Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

AKHLAK DAN ILMU

Akhlak dan Ilmu

Definisi Akhlak dan Ilmu

Allah berkata kepada Rasulullah Saw dalam surat Al-Qalam : 4, yaitu : "Sungguh engkau berada pada akhlak yang agung." Kata akhlak berasal dari akar kata "khaluqa" yang berarti lembut, halus dam lurus, dari kata khalaqa yang berarti "Bergaul dengan akhlak yang baik." Juga dari kata "takhallaqa" yang berani "berwatak."
Akhlak adalah kebiasaan, perangai dan watak. Definisi akhlak adalah : Kaidah-kaidah ilmiah untuk menata dan mengatur perilaku manusia.

Ilmu akhlak membahas tentang akhlak itu sendiri, ilmu akhlak trmasuk salah satu cabang hikmah ‘amali, oleh karena itu, ilmu akhlak di namakan juga dengan hikmah khulqiyyah.
lni di dasari pada pembagian hikmah kepada dua bagian, yaitu hikmah nazhari dan hikmah ‘amali, salah satu cabang hikmah ‘amali adalah ilmu akhlak, yang mencukup empat keutamaan hikmah, kesucian, keberanian dan keadilan.

Induk Akhlak

Ada orang yang berpendapat, bahwa dalam diri manusia ada empat pilar, seluruhnya harus baik supaya tercipta akhlak yang baik, sebagaimana bentuk lahiriah wajah tidak akan bagus dan sempurna, dengan bagusnya mata tanpa bagusnya hidung, dengan bagusnya mulut tanpa bagusnya pipi dan bahkan semua anggota tubuh harus bagus supaya penampilan luar bagus. Jika keempat pilar tersebul lurus, seimbang dan sejalan, maka akan tercipta akhlak yang baik.  Keempat pilar itu adalah kekuatan ilmu, kekuatan marah, kekuatan syahwat dan kekuatan keseimbangan di antara ketiga kekuatan tersebut. Kekuatan marah yang seimbang di sebut keberanian, Kekuatan syahwat yang seimbang di sebut kesucian, jika kekuatan marah melenceng dari posisi keseimbangan dan cenderung ke sisi berlebihan, maka ia di sebut kenekatan, sebaliknya, jika ia cenderung ke sisi kurang, maka ia di sebut kepengecutan. Begitu juga kekuatan syahwat, jika ia cenderung ke sisi berlebihan, ia di sebut kerakusan, jika ia cenderung ke sisi kurang, ia di sebut ketidak bergairahan, yang terpuji dan utama adalah jalan tengah di antara keduanya, sedangkan kedua sisi yang melenceng tersebut adalah tercela, sedangkan keadilan (keseimbangan), maka tidak ada sisi kurang dan sisi lebihnya, jika ia hilang, maka yang ada adalah kebalikannya, yaitu kedzaliman. Adapun hikmah, sikap berlebihan dalam memanfaatkannya untuk tujuan-tujuan yang merusak, di sebut kegilaan dan penipuan, sedangkan kekurangan darinya di sebul kebodohan, posisi tengah di antara keduanya itulah yang di sebut hikmah. Oleh karena itu, induk akhlak ada empat hikmah, keberanian, kesucian dan keadilan.
Dari keseimbangan dan keselarasan empat pilar ini, muncul akhlak yang mulia, Imam Ali Ra berkata, "Keutamaan itu ada empat jenis, yaitu :
Pertama, hikmah, yang dasarnya terletak pada akal pikiran.
Kedua, kesucian, yang dasarnya terletak pada syahwat.
Ketiga, kekuatan, yang dasarnya terletak pada amarah.
Keempat, keadilan, yang dasarnya terletak pada keseimbangan kekuatan-kekuatan diri.
Imam Hasan Al-Askari Ra herkata : "Kedermawanan ada ukurannya, jiku berlebihan maka itu keborosan, kehati-hatian ada ukurannya, jika berlebihan maka itu kepengecutan, sikap hemat ada ukurannya, jika berlebihan, maka itu kebakhilan atau kekikiran, keberanian ada ukurannya, jika berlebihan maka itu kenekatan."

Posting Komentar untuk "AKHLAK DAN ILMU"