Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

HIMMAH

Apa itu Himmah?

Himmah adalah merupakan bentuk lain dari kata hammu, yang merupakan permulaan kehendak atau hasrat, jadi himmah di khususkan sebagai kesudahan kehendak atau tekad. Dalam sebagian atsar di sebutkan, Allah berfirman, "Aku tidak melihat perkataan orang yang bijak, tetap Aku hanya melihat hasratnya." Orang awam berkata," Bobot seseorang terletak pada kebaikannya." Orang khusus berkata, "Bobot seseorang terletak pada apa yang di carinya." Dengan kata lain, bobot seseorang terletak pada himmah dan apa yang di carinya.


Himmah artinya suatu kekuasaan yang secara murni mendorong kepada maksud, yang tidak bisa di bendung pelakunya dan dia tidak bisa berpaling darinya, jika himmah hamba bergantung kepada Allah secara benar dan tulus, maka itulah himmah yang tinggi, yang tidak bisa di bendung pelakunya atau tidak bisa di abaikannya, karena kekuasaannya yang kuat dan keharusannya untuk mencari tujuan yang di inginkan, dia juga tidak bisa berpaling darinya ke selain hukum-hukumnya, orang yang memiliki himmah ini begitu cepat mencapai tujuannya dan mendapatkan apa yang di carinya, selagi tidak ada penghalang yang merintanginya.



Ada tiga derajat himmah, yaitu :

1. Himmah yang menjaga hati dari kesenangan kepada keliaran yang fana, membawanya untuk menyenangi yang kekal dan membersihkannya dari noda kelambanan. Yang fana artinya dunia dan seisinya, maksudnya, hati harus berzuhud di dunia dan menghindarinya. Ruh dan hati orang-orang yang menyenangi dunia dalam keadaan liar di dalam jasad mereka, karena ia merasa tidak mendapatkan apa yang di inginkannya, sehingga hati itu menjadi liar, sedangkan orang-orang yang menghindari dunia melihat dunia itu takut kepada mereka. Tidak ada yang lebih liar di dalam hati selain dari sesuatu yang menjadi penghalang antara hati itu dan apa yang di inginkannya, karena itu seseorang yang menghalangi orang lain untuk mendapatkan harta, adalah orang yang paling di benci dan mereka paling liar serta jalang terhadap dirinya. Orang-orang yang berzuhud di dunia memandang dunia itu dengan mata hati, sedangkan orang yang menyenangi dunia melihat dunia itu dengan pandangan matanya. Himmah juga membawa hati untuk menyenangi Dzatyang kekal, yaitu Allah Subhanahuwa Ta'ala, sedangkan yang kekal atas pengekalan Allah adalah kampung akhirat. Himmah juga membersihkan hati dari noda kelambanan dan kesantaian, karena ini merupakan sebab pengabaian.

2. Himmah yang mempusakakan kesinisan terhadap ketidakpedulian karena beberapa alasan, penurunan amal dan keyakinan terhadap harapan. Orang yang memiliki derajat ini mencurigai himmah dan hatinya, andaikan ia meremehkan karena alasan-alasan tertentu. Dia tidak puas jika perhatiannya hanya tertuju ke rupa amal dan terbatas kepada tujuan saat beramal, karena yang demikian ini bisa menurunkan amal, sedangkan keyakinan terhadap harapan bisa menimbulkan kesantaian, sementara orang yang memiliki himmah tidak seperti itu, sebab dia dalam keadaan terbang dan tidak berjalan kaki.

3. Himmah yang naik meninggalkan keadaan dan mu'amalah, tidak terpancang kepada imbalan pengganti dan derajat, meninggalkan sifat untuk menuju dzat. Himmah ini terlalu tinggi jika pemiliknya bergantung kepada keadaan atau pengaruh amal, atau bergantung kepada mu'amalah, tapi maksudnya bukam meniadakan mu'amalah itu, tapi tetap melaksanakannya tanpa bergantung kepadanya. Himmah ini tampak semakin tinggi karena pemiliknya tidak terpaku kepada imbalan yang akan di perolehnya sebagai pengganti dan derajat yang didapatkannya, karena yang demikian ini justru bisa menurunkan himmah. Himmah orang yang memilikinya terpancang kepada tuntutan yang paling tinggi, yang lebih tinggi dari segala sesuatu, sehingga dia juga tidak terpancang hanya kepada sifat dan asma', tapi kepada Dzat Allah.

Posting Komentar untuk "HIMMAH"