MENGHORMATI TETANGGA
Tetangga itu adalah urutan kedua sesudah rumah tangga dalam rangka pembinaan lingkungan, masyarakat dan Negara. Islam menyuruh supaya kaum muslimin membentuk hubungan yang erat, harmonis dan mesra dengan tetangga.
Dalam kehidupan ini, tetangga itu adalah orang pertama dan yang paling dekat dengan kita dalam segala keadaan dan situasi, baik di waktu suka maupun ketika duka.
Tetangga yang baik mengucapkan selamat apabila kita mendapat nikmat; menghibur dan membesarkan diri kita di kala kena mushibah atau bencana, mernberikan pertimbangan pikiran, pertolongan tenaga dan materi tatkala kita membutuhkannya dan lain-lain uluran tangan yang di perlukan dalam pergaulan hidup.
Mengingat pentingnya membina hubungan yang baik dan rukun dengan tetangga itu, maka di dalam Al-Qur'an soal itu di rangkaikan dan di sejajarkan dengan kewajiban berbuat baik terhadap ibu bapak, kaum kerabat, handai taulan dan lain-lain.
Walaupun seseorang hidup berbahagia di rumah tangganya sendriri, tinggal dalam rumah yang bagus dan serba lengkap, anak-anak sama patuh pada ibu bapanya dan lain-lain, tapi kalau tetangganya " brengsek", maka perasaannya selalu tidak tenteram, tak ubahnya seperti duduk di atas duri atau bara, tetangga yang baik ada hubungannya dengan soal kemurnian lman, dalam salah satu hadits, Rasululah bersabda : "WALLAHI LAA YU‘MlNU, WALLAAHI LAA YU'MINU, WALLAAHI LAA YU'MINU, QIILA YAA RASUULALLAAHL LAOOD KHOBA WAKHOSIRO MAN HAADZAA QOOLA : MANLAA YA’ MANU JAAROHU BAWAA IQOHU I QOOLUU WAMAA BAWAAIQUHU? QOOLA : SYARRUHU." Artinya : "Demi Allah, tidak beriman . . . Demi Allah, tidak beriman...Demi Allah tidak beriman...Di tanyakan : "Ya Rasulullah, siapakah sesungguhnya yang sia-sia dan menderita kerugian yang demikian? Nabi menjawab : "Orang yang mernbuat tetangganya tidak merasa aman dari gangguan-gangguannya. Sahabat-sahabatnya bertanya lagi : "Apakah yang di maksud dengan gangguan-gangguan itu? Nabi berkata : "Kejahatan-kejahatannya." (H.R. Bukhari).
Pernah di nyatakan kepada Rasulullah tentang kasus seorang wanita sholih yang tetap mengerjakan sholat, berpuasa, suka bersedekah dan melakukan perbuatan-perbuatan kebajikan lainnya, tapi wanita itu selalu menyakiti hati tetangganya dengan perbuatan perbuatan dan ucapan-ucapan, bagaimanakah kelak keadaan wanita itu di akhirat? Nabi menjawab : "Dia masuk dalam neraka.” Kemudian di tanyakan pula seorang wanita yang tidak begitu taat mengerjakan shalat, puasa dan lain-lain, tapi dia selalu bersedekah susu kambing kepada tetangganya, maka Rasulullah menegaskan "Wanita itu akan masuk syurga." (H.R. Ahmad, Al Bazzar dan lbnu Hibban).
Dapatlah di simpulkan, bahwa membina kerukunan, hidup bertetangga bukan saja mendatangkan kebahagiaan dalam kehidupan di dunia ini, tapi juga akan memberikan kenikmatan hidup di akhirat kelak.
Dalam kehidupan ini, tetangga itu adalah orang pertama dan yang paling dekat dengan kita dalam segala keadaan dan situasi, baik di waktu suka maupun ketika duka.
Tetangga yang baik mengucapkan selamat apabila kita mendapat nikmat; menghibur dan membesarkan diri kita di kala kena mushibah atau bencana, mernberikan pertimbangan pikiran, pertolongan tenaga dan materi tatkala kita membutuhkannya dan lain-lain uluran tangan yang di perlukan dalam pergaulan hidup.
Mengingat pentingnya membina hubungan yang baik dan rukun dengan tetangga itu, maka di dalam Al-Qur'an soal itu di rangkaikan dan di sejajarkan dengan kewajiban berbuat baik terhadap ibu bapak, kaum kerabat, handai taulan dan lain-lain.
Hal ini Allah berfirman : ”WABIL WAALIDAINI IHSAANAN WABIDZIL QURBAA W-WAL YATAAMAA WAL MASAAKIINI WALJAARIDZIL QUR-BAA WAL JAARIL JUNUBI." Artinya : "Berbuat baiklah terhadap ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat, tetantetangga yang jauh." (Q.S. An-Nisa' Ayat 36). Rasulullah menganjurkan supaya meneliti dan memilih tetangga terlebih dahulu sebelum memilih tempat tinggal atau mendirikan rumah. Beliau bersabda : "ALJAARU QOBLAD DAA‘RI." Artinya : "Pilihlah lebih dahulu tetangga sebelum (memilih ) tempat tinggal." Pada hadits yang lain Rasulullah mengatakan : "KHOIFIUL ASH HAABI 'INDALLAHI KHOIRUHUM LISHOO HIBIHI WAKHOIRUL JIIROONI ’INDALLAAHI KHOIRUHUM LIJAARIHI." Artinya : "Sahabat yang paling baik pada sisi Allah adalah orang-orang yang paling baik terhadap sahabatnya, tetangga yang paling baik pada sisi Alah adalah orang-orang yang paling baik terhadap tetangganya." ( H.R. At-Tarmidzi).
Walaupun seseorang hidup berbahagia di rumah tangganya sendriri, tinggal dalam rumah yang bagus dan serba lengkap, anak-anak sama patuh pada ibu bapanya dan lain-lain, tapi kalau tetangganya " brengsek", maka perasaannya selalu tidak tenteram, tak ubahnya seperti duduk di atas duri atau bara, tetangga yang baik ada hubungannya dengan soal kemurnian lman, dalam salah satu hadits, Rasululah bersabda : "WALLAHI LAA YU‘MlNU, WALLAAHI LAA YU'MINU, WALLAAHI LAA YU'MINU, QIILA YAA RASUULALLAAHL LAOOD KHOBA WAKHOSIRO MAN HAADZAA QOOLA : MANLAA YA’ MANU JAAROHU BAWAA IQOHU I QOOLUU WAMAA BAWAAIQUHU? QOOLA : SYARRUHU." Artinya : "Demi Allah, tidak beriman . . . Demi Allah, tidak beriman...Demi Allah tidak beriman...Di tanyakan : "Ya Rasulullah, siapakah sesungguhnya yang sia-sia dan menderita kerugian yang demikian? Nabi menjawab : "Orang yang mernbuat tetangganya tidak merasa aman dari gangguan-gangguannya. Sahabat-sahabatnya bertanya lagi : "Apakah yang di maksud dengan gangguan-gangguan itu? Nabi berkata : "Kejahatan-kejahatannya." (H.R. Bukhari).
Pernah di nyatakan kepada Rasulullah tentang kasus seorang wanita sholih yang tetap mengerjakan sholat, berpuasa, suka bersedekah dan melakukan perbuatan-perbuatan kebajikan lainnya, tapi wanita itu selalu menyakiti hati tetangganya dengan perbuatan perbuatan dan ucapan-ucapan, bagaimanakah kelak keadaan wanita itu di akhirat? Nabi menjawab : "Dia masuk dalam neraka.” Kemudian di tanyakan pula seorang wanita yang tidak begitu taat mengerjakan shalat, puasa dan lain-lain, tapi dia selalu bersedekah susu kambing kepada tetangganya, maka Rasulullah menegaskan "Wanita itu akan masuk syurga." (H.R. Ahmad, Al Bazzar dan lbnu Hibban).
Dapatlah di simpulkan, bahwa membina kerukunan, hidup bertetangga bukan saja mendatangkan kebahagiaan dalam kehidupan di dunia ini, tapi juga akan memberikan kenikmatan hidup di akhirat kelak.
Posting Komentar untuk "MENGHORMATI TETANGGA"
Terimakasih atas kunjungan anda...