Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

JANGAN BANYAK MELAKUKAN GERAKAN SIA-SIA KETIKA SHALAT

Ada sebagian daripada umat Islam ketika shalat terlalu banyak bergerak, mereka selalu saja melakukan hal-hal sedemikian ini ketika melakukan shalat, yaitu membuat banyak gerakan yang tak ada dalam gerakan shalat dan atau gerakan yang tiada pula gunanya, hal ini adalah tidak boleh dan melanggar perintah Allah sebagaimana firman-Nya : “Berdirilah karena Allah dalam shalatmu dengan khusyu.” (Q.S. Al-Baqarah Ayat 238). Juga tidak mengetahui atau memahami firman Allah berikut ini : “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya." (Q.S. Al-Mu’minuun Ayat 1-2). Suatu saat Rasulullah di tanya tentang hukum meratakan tanah ketika sujud. Rasulullah bersabda : “Janganlah engkau mengusap sedangkan engkau dalam keadaan shalat, jika terpaksa harus melakukannya, maka cukup sekali meratakan kerikil ." (H.R. Abu Daud).Para ulama menyebutkan, bahwasanya banyak gerakan secara berturut-turut tanpa di butuhkan atau tanpa keperluan mendesak yang tak bisa di hindari dapat membatalkan shalat, apalagi jika yang di lakukan tidak ada gunanya dalam shalat, seperti menggoyangkan badan, mengupil, menggaruk, mata bergerak kesana kemari, tangan tak bisa diam dan lain sebagainya gerakan yang bukan gerakan shalat, hal ini berarti ia telah mengikuti hasutan syaitan dan melalaikan ibadah shalatnya.

Mendahului imam secara sengaja adalah juga terlarang, di antara tabiat manusia dalam melakukan shalat adalah tergesa-gesa dalam tindakannya.

Allah berfirman : "Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa." (Q.S. Al-Isra’ Ayat 11). Nabi Saw bersabda : ”Sifat perlahan-lahan adalah dari Allah dan tergesa-gesa adalah dari syaitan." (H.R. Al-Baihaqi). Dalam shalat berjama‘ah, sering terlihat banyak orang yang mendahului imam dalam ruku’ dan sujud, seperti ada yang di kejar dengan urusan lain, sehingga ia tergesa-gesa.

Perbuatan ini yang barangkali di anggap persoalan remeh oleh sebagian besar umat Islam itu oleh Rasulullah Saw di peringatkan dan di ancam secara keras dalam sabdanya : “Tidakkah takut orang yang mengangkat kepalanya sebelum imam, bahwa Allah akan mengubah kepalanya menjadi kepala keledai." (H.R. Imam Muslim).

Jika saja orang yang hendak melakukan shalat, di tuntut untuk melakukannya dengan tenang, apalagi dengan shalat itu sendiri, tetapi terkadang orang tidak memahami larangan dan selalu saja mendahului imam, padahal harus setelah imam baru pula kita bergerak dan memang harus lambat dari gerakan imam, hendaknya di pahami, sebagaimana para fuqaha telah menyebutkan kaidah yang baik dalam masalah ini, yaitu hendaknya makmum segera bergerak ketika imam telah selesai mengucapkan takbir, ketika imam selesai melafadzkan huruf (ra’) dari kalimat Allahu Akbar, saat itulah makmum harus segera mengikuti gerakan imam, tidak mendahului dari batasan tersebut atau mengakhirkannya, jika demikian, maka batasan atruan mengikuti imam itu menjadi jelas.

Dahulu para sahabat Nabi Saw sangat berhati-hati sekali untuk tidak mendahului, salah seorang sahabat bernama Al-Barra‘ bin Azib berkata : “Sungguh mereka para shahabat shalat di belakang Rasulullah, maka jika beliau mengangkat kepalanya dari ruku’, saya tak melihat seorangpun yang membungkukkan punggungnya sehingga Rasulullah meletakkan keningnya di atas bumi, lalu orang yang ada di belakangnya sujud bersamanya." (H.R. Imam Muslim). Ketika Rasulullah Saw mulai udzur dan gerakannya mulai pelan, beliau mengingatkan orang-orang yang shalat di belakangnya : ”Wahai sekalian manusia, sungguh aku telah gemuk dan lanjut usia, maka janganlah kalian mendahuluiku dalam ruku' dan sujud .” (H.R. Al-Baihaqi). Dalam shalat, imam hendaknya melakukan takbir sebagai tanda berganti gerakan shalat, yakni sebagaimana di sebutkan dalam hadits Abu Hurairah Ra, yaitu : “Bila Rasulullah Saw berdiri untuk shalat, beliau bertakbir ketika berdiri, kemudian bertakbir ketika ruku’, kemudian bertakbir ketika turun hendak sujud, kemudian bertakbir ketika mengangkat kepalanya, kemudian bertakbir ketika sujud, kemudian bertakbir ketika mengangkat kepalanya, demikian beliau lakukan dalam semua shalatnya sampai selesai dan bertakbir ketika bangkit dari dua raka'at setelah duduk tasyahhud pertama." (H.R. Imam Bukhari). Jika imam menjadikan takbirnya bersamaan dan beriringan dengan gerakannya, sedang makmum memperhatikan ketentuan dan cara mengikuti imam sebagaimana di sebutkan di atas, maka jama'ah dalam shalat tersebut menjadi sempurna menurut syarat dan rukun shalat berjama'ah.

Posting Komentar untuk "JANGAN BANYAK MELAKUKAN GERAKAN SIA-SIA KETIKA SHALAT"