Rasa Lezat Ibadah Shalat
Inti setiap ibadah adalah menghadirkan hati, demikian pula ibadah shalat, ketika seorang hamba shalat, hatinya harus ikut shalat, tidak tersibukkan dengan pikiran yang lain, jika hal ini terwujud, maka kelezatan ibadah shalat dapat tercapai.
Seorang muslim yang hakiki dia akan dapat merasakan kelezatan ibadahnya. Rasulullah Saw bersabda : "Yang merasakan manisnya iman adalah orang yang ridha Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad sebagai Rasulnya." (HR. Muslim: 34).
Dan demikian juga, yang menunjukkan bahwa ibadah itu bisa dinikmati dan dirasakan kelezatannya ialah hadits Rasulullah Saw bersabda : "(Ada) tiga perkara yang jika ada dalam diri seseorang, maka dia akan merasakan manisnya iman :
(1) Barangsiapa yang Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selainnya, (2) Barangsiapa yang mencintai seseorang dan dia tidak mencintainya kecuali karena Allah, dan
(3) Barangsiapa yang benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya sebagaimana dia benci untuk dicampakkan ke dalam api neraka." (HR. Bukhari: 16, Imam Muslim: 43).
Dalam ibadah shalat, agar kelezatannya dapat dirasakan, maka harus memperhatikan dua perkara sebagai berikut :
Pertama : Bersegera dengan penuh semangat dalam mendatangi shalat.
Rasulullah Saw adalah orang yang cepat dalam mendatangi shalat, padahal kadangkala dia sedang bersama keluarganya, jika adzan sudah berkumandang, maka beliau segera berangkat shalat dan meninggalkan mereka. Aisyah Ra menuturkan : "Adalah beliau Rasulullah Saw membantu pekerjaan istrinya, apabila beliau mendengar adzan maka segera keluar." (HR. Bukhari: 5363).
Dari Abu Hurairah Ra, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda : "Andaikan manusia mengetahui keutamaan adzan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak mendapati hal itu kecuali dengan undian, niscaya mereka akan saling berundi dan andaikan mereka mengetahui keutamaan mendatangi shalat dengan segera, niscaya mereka akan berlomba-lomba untuk segera mendatangi shalat dan andaikan mereka mengetahui keutamaan shalat Isya' dan Subuh, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak." (HR. Bukhari: 615, Imam Muslim: 437).
Ketahuilah, setan sangat bernafsu untuk menjerumuskan seorang hamba agar tidak bersegera dalam menjalankan ketaatan, dalam hadits yang shahih, Rasulullah Saw bersabda : "Setan akan mengikatkan tiga ikatan di kepala salah seorang di antara kalian bila tidur. Bila seseorang terbangun, setan akan berkata, 'Malam masih panjang maka tidurlah.' Namun, apabila seorang hamba tetap bangun malam kemudian dzikir kepada Allah, maka terlepaslah satu ikatan; apabila dia berwudhu, maka terlepaslah satu ikatan lagi; jika dia shalat maka akan terlepas seluruh ikatan; maka pagi harinya jiwanya akan semangat dan bagus, jika dia tidak bangun, maka jadilah jiwanya jelek dan malas." (HR. Bukhari: 1142, Imam Muslim: 776).
Kedua : Memperpanjang shalat karena merasakan kelezatannya.
Barangsiapa yang bisa merasakan kelezatan shalat, dia ingin memperpanjang waktu shalatnya, bahkan dia akan merasa waktu berjam-jam yang dia habiskan untuk shalat ibaratnya baru sebentar saja.
Inilah kelezatan shalat yang hanya bisa dirasakan oleh sebagian orang. Rasulullah Saw adalah hamba yang selalu berdiri lama ketika shalatnya. Ibnu Mas'ud Ra berkata, "Aku pernah shalat malam bersama Nabi Saw, beliau lama sekali berdirinya, sampai aku punya niat buruk." Ada yang bertanya, "Apa niat burukmu?" Ibnu Mas'ud Ra menjawab, 'Aku berniat duduk dan meninggalkannya." (HR. Bukhari: 1135, Imam Muslim: 773).
Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan, "Hadits ini menjelaskan bahwa Nabi Saw memilih untuk memperpanjang berdiri ketika shalat malam. Ibnu Mas'ud Ra adalah orang yang kuat dan selalu menjaga diri untuk mencontoh Nabi Saw, dia tidak niat duduk kecuali karena lama berdirinya Nabi Saw telah melewati batas kebiasaannya." (Fathul Bari 3/19).
Seorang muslim yang hakiki dia akan dapat merasakan kelezatan ibadahnya. Rasulullah Saw bersabda : "Yang merasakan manisnya iman adalah orang yang ridha Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad sebagai Rasulnya." (HR. Muslim: 34).
Dan demikian juga, yang menunjukkan bahwa ibadah itu bisa dinikmati dan dirasakan kelezatannya ialah hadits Rasulullah Saw bersabda : "(Ada) tiga perkara yang jika ada dalam diri seseorang, maka dia akan merasakan manisnya iman :
(1) Barangsiapa yang Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selainnya, (2) Barangsiapa yang mencintai seseorang dan dia tidak mencintainya kecuali karena Allah, dan
(3) Barangsiapa yang benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya sebagaimana dia benci untuk dicampakkan ke dalam api neraka." (HR. Bukhari: 16, Imam Muslim: 43).
Dalam ibadah shalat, agar kelezatannya dapat dirasakan, maka harus memperhatikan dua perkara sebagai berikut :
Pertama : Bersegera dengan penuh semangat dalam mendatangi shalat.
Rasulullah Saw adalah orang yang cepat dalam mendatangi shalat, padahal kadangkala dia sedang bersama keluarganya, jika adzan sudah berkumandang, maka beliau segera berangkat shalat dan meninggalkan mereka. Aisyah Ra menuturkan : "Adalah beliau Rasulullah Saw membantu pekerjaan istrinya, apabila beliau mendengar adzan maka segera keluar." (HR. Bukhari: 5363).
Dari Abu Hurairah Ra, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda : "Andaikan manusia mengetahui keutamaan adzan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak mendapati hal itu kecuali dengan undian, niscaya mereka akan saling berundi dan andaikan mereka mengetahui keutamaan mendatangi shalat dengan segera, niscaya mereka akan berlomba-lomba untuk segera mendatangi shalat dan andaikan mereka mengetahui keutamaan shalat Isya' dan Subuh, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak." (HR. Bukhari: 615, Imam Muslim: 437).
Ketahuilah, setan sangat bernafsu untuk menjerumuskan seorang hamba agar tidak bersegera dalam menjalankan ketaatan, dalam hadits yang shahih, Rasulullah Saw bersabda : "Setan akan mengikatkan tiga ikatan di kepala salah seorang di antara kalian bila tidur. Bila seseorang terbangun, setan akan berkata, 'Malam masih panjang maka tidurlah.' Namun, apabila seorang hamba tetap bangun malam kemudian dzikir kepada Allah, maka terlepaslah satu ikatan; apabila dia berwudhu, maka terlepaslah satu ikatan lagi; jika dia shalat maka akan terlepas seluruh ikatan; maka pagi harinya jiwanya akan semangat dan bagus, jika dia tidak bangun, maka jadilah jiwanya jelek dan malas." (HR. Bukhari: 1142, Imam Muslim: 776).
Kedua : Memperpanjang shalat karena merasakan kelezatannya.
Barangsiapa yang bisa merasakan kelezatan shalat, dia ingin memperpanjang waktu shalatnya, bahkan dia akan merasa waktu berjam-jam yang dia habiskan untuk shalat ibaratnya baru sebentar saja.
Inilah kelezatan shalat yang hanya bisa dirasakan oleh sebagian orang. Rasulullah Saw adalah hamba yang selalu berdiri lama ketika shalatnya. Ibnu Mas'ud Ra berkata, "Aku pernah shalat malam bersama Nabi Saw, beliau lama sekali berdirinya, sampai aku punya niat buruk." Ada yang bertanya, "Apa niat burukmu?" Ibnu Mas'ud Ra menjawab, 'Aku berniat duduk dan meninggalkannya." (HR. Bukhari: 1135, Imam Muslim: 773).
Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan, "Hadits ini menjelaskan bahwa Nabi Saw memilih untuk memperpanjang berdiri ketika shalat malam. Ibnu Mas'ud Ra adalah orang yang kuat dan selalu menjaga diri untuk mencontoh Nabi Saw, dia tidak niat duduk kecuali karena lama berdirinya Nabi Saw telah melewati batas kebiasaannya." (Fathul Bari 3/19).
Posting Komentar untuk "Rasa Lezat Ibadah Shalat"
Terimakasih atas kunjungan anda...