Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

SETIAP PERISTIWA ITU MENGANDUNG I'TIBAR

"Barangsiapa yang di perkenankan oleh Allah tentang i’tibar (memperhatikan sesuatu dengan teliti untuk mendapatkan suatu pegangan), maka ibaratnya dapat di terima oleh manusia, serta jelaslah (petunjuk) mereka. Ta'bir itu adalah merupakan pemberian atau karunia dari Allah yang hanya di berikan kepada orang-orang yang mau mendekatkan diri kepada-Nya. Dengan adanya ta'bir itu mereka dapat rnengambil i'tibar atas kejadian yang di turunkan Allah kepada hambanya di dunia ini, apabila mereka (orang yang di perkenankan oleh Allah tentang i'tibar) bila ia mengibaratkan sasuatu atau memberi keterangan, dapatlah di terima dengan jelas oleh semua manusia.
Ta’bir, ibrah dan i‘tibar adalah sesuatu yang banyak di singgung oleh Allah di dalam Al-Qur'an, karena ta'bir, ibrah dan i’tibar merupakan bagian kehidupan insani yang Allah beritahukan kepada hambanya yang ta’at, betapapun masalah ini adalah masalah yang amat penting, tetapi pada saat sekarang kurang banyak di sadari, soalnya ringan dan enteng, tetapi masalahnya berat dan utama sekali, sampai berulang kali Allah menyebutkan dalam Al-Qur'an, terutama untuk menjadi pegangan bagi orang-orang yang berirnan dari masa ke masa. Telah di terangkan di atas, bahwa manusia yang dapat mengambil i'tibar akan kejadian sesuatu yang ada di dunia ini, adalah orang-orang yang dekat kepada Allah, dengan adanya kejadian itu, mereka bisa di antarkan kepada pendekatan dan dengan adanya kejadian itu pula mereka bisa di antarkan untuk mengoreksi diri, berubah sikap yang tercela kepada sikap yang terpuji.

Perhatikan firman Allah : "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut di sebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar." (Q.S. Ar-Ruum Ayat 41). Dari itu, manusia bisa terbawa ke alam yang lebih sadar, bahwa semua kejadian itu adalah pemberian Tuhan di sebabkan ia mau memperhatikan atau menelaah sesuatu dengan sepenuh daya kemampuan, (apakah itu benda ataukah peristiwa), lalu dapat di ambil faedah dari padanya, demikianlah hakikat kabar, ta'bir, ibrah dan i'tibar yang asal mulanya dari kata "abaro" lalu lahirlah kata pecahan ta'bir, ibroh dan i'tibar. 


Asal dari kata itu mempunyai arti memperhatikan sesuatu untuk mendapatkan suatu pegangan, menjadikan sesuatu yang terjadi pada diri sendiri, masyarakat, negara dan dunia ini, dalam telaahan yang dalam dan seksama lalu dari padanya itu di ambil saripatinya untuk mendapatkan pegangan hati dan fikiran, maka itulah yang di namakan : ta'bir, ibroh dan i‘tibar. Secara ringkas dapat di katakan bahwa ta'bir, ibroh dan i'tibar adalah pelaiaran yang di dapat dari sesuatu. Dalam Al-Qur'an banyak sekali Allah menyebutkan kehidupan umat bangsa zaman dahulu sejak dari Nabi Adam As hingga Nabi Muhammad Saw, baik mereka yang taat kepada Allah maupun yang ingkar kepada-Nya, lalu pada akhir ayat itu di gugah hati orang yang beriman, yaitu : "Laqad kaana fii qishashihim ibratun liulil albaab.” Artinya : "Sesungguhnya dalam kisah-kisah mereka ada pelajaran buat orang yang mempunyai akal." (Q.S. Yusuf Ayat 111). Malah dari kisah atau peristiwa yang terjadi di zaman Nabi Muhammad Saw di harapkan orang yang beriman mengambil pelajaran untuk masa mereka dan selanjutnya, seperti peristiwa perang Badar yang di sebut oleh ahli sejarah "Ummul Abthal” (Ibu Para Pahlawan), karena melahirkan tokoh-tokoh lslam sejati dalam perang itu, umat Islam maju dengan jumlah yang sedikit tetapi membawa iman, sedang musuh mereka orang Quraisy datang dengan iumlah besar dan dengan persenjataan yang hebat, namun akhirnya orang berimanlah yang mendapat kemenangan karena mereka berjuang pada jalan Allah, lalu Allah turunkan bala tentaranya (berupa Malaikat), setelah menceritakan peristiwa ini, maka Allah tutup ayat kemenangan ini dengan : "Inna fii dzaalika laibratan liulil abshaar.” Artinya : ”Sesungguhnya dalam peristiwa itu merupakan pelajaran bagi mereka yang mempunyai pandangan.” (Q.S. Ali-lmran Ayat 13). 

Demikian juga pergantian malam dan siang, maju mundurnya umat), pun Allah harapkan agar manusia menelaahnya dengan seksama karena ada pelajaran yang terkandung di dalamnya untuk kepentingan hidup mereka : “Yuqallibullahul laila wan nahaara inna fii dzaalika laib ratal liulil abshaar.” Artinya : "Allah mempergantikan siang dan malam, sesungguhnya dalam (peristwa) itu ada pelajaran utama bagi mereka yang mempunyai pandangan.” (Q.S. An-Nur Ayat 44). 

Dalam Surat An-Naziaat, Allah menceritakan bagaimana perjuangan hebat Nabi Musa As. menghadapi kekuatan Fir'aun yang kejam dan kesudahan nasib Fir'aun dalam kekejamannya itu, lalu Allah himbau hati para mukminin dengan melalui firman-Nya : "lnna fii dzaalika laibratan liman yakhsyaa.” Artinya : ”Sesungguhnya pada peristiwal yang sedemikian itu ada pelajaran bagi orang yang takut (pada Allah." (Q.S. An-Naaziaat Ayat 26). 

Sampai pada kehidupan binatang ternak, Allah mengajak kaum beriman untuk pandai mengambil pelajaran, baik air susu yang dapat di minum maupun daging yang dapat di makan. ”Wainna Iakum fil an'aami Iaibratan.“ Artinya : "Dan sesungguhnya dalam binatang ternak ada pelajaran nyata bagimu." (Q.S Al-Mu'minun Ayat 21). 

Akhirnya dalam perjuangan kaum muslimin dahulu menghadapi golongan yang anti kebenaran Allah, di mana kehancuran kuffar itu di akibatkan "ru'bah" yang di masukkan pada hati mereka sehingga mereka tidak tahu Iagi apa yang di perbuat, maka Allah berfirman : "Fa'tabiruu yaa ulil abshaar.” Artinya : "Jadikanlah i’tibar (ambil pelajaran) wahai golongan yang mempunyai pandangan.” (Q.S. Al-Hasyar Ayat 2). 

Demikianlah ayat yang berkenaan dengan ta'bir, ibrah dan i'tibar yang semua orang beriman di tuntut atau di beri izin oleh Allah untuk mengambil pelajaran pada tiap kejadian atau peristiwa yang terjadi di alam ini. Dan dari ta'bir yang di terimanya ini ia di tuntut untuk menerangkan dengan jelas sari patinya kepada semua manusia, karena saripati dari kejadian atau peristiwa itu merupakan petunjuk dari Allah yang waiib diterima dengan jari sepuluh. 

Telah di terangkan di atas, bahwa orang yang bisa mengambil i'tibar dari sesuatu itu adalah orang-orang yang taat kepada Allah serta orang yang mempunyai pandangan yang luas dan taqwa kepada Allah, mereka itu setaraf dengan orang salaf (dahulul dalam hal perbuatan, cmongan yang mudah di faham serta bermanfaat, gerangan apa yang menyebabkan orang salaf itu pembicaraannya selalu bermanfaat? tak lain dan tak bukan hanyalah perilakunya mereka demi keagungan Islam, keselamatan jiwa, serta mencari keridhaan dzat yang Maha Rahman dan Maha Rahim, berbeda dengan orang khalaf (sekarang), perilaku mereka hanya tercurahkan untuk keagungan jiwa, mencari dunia serta mencari sanjungannya makhluk, maka berhati-hatilah, kehidupan dunia ini hanya sementara saja, manfaatkan untuk mencari dan sebagai ladang amal bagi kehidupan yang kekal di akhirat kelak, agar selamat di dunia dan akhirat, aamiiin.

Posting Komentar untuk "SETIAP PERISTIWA ITU MENGANDUNG I'TIBAR"