Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

Faidah Muhasabah

Faidah Muhasabah Diri

Terdapat banyak faidah jika seseorang menghisab dirinya. Ibnul Qayyim Rahimahullah menyebutkan beberapa faidah dari muhasabah, yaitu antara lain adalah :

1. Mengetahui kekurangan diri, manusia itu sering melihat kekurangan orang lain, namun sering lupa dengan kekurang diri sendiri, maka tatkala anda bermuhasabah, maka anda akan tersibukkan dengan kesalahan-kesalahan anda, sehingga tatkala anda telah disibukkan dengan kesalahan-kesalahan anda, maka anda tidak akan tersibukkan dengan kesalahan-kesalahan orang lain.

Karena anda akan berpikir bahwa diri anda sendiri telah memiliki banyak kesalahan, sehingga anda tidak tersibukkan dengan kesalahan orang lain, orang-orang yang bermuhasabah mungkin akan sadar bahwa matanya telah banyak melakukan kesalahan, sementara Allah telah berfirman, “Dia (Allah) mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.” (Q.S. Ghafir : 19).

Mungkin sebelumnya kita merasa bahwa kita adalah orang yang salih dengan menjaga pandangan, akan tetapi tatkala kita bermuhasabah kita akan tahu bahwa ternyata kita selama ini tidak menjaga pandangan.

Kemudian juga hisablah diri kita apakah kita ini anak yang berbakti kepada orang tua? Apa buktinya kita adalah anak yang berbakti? Mungkin setelah bermuhasabah kita akan sadar bahwa kita bukanlah anak yang berbakti.

Oleh karenanya dengan menghisab diri, kita akan tahu kekurangan-kekurangan yang kita miliki dan kita tidak akan tersibukkan dengan urusan orang lain.

2. Akan semakin banyak beistighfar dan bertaubat, tatkala seseorang telah mengetahui aib-aibnya, maka itu akan memicu seseorang untuk beristighfar kepada Allah dan istighfar tersebut benar-benar keluar dari hati yang paling dalam karena benar-benar menyesali perbuatan-perbuatan yang telah dilakukan, maka ketika kita tidak pernah menghisab diri kita, maka kita akan lalai dari beristighfar dan akhirnya dosa-dosa kita lewatkan seakan-akan tidak tercatat, oleh karenanya seseorang yang sering menghisab dirinya akan semakin banyak beristighfar kepada Allah.

3. Mengetahui kemuliaan dan Maha Baiknya Allah, setelah seseorang mengecek maksiat-maksiat yang telah dilakukan, maka seseorang akan tahu bahwa Allah itu Maha Baik. Dia akan sadar bahwa meskipun dia bermaksiat dengan begitu banyaknya, Allah masih memberikannya kenikmatan dan karunianya, maka dari situ seseorang akan tahu betapa luasnya rahmat Allah dan dia akan semakin cinta kepada Allah karena kebaikan-kebaikan-Nya.

Dengan bermuhasabah, seseorang akan sadar betapa banyak maksiat yang dia lakukan, namun Allah tidak memberikan hukuman, Allah hanya memberikan teguran kecil kepadanya, oleh karenanya Allah mengatakan, “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (Q.S. ASySyura : 30).

4. Seseorang akan zuhud, seseorang senantiasa menghisab dirinya, maka dia akan zuhud. Dia akan siap untuk bertemu dengan hari akhirat, sehingga dia tidak terlalu memperbanyak perkara-perkara yang akan menambah hisab bagi dirinya.

Ketika dia telah diberikan karunia berupa mobil, maka dia tidak akan merasa butuh dengan mobil lain meskipun dia mampu membelinya, karena mereka khawatir hal tersebut hanya menambah hisab mereka di hari kemudian, begitu pula dengan harta-harta yang lain, mereka akan zuhud dan hanya memiliki yang diperlukan.

Oleh karenanya orang yang menghisab dirinya, maka dia akan bersikap zuhud, bukan berarti saya mengatakan bahwa jangan seseorang memiliki rumah yang bagus, kendaraan yang bagus, karena Rasulullah Saw pernah bersabda, “Ada empat perkara termasuk kebahagiaan; istri yang shalihah, tempat tinggal yang lapang, teman atau tetangga yang baik dan kendaraan yang nyaman.” (H.R. Ibnu Hibban 9/340 No. 4032).

Akan tetapi yang terpenting adalah seseorang bisa menjawab pertanyaan Allah tatkala segala hartanya dihisab, karena saat ini banyak orang bingung mau dikemanakan hartanya, sehingga akhirnya mereka menambah koleksi rumah, mobil dan harta benda lainnya, padahal mungkin mereka bisa menyalurkan hartanya untuk pembangunan masjid atau kegiatan sosial lainnya.

Posting Komentar untuk "Faidah Muhasabah"