki, memelihara dan mengayominya karena keutamaan-Nya. Dia juga menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, menghinakan seseorang dan menghukumnya berdasarkan keadilan-Nya. Seluruh makhluk berada di bawah kendali kehendak Allah di antara kemurahan, keutamaan dan keadilan-Nya,
23. Dia mengungguli musuh-musuh-Nya dan tak tertandingi oleh lawan-lawan-Nya, tak seorang pun mampu menolak takdir-Nya, menolak ketetapan hukum-Nya atau mengungguli urusan-Nya. Kita mengimani semua itu dan kita pun meyakini bahwa segalanya datang daripada-Nya.
24. Sesungguhnya Muhammad Saw adalah hamba-Nya yang terpilih, Nabi-Nya yang terpandang dan Rasul-Nya yang di ridlai.
25. Sesungguhnya beliau adalah penutup para Nabi Saw, Dia pemimpin orang-orang bertaqwa, Dia penghulu para Rasul.
26. Segala pengakuan sebagai Nabi Saw sesudah beliau adalah kesesatan dan hawa nafsu, beliau di utus kepada segenap umat manusia dan jin, dengan membawa kebenaran, petunjuk dan cahaya yang terang.
27. Sesungguhnya Al-Qur’an adalah Kalamullah, berasal dari-Nya sebagai ucapan yang tak di ketahui bagaimananya, di turunkan kepada Rasul-Nya sebagai wahyu. Di imani oleh kaum mukminin dengan sebenar-benarnya. Mereka meyakininya sebagai kalam Ilahi yang sesungguhnya bukanlah sebagai makhluk sebagaimana ucapan hamba-Nya.
28. Barangsiapa yang mendengarnya (mendengar bacaan Al-Qur’an) dan menganggap itu sebagai ucapan makhluk, maka ia telah kafir. Allah sungguh telah mencelanya, menghinanya dan mengancamnya dengan neraka. Allah berfirman : “Aku akan memasukkan ke dalam (Nar) neraka Saqar.” (Q.S. Al-Muddatsir : 26).
29. Barangsiapa yang mensifati Allah dengan kriteria-kriteria manusia, maka dia sungguh telah kafir. Barangsiapa yang memahami hal ini niscaya dia dapat mengambil pelajaran, akan dapat rnenghindari ucapan yang seperti perkataan orang-orang kafir dan mengetahui bahwa Allah dengan sifat-sifat-Nya tidaklah seperti makhluk-Nya.
30. Melihat Allah adalah hak pasti (benar adanya) bagi Ahli Jannah (penduduk syurga) tanpa dapat di jangkau oleh ilmu manusia dan tanpa manusia mengetahui bagaimana memahami hal itu sebagaimana di nyatakan Rabb kita dalam Al-Qur’ an : "Wajah-wajah (orang mukmin) pada waktu itu berseri-seri, mereka betul-betul memandang kepada Rabb mereka.” (Q.S. Al-Qiyamah : 22-23). Pengertian (sebenar)nya, adalah sebagaimana yang di kehendaki dan di ketahui oleh Allah. Setiap hadits shahih yang di riwayatkan dalam persoalan itu, pengertian sesungguhnya adalah sebagaimana yang di kehendaki Allah.
Posting Komentar untuk "AL-AQIDAH ATH-THAHAWIYAH"
Terimakasih atas kunjungan anda...