Kekeliruan Sebagian Orang Dalam Masalah Berdoa
Ada beberapa kesalahan dalam masalah berdoa yang terjadi dikalangan sebagian sekte sufi yang mana mereka menolak untuk melakukan berdoa dengan alasan bahwa segalanya telah ditakdirkan Allah, untuk apa kita berdoa kalau kita sudah ditakdirkan jadi penghuni syurga ya… sudah pasrah saja sama takdir.
Kekeliruan paham seperti ini banyak sekali, diantaranya adalah :
Pertama: Berdoa merupakan perintah dari Allah, kalau manusia cukup pasrah kepada takdir tentu Allah tidak akan menyuruh kita kepada sesuatu hal yang sia-sia.
Kedua: Bukankah orang yang paling mengerti dengan masalah takdir adalah para nabi dan rasul termasuk rasul yang paling agung Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, kenapa mereka masih berdoa, kalau doa adalah perbuatan sia-sia, tentu mereka tidak akan melakukannya apa lagi menganjurkannya.
Ketiga: Berdoa disamping ia merupakan sebuah permintaan, doa juga merupakan ibadah yang agung, sebagaimana yang disebutkan Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam dalam sabda beliau adalah : “Doa adalah ibadah.” (H.R. At-Tirmizi No: 2969, 3247), dalam riwayat lain : “Doa adalah otaknya ibadah.” (H.R. At-Tirmizi No: 3371).
Keempat: Doa adalah termasuk dari jumlah takdir, karena takdir Allah ada dua, yaitu : takdir kauniyah dan takdir syar'iyah.
Perbedaan antara keduanya adalah:
Takdir kauniyah adalah ketentuan Allah yang mesti terjadi pada setiap makhluk tetapi tidak mesti hal yang ditetapkan tersebut sesuatu yang dicintai Allah.
Adapun takdir syar'iyah adalah sebaliknya, ia adalah segala perintah Allah yang diturunkan kepada rasul-Nya, tidak mesti terjadi dan ia merupakan sesuatu yang dicintai Allah, oleh sebab itu yang harus kita lakukan adalah melawan takdir kauniyah dengan takdir syar'iah sebagaimana yang terangkan oleh para ulama.
Sebagaimana ungkapan Amirul mukminin Umar bin Khattab: “Kita lari dari takdir Allah kepada Takdir Allah.” Kemudian beliau memberi contoh bila seandainya kamu menggembala kambing lalu menemukan padang rumput yang kering, apakah kamu tidak akan mencari padang rumput yang subur?
Kelima: Doa adalah sebagai sebab yang diperintahkan Allah untuk dilakukan, sebagaimana makan sebagai sebab untuk kenyang, barangsiapa yang meninggalkan sebab berarti ia telah membuang fungsi akal, begitu pula orang bergantung kepada sebab semata adalah syirik.
Kemudian diantara kesalahan lain dalam berdoa adalah ekstrim dalam berdoa, maksudnya adalah yaitu melampaui batas dalam berdoa, seperti berdoa agar Allah menjadikan gunung jadi gunung emas atau berdoa agar Allah memberinya keturunan tanpa menikah dan yang seumpamanya, maka diantara sikap wali Allah adalah tidak meninggalkan berdoa dan tidak pula ekstrim dalam berdoa.
Kekeliruan paham seperti ini banyak sekali, diantaranya adalah :
Pertama: Berdoa merupakan perintah dari Allah, kalau manusia cukup pasrah kepada takdir tentu Allah tidak akan menyuruh kita kepada sesuatu hal yang sia-sia.
Kedua: Bukankah orang yang paling mengerti dengan masalah takdir adalah para nabi dan rasul termasuk rasul yang paling agung Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, kenapa mereka masih berdoa, kalau doa adalah perbuatan sia-sia, tentu mereka tidak akan melakukannya apa lagi menganjurkannya.
Ketiga: Berdoa disamping ia merupakan sebuah permintaan, doa juga merupakan ibadah yang agung, sebagaimana yang disebutkan Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam dalam sabda beliau adalah : “Doa adalah ibadah.” (H.R. At-Tirmizi No: 2969, 3247), dalam riwayat lain : “Doa adalah otaknya ibadah.” (H.R. At-Tirmizi No: 3371).
Keempat: Doa adalah termasuk dari jumlah takdir, karena takdir Allah ada dua, yaitu : takdir kauniyah dan takdir syar'iyah.
Perbedaan antara keduanya adalah:
Takdir kauniyah adalah ketentuan Allah yang mesti terjadi pada setiap makhluk tetapi tidak mesti hal yang ditetapkan tersebut sesuatu yang dicintai Allah.
Adapun takdir syar'iyah adalah sebaliknya, ia adalah segala perintah Allah yang diturunkan kepada rasul-Nya, tidak mesti terjadi dan ia merupakan sesuatu yang dicintai Allah, oleh sebab itu yang harus kita lakukan adalah melawan takdir kauniyah dengan takdir syar'iah sebagaimana yang terangkan oleh para ulama.
Sebagaimana ungkapan Amirul mukminin Umar bin Khattab: “Kita lari dari takdir Allah kepada Takdir Allah.” Kemudian beliau memberi contoh bila seandainya kamu menggembala kambing lalu menemukan padang rumput yang kering, apakah kamu tidak akan mencari padang rumput yang subur?
Kelima: Doa adalah sebagai sebab yang diperintahkan Allah untuk dilakukan, sebagaimana makan sebagai sebab untuk kenyang, barangsiapa yang meninggalkan sebab berarti ia telah membuang fungsi akal, begitu pula orang bergantung kepada sebab semata adalah syirik.
Kemudian diantara kesalahan lain dalam berdoa adalah ekstrim dalam berdoa, maksudnya adalah yaitu melampaui batas dalam berdoa, seperti berdoa agar Allah menjadikan gunung jadi gunung emas atau berdoa agar Allah memberinya keturunan tanpa menikah dan yang seumpamanya, maka diantara sikap wali Allah adalah tidak meninggalkan berdoa dan tidak pula ekstrim dalam berdoa.
Posting Komentar untuk "Kekeliruan Sebagian Orang Dalam Masalah Berdoa"
Terimakasih atas kunjungan anda...