Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

Istighfarnya Nabi Adam Alaihissalam

Allah Swt telah menyebutkan dalam kitab-Nya Al-Qur’an yang mulia tentang para Nabi dan Rasul-Nya, yakni berupa kesempurnaan tentang peribadatan atau cara beribadahnya mereka, kesempurnaan penghinaan diri mereka, ketundukan mereka dan kepasrahan mereka kepada Rabb semesta alam.

Mereka senantiasa dalam kebaikan sebagai penuntun dan bagi orang-orang mendapat petunjuk di antara hamba-hamba-Nya sebagai teladan dan panutan dan di samping tentang kesempurnaan ini, mereka terus-menerus dalam taubat dan istighfar dan selalu kembali kepada yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

Telah disebutkan di sejumlah tempat dalam Al-Qur'an tentang para Nabi dan Rasul, tentang permohonan ampun mereka, serta taubat mereka kepada Allah Swt, di antara hal itu adalah apa yang disebutkan Allah Swt yang berkenaan dengan Nabi Adam As, Allah Swt berfirman : "Dan Kami berfirman, 'Wahai Adam, tinggallah Engkau dan istrimu di syurga, dan makanlah oleh kamu berdua darinya sepuasnya, dimana saja kamu berdua kehendaki, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, sehingga kamu berdua menjadi orang-orang zhalim. Maka setan menggelincirkan keduanya darinya, ia mengeluarkan mereka berdua dari apa yang keduanya berada padanya, dan Kami berfirman; 'Turunlah kalian, sebagian kalian menjadi musuh atas sebagian yang lain, dan untuk kamu di bumi tempat tinggal serta kesenangan hingga waktu tertentu.' Adam pun menerima dari Rabbnya beberapa kalimat dan Dia pun menerima taubatnya. Sungguh Dia Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (Q.S. Al-Baqarah/2: 35-37).

Dan firman-Nya dalam ayat lain: "Dan wahai Adam, tinggallah engkau dan istrimu di syurga, dan makanlah kamu berdua dari mana saja kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, agar kamu berdua tidak termasuk orang-orang zhalim. Syetan memberi waswas kepada keduanya untuk menampakkan bagi keduanya apa yang ditutupi dari kemaluan keduanya, dan syetan berkata, 'Tidaklah kamu berdua dilarang oleh Rabb kamu dari pohon ini, melainkan agar kamu berdua (tidak) menjadi dua malaikat atau kamu berdua menjadi mereka yang kekal. Dia bersumpah pada keduanya, 'Sungguh aku bagi kamu berdua termasuk para pemberi nasihat' Dia merayu keduanya dengan tipu daya. Keduanya mencicipi pohon itu, tampaklah kemaluan keduanya, dan mulailah keduanya menutupi atas keduanya dengan daun-daun syurga, dan keduanya diseru oleh Rabb mereka berdua, 'Bukankah aku telah melarang kamu berdua dari pohon itu, dan Aku katakan kepada kamu berdua; sungguh syetan bagi kamu berdua adalah musuh yang nyata.' Keduanya berkata. 'Wahai Rabb kami, kami telah menzhalimi diri-diri kami, dan jika Engkau tidak mengasihi kami, niscaya kami benar-benar termasuk mereka yang merugi." (Q.S. Al-A’raf/7: 20-23).

Dan firman-Nya: "Dan Adam durhaka kepada Rabbnya maka dia menyimpang. Kemudian Rabbnya memilihnya dan menerima taubatnya serta memberinya petunjuk." (Q.S. Thaha/20: 121-122).

Posting Komentar untuk "Istighfarnya Nabi Adam Alaihissalam"