Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

TAUHID ASMA' WA SIFAT

Tauhid Asma’ wa Sifat

Tauhid Asma' wa Sifat yaitu meng-ESA-kan Allah sesuai dengan Nama dan Sifat yang Ia sandangkan sendiri kepada Diri-Nya, di dalam Kitab-Nya atau melalui lisan Rasul-Nya Nabi Muhammad Saw. Hal ini sebagaimana hadits yang di riwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud yaitu tentang do'a yang pernah di ajarkan oleh Rasulullah Saw, yakni : “Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu (Adam) dan anak hamba perempuan-Mu (Hawa). Ubun-ubunku di tangan-Mu, keputusan-Mu berlaku padaku, qadha'-Mu kepadaku adalah adil. Aku memohon kepada-Mu dengan setiap Nama (yang Baik) yang telah Engkau pergunakan untuk diri-Mu, yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu, Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu atau yang Engkau khususkan untuk diri-Mu dalam ilmu ghaib di sisi-Mu.” (H.R. Imam Ahmad).

Mengimaninya dengan menetapkan apa yang di tetapkan Allah dan menafikan apa yang di nafikan-Nya dengan tanpa "tahrif, ta‟thil, takyif dan tamtsil."

- Tahrif adalah merubah asma'ul husna dan sifat-sifat-Nya yang Maha Tinggi atau merubah makna-maknanya.

- Ta'thil adalah meniadakan sifat-sifat Allah atau meniadakan makna-makna sesungguhnya dari asma' dan sifat, yang demikian adalah kekafiran, karena merupakan bentuk pendustaan terhadap Allah dan Rasul-Nya.

- Takyif adalah menanyakan hakikat bentuk sifat Allah.

- Tamtsil adalah menyerupakan sifat Allah dengan makhkluk, yang seperti ini termasuk kesyirikan dan pendustaan terhadap Allah, juga mengandung perendahan hak Allah dari sisi memberikan permisalan bagi-Nya dengan makhluk-Nya.

Allah berfirman : “Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S. Asy-Syura : 11).

Sifat-sifat Allah terbagi menjadi dua macam, yaitu :

1. Sifat Tsubutiyyah
Sifat Tsubutiyyah adalah sifat yang Allah tetapkan untuk Diri-Nya, seperti Sifat Hidup, Ilmu dan Kekuatan dan sebagainya. Sifat Tsubutiyyah di bagi dua macam pula, yaitu :

a. Sifat Dzatiyyah
Sifat Dzatiyyah adalah sifat yang Allah senantiasa bersifat dengannya, seperti sifat Maha Mendengar, Maha Melihat dan sebagainya.

b. Sifat Fi'liyyah
Sifat Fi'liyyah adalah sifat yang berkaitan dengan kehendak Allah, jika Allah menghendakinya, maka Allah akan melakukannya dan jika Allah tidak menghendakinya, maka Allah tidak melakukannya, seperti Sifat Datang.

Terkadang ada sifat yang bersifat Dzatiyyah dan Fi'liyyah di lihat dari dua sisi, seperti Sifat Kalam (Berbicara), sifat ini di lihat dari asal adalah Sifat Dzatiyyah, karena Allah senantiasa memiliki Sifat Bicara.

Apabila di lihat dari tiap-tiap pembicaraan-Nya, maka sifat ini adalah Sifat Fi‟liyyah, karena Sifat Bicara berkaitan dengan kehendak-Nya. Allah berbicara dengan perkara yang Dia kehendaki dan kapan Dia menghendaki-Nya.

2. Sifat SalbiyyahSifat Salbiyyah adalah sifat yang Allah tiadakan dari Diri-Nya, seperti Sifat Dzalim, sebagaimana firman Allah : “Dan Rabbmu tidak menganiaya seorangpun.”

(Q.S. Al-Kahfi : 49). Sehingga wajib untuk menghilangkannya dari Allah, karena Allah telah menghilangkan sifat tersebut dari Diri-Nya. Peniadaan sifat ini harus di iringi dengan menetapkan lawannya sesuai dengan kesempurnaan pada Allah, karena peniadaan semata tidak menunjukkan kesempurnaan, sampai terkandung padanya penetapan lawan dari yang di hilangkan.

Wajib bagi kita untuk menghilangkan Sifat dzalim dari Allah, dengan di ikuti penetapan sifat adil bagi-Nya sesuai dengan kesempurnaan pada-Nya.

Posting Komentar untuk "TAUHID ASMA' WA SIFAT"