Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

MALU TERHADAP ALLAH

Setelah beriman kepada Allah dan mengenal Allah, bahwa Allah menciptakan diri kita dan alam yang kita tempati, Allah menurunkan rahmat dan nikmat-Nya yang tak putus-putusnya kepada kita, baik rahmat yang berupa benda-benda, apalagi rahmat yang merupakan akal, pikiran dan pengetahuan, lebih-lebih lagi rahmat iman dan taqwa terhadap-Nya, bahwa Allah senantiasa melihat kita, maka di samping rasa cinta dan takut, akan timbul dalam kesadaran kita rasa malu terhadap Allah.
Malu melanggar segala perintah dan larangan-Nya, malu bila kita tidak ingat atau lupa kepada Allah, malu bila kurang rasa syukur dan terimakasih kepada-Nya dan malu-malu lainnya, perasaan malu ini harus ada dan di miliki setiap orang yang beriman, bila perasaan ini tidak ada, maka tak kurang baiklah iman seseorang, Ibnu Umar mengatakan bahwa Rasulullah lewat di hadapan seorang laki-laki yang sedang mengajari saudaranya yang malu, maka berkata Rasulullah : “Biarkanlah, karena malu adalah sebagian dari iman.” Selanjutnya juga Rasulullah bersabda : “Perasaan malu itu selalu membawa kebaikan.” Abu Hurairah berkata, telah bersabda Rasulullah : “Keimanan itu 70 atau 60 lebih cabang-cabangnya, yang paling tinggi adalah mengucapkan Laailaaha illallaah dan yang paling rendah adalah menjauhkan diri dari jalan, malu itu adalah salah satu cabangnya pula.” Rasulullah adalah lebih pemalu dari seorang gadis pingitan, bila beliau melihat sesuatu yang tak beliau senangi, tampak perubahan pada muka beliau. 

Di riwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dalam sebuah hadist marfu, bahwa Rasulullah bersabda : “Malulah kamu terhadap Allah dengan sebenar-benarnya malu.” Mendengar itu para sahabat menjawab : “Kami malu Yaa Rasulullah.” “Bukan hanya sekedar malu, tetapi siapa yang malu terhadap Allah dengan sebenar-benar malu, maka hendaklah ia pelihara kepala dan apa yang di ingatnya dan hendaklah ia jaga perut dan mengisinya dan hendaklah ia ingat akan mati. Dan siapa yang menghendaki kehidupan akhirat, hendaklah ia tinggalkan hiasan dunia, maka barangsiapa yang sudah melakukan itu semua, maka ialah yang malu terhadap Allah sebenar-benar malu.”

Berkata Fudhail Bin Ayadh : “Tanda kecelakaan ada lima, yaitu : Keras hati, kakunya mata, kurang pemalu, ingin dunia, panjang angan-angan.” Maksudnya seorang yang pemalu terhadap Allah, Allah malu pula kepadanya, sekalipun pada suatu waktu orang itu jatuh mengerjakan dosa, karena kemuliaan orang itu, maka Allah malu melihat dia berbuat dosa. Di dalam beberapa hadist di sebutkan bahwa Allah juga ada malu, Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya Tuhanmu yang Maha Agung dan Maha Tinggi, sangat pemurah dan mudah memberi, Ia malu terhadap hamba-hamba-Nya yang berdo’a mengangkat kedua tangannya, lalu mengembalikan kedua tangan itu kedalam dalam keadaan kosong.”

Artinya Tuhan malu bila seseorang hamba berdo’a, bila Ia tidak kabulkan do’a itu, ini dalil yang mengatakan bahwa setiap do’a dari hamba-Nya yang baik akan di kabulkan Allah, hanya cara-Nya mengabulkan ini bermacam-macam cara, ada yang segera, ada yang kemudian, tidak di beri yang di mintanya tetapi ia di hindarkan Allah dari bahaya dan bisa juga untuk di kehidupan akhirat dan lain sebagainya tergantung kehendak-Nya

Posting Komentar untuk "MALU TERHADAP ALLAH"