Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

Makna dan Penjabaran Nama Allah Asy-Syakur

Jika kita memperhatikan konteks ayat-ayat yang menyebutkan tentang nama Allah "Asy-Syakur", penyebutannya selalu berada setelah menyebutkan tentang anjuran untuk melakukan amal-amal shalih dan balasannya.

Oleh karena itu, nama tersebut sangat erat hubungannya dengan amal shalih dan balasannya, untuk lebih jelasnya, kita simak ayat-ayat tersebut pada ini, "Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rizqi yang Kami anugerahkan kepada mereka dalam bentuk tersembunyi dan terang-terangan, mereka mengharapkan perniagaan yang tidak akan pernah merugi. Allah akan menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri." (Q.S. Fathir 35/:29-30).

Dalam ayat di atas, nama Allah "Asy-Syakur" disebutkan setelah menyebutkan tentang balasan bagi orang-orang yang beramal shalih, seperti membaca Al-Qur`an, mendirikan shalat dan berinfaq, baik dalam keadaan tersembunyi maupun secara terang-terangan, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kepada mereka balasan yang sempurna.

Bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala menambah karunia-Nya kepada mereka sebagai tambahan atas pahala amalan mereka tersebut, lalu ayat yang mulia tersebut ditutup dengan nama Allah "Asy-Syakur".

Dari sini, dapat kita pahami bahwa balasan yang diberikan kepada mereka merupakan aplikasi dan pembuktian tentang makna dari nama Allah "Asy-Syakur" (Maha Sempurna dalam membalas budi).

Bentuk-bentuk dari kesempurnaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam membalas amal shalih yang dikerjakan hamba tergambar dalam berbagai bentuk, yaitu :

# Di antara makna "Asy-Syakur", yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima amalan sedikit yang dikerjakan oleh hamba-Nya dan tidak menyia-nyiakannya walau sekecil apapun, sebagai bukti bahwa Allah Maha Sempurna dalam membalas amalan hamba-Nya, yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak pernah menyiakan-nyiakan amalan hamba-Nya, walau sekecil apapun amalan tersebut.

Sebagaimana Allah menyebutkan dalam firman-Nya : "Sesungguhnya Allah tidak menzhalimi (seseorang) walaupun sebesar dzarrah dan jika ada satu kebajikan, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar." (Q.S. An-Nisa`/4:40).

Dan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala : "... Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan." (Q.S. Ali 'Imran/3:195).

Dan masih banyak ayat lain yang senada dengan kandungan ayat-ayat di atas, oleh sebab itu, kita jangan merasa malu untuk melakukan amal-amal shalih meski hanya sedikit menurut pandangan manusia dan demikian pula, tidak boleh meremehkan amalan seseorang walau sedikit, karena di sisi Allah tetap memiliki nilai sebagai amal shalih yang mungkin pahalanya bisa berlipat ganda, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : Berkata Abu Dzar Radhiyallahu anhu : berkata kepadaku Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: "Janganlah engkau meremehkan sedikitpun dari kebaikan, sekalipun ketika engkau berjumpa saudaramu dengan wajah berseri." (H.R. Imam Muslim).

Dalam sabda yang lain beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan pula : Dari 'Adi bin Hatim Radhiyallahu anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Takutlah kamu dengan api neraka walau (bersedekah) dengan sebelah buah kurma, sika kamu tidak mendapati sebelah buah kurma, maka dengan perkataan yang baik." (H.R. Bukhari dan Imam Muslim).

Jadi, sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan, Allah Subhanahu wa Ta’ala pasti akan memperlihatkan balasan-Nya kepada kita, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan dalam firman-Nya : "Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya." (Q.S. Al-Zalzalah/99:7).

# Di antara makna "Asy Syakur" pula, yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji hamba yang taat dan beramal shalih kepada-Nya, sebagai bukti atas kesempurnaan Allah dalam membalas amalan para hamba-Nya, yaitu Allah memuji hamba-hamba yang tunduk dan patuh kepada-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala menggambarkan kepada makhluk tentang ibadah dan perjuangan mereka.

Dalam Al-Qur`an banyak ayat-ayat yang memuji makhluk yang taat dan tunduk kepada Allah, baik dari golongan para malaikat, jin, maupun manusia dari para nabi dan rasul serta pengikut-pengikut mereka.

Berikut ini adalah pujian Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada para malaikat, mereka adalah makhluk yang tidak pernah melanggar perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, mereka mengerjakan segala apa yang diperintahkan kepada mereka : "... Mereka dan tidak pernah mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan kepada mereka." (Q.S. At-Tahrim/66:6).

"... Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya." (Q.S. Al-Anbiya`/21:26-27).

Begitu pula pujian Allah kepada para nabi dan rasul, mereka adalah orang-orang yang telah diberi petunjuk dan dipilih Allah, apabila dibacakan ayat-ayat Allah kepada mereka, maka mereka tersungkur bersujud dan menangis.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan dalam firman-Nya yang artinya : "Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al-Qur`an, sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya dan dia adalah seorang rasul dan nabi dan ia menyuruh ahlinya untuk (menegakkan) shalat dan menunaikan zakat dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Rabbnya dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al-Qur`an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi, mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh dan dari keturunan Ibrahim dan Israil dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih, apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka tersungkur bersujud dan menangis." (Q.S. Maryam/:54-58).

Demikian pula pujian Allah terhadap para sahabat, bahwa mereka bersikap keras terhadap musuh-musuh Allah, tetapi berkasih sayang terhadap sesama muslim, mereka orang-orang yang banyak ruku' dan sujud dalam mencari nia dan keridhaan Allah, sehingga memberi bekas pada wajah mereka, mereka bagaikan pohon yang berdaun rindang, akarnya menghunjam ke bumi dan dahannya menjulang kelangit.

Allah menjanjikan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar : "Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud, demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya, tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shalih di antara mereka ampunan dan pahala yang besar." (Q.S. Al-Fath/48:29).

# Di antara makna "asy-Syakur" pula, bahwasanya amalan yang sedikit akan senantiasa bertambah dan berkembang di sisi Allah, diantara bentuk kesempurnaan Allah dalam membalas amal baik dari makhluk, yaitu senantiasa berkembang dan bertambahnya pahala amalan tersebut di sisi Allah.

Disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam ayat berikut : "Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri." (Q.S. Asy-Syura/42: 23).

Demikian pula disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya : Dari Abu Hurairah, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : "Tidak seorangpun bersedekah dari yang baik -dan Allah tidak menerima kecuali yang baik, melainkan Allah ambil dengan tangan kanan-Nya, sekalipun sebiji kurma, maka ia akan semakin membesar ditangan Allah, sehingga ia akan menjadi lebih besar dari gunung, sebagaimana salah seorang kalian memelihara anak kuda atau anak onta." (H.R. Imam Muslim),

# Begitu juga di antara makna "asy-Syakur", yaitu Allah memberi balasan pahala terhadap sebuah amalan dengan pahala yang berlipat ganda, sampai tujuh ratus kali lipat dan bahkan berkali-kali lipat lagi.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : "Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipatgandakan balasannya kepadamu dan mengampuni kamu dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun." (Q.S. At-Taghabun/64:17).

Dalam ayat lain Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan : "Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan (pahala) kepadanya dengan lipat ganda yang banyak…" (Q.S. Al-Baqarah/2:245).

Hal ini juga disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya : Ibnu 'Abbas Radhiyallahu anhu meriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang apa yang diriwayatkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Rabbnya: "Sesungguhnya Allah telah menulis segala kebaikan dan kejelekan, kemudian Allah menjelaskan yang demikian. Barang siapa yang berencana melakukan sebuah kebaikan lalu ia tidak melakukannya, maka Allah telah menuliskan baginya satu kebaikan di sisi Allah, jika ia berencana melakukan sebuah kebaikan lalu dikerjakannya, maka Allah menuliskan di sisi-Nya untuk orang tersebut sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat, hingga berkali-kali lipat yang banyak." (H.R. Bukhari dan Imam Muslim).

# Demikian pula di antara makna "asy-Syakur", yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala menambah pahala secara berlipat-lipat tersebut dengan karunia yang berlipat ganda pula. Allah Yang Maha Mesyukuri perbuatan amal shalih hamba yang sedikit dengan balasan berlipat-lipat.

Amalan yang dilakukan beberapa hari saja ketika di dunia dibalas oleh Allah Azza wa Jalla dengan kenikmatan yang kekal abadi, yaitu surga dengan segala nikmat yang terdapat didalamnya, jika kita bandingkan nikmat yang diberikan Allah kepada kita dengan amal shalih yang kita lakukan, tentu tidak ada perbandingannya sama sekali, bahkan amal shalih itu sendiri dapat kita lakukan juga karena berkat rahmat Allah.

Semua alat dan fasilitas yang kita gunakan adalah milik Allah, karena itulah para penghuni surga memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika mereka menikmati balasan amalan mereka serta karunia yang diterimanya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana terdapat dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala : "(Bagi mereka) surga 'Adn, mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan dengan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera dan mereka berkata : "Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Rabb kami benar-benar Maha Pengampum lagi Maha Mensyukuri." (Q.S. Al-Fathir/35:33-34).

Bahkan nikmat yang terdapat dalam surga tersebut senantiasa bertambah setiap saat. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan dalam firman-Nya : "Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki dan pada sisi Kami ada tambahannya." (Q.S. Qaf/50:35).

Dalam ayat yang lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : "Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya..." (Q.S. Yunus/10:26). Maka nikmat yang mereka terima ketika di surga tersebut, jika dibandingkan dengan amalan mereka, sungguh tidak ada bandingannya sama sekali, jangankan untuk membeli surga dengan amalan mereka.

Fasilitas dan rizqi yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai sarana beramal kepada Allah, semua itu tidak akan pernah bisa ditebus dengan amalan mereka, maka surga semata-mata karunia Allah Azza wa Jalla kepada para hamba-Nya.

Oleh sebab itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa ia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Seseorang tidak akan masuk surga karena amalannya (semata)." Sahabat bertanya : "Termasuk engkau, ya Rasulullah?" Beliau Shallallahu ’alaihi wa sallam menjawab : "Termasuk aku, kecuali jika Allah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepadaku." (H.R. Bukhari dan Imam Muslim).

Jadi, surga tidak dapat dibeli atau tukar dengan amalan kita, tetapi surga semata rahmat dan karunia dari Allah kepada orang-orang beramal shaleh, kita mendapat rahmat karena kita mau beramal shaleh dan jika tidak, maka kita termasuk orang yang tidak berhak mendapat rahmat Allah.

# Makna nama Allah "asy-Syakur" menunjukkan kesempurnaan yang mutlak bagi Allah dalam membalas amal shalih para hamba-Nya, hal tersebut menjadi semakin jelas, ketika nama "asy-Syakur" berpaparan dalam satu ayat dengan nama-nama Allah yang lain.

Seperti nama Allah "asy-Syakur" bergandengan dalam satu ayat dengan nama Allah "al-Ghafur", sebagaimana dalam firman Allah : "Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri..." (Q.S. Asy-Syura/42:23).

Hal ini terdapat dalam tiga tempat dalam Al-Qur`an, yang lainnya dalam surat Faathir/ ayat 30 dan 34 dan pada kali yang lain, nama Allah "asy-Syakur" bergandengan dalam satu ayat dengan nama Allah "al-Halim", sebagaimana dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala : "Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat gandakan balasannya kepadamu dan mengampuni kamu dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun." (Q.S. At-Taghabun/64:17).

Para ulama menjelaskan penggandengan kedua nama tersebut memiliki hubungan makna dari kedua nama yang bergandengan tersebut dan dalam hal ini, makna tersebut tidak diperoleh saat nama-nama itu disebutkan secara tersendiri, maka di antara penjabaran makna "asy-Syakur" ketika berdampingan dengan nama Allah "al-Ghafur", bahwasanya di antara bentuk balasan amal shalih ialah pengampunan terhadap dosa-dosa dan kesalahan pelakunya, sehingga amal baik akan menghapus amalan jelek.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan dalam firman-Nya : "...Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk." (Q.S. Hud/11:114). Juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala : "Allah mengganti kejahatan mereka dengan kebajikan." (Q.S. Al-Furqan/25:70).

Juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala : "Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil)…" (Q.S. An-Nisa`/4:31).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda : Berkata Abu Dzar Radhiyallahu anhu : Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: "Bertaqwalah kepada Allah dimanapun kamu berada dan ikutilah perbuatan jelek dengan perbuatan baik, niscaya ia akan menghapus (dosa) perbuatan jelek tersebut, serta pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik." (H.R. At-Tirmidzi dan ia berkata: "Hadits ini hasan shahih").

Posting Komentar untuk "Makna dan Penjabaran Nama Allah Asy-Syakur"