ENGGAN BERTAUBAT BERARTI PUTUS ASA DARI RAHMAT ALLAH
"Laa yu'dhamidz dzanbu ‘indaka ’adhamatan tashadduka‘anhusnidh dhanni billaahi Ta'alaa fainna man'arata rabba-hu istasghara fii janbi karamihi dzanbahu laa shaghiiratanidzaa qaabalaka'adluhu walaa kabiirutan idzaa waajahaka fadhluhu." Artinya : ”Jangan di anggap besar dosa yang ada padamu, sehingga engkau terhalang dari berbaik sangka kepada Allah, maka sesungguhnya orang yang mengenal Tuhannya menganggap kecil dosanya di sisi sifat kemurahan-Nya.” Sudah menjadi keharusan bagi setiap insan yang beriman, apabila menyandang dosa cepat-cepatlah ia menghadap Allah dan menyesali atas perbuatan-perbuatan yang telah di kerjakan itu, jangan mempunyai anggapan (perasaan) putus asa dalam memohon ampunan kepada Allah, bahwa Dia tidak akan menerima taubat kita di sebabkan dosa kita itu sangat besar.
Sifat yang demikian itu adalah di larang oleh Allah, sebab berartl ia berburuk sangka kepada Allah, enggan bertaubat (menyesali) perbuatan yang ma'siat karena merasa dosa yang di lakukan itu sangat besar, itu berarti ia putus asa dari rahmat Allah, putus asa dari rahmat Allah adalah termasuk dosa besar, karena yang demikian itu adalah perbuatan orang kafir.
Allah sendiri dalam Al-Qur'an telah mengikrarkan, yaitu : "Wainnii laghaffaarun liman taaba wa aamana wa'amila shalihan tsummahtadaa." Artinya : "Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi urang yang bertaubat, beriman, beramal, shaleh, kemudian tetap di jalan yang benar.” (Q.S. Thaha Ayat 82).
Dan dalarn hadits lain Allah berfirman (Hadits Qudsi) : ” ‘An Anasin Ra, qaala sami’tu Rasuulallahi Saw, Qaala Allahu Ta'ala : "Ya ibna aadama annaka maa da’autanii warajatanii ghafartu laka maa kaana minka walaa ubaalii ya ibna Aadaama lau balaghat dzunuubaka 'anaanas samaai tsummas taghfartanii ghafartu laka, ya lbna Aadama innaka Iau ataitanii biquraabil ardhi khathaayaa tsumma laqiitanii laa tusyriku bii syaian laataituka biquraabiha maghfiratan.” Artinya : "Dari Anas Ra, "Saya telah mendengar Rasulullah bersabda : Telah berfirman Allah Ta’ala : "Wahai anak Adam, selagi engkau meminta dan mengharap dari pada-Ku, maka Aku akan ampunkan apa-apa dosa yang telah terlanjur dari padamu dan tidak Aku pedulikan lagi.
Wahai Anak Adam, walaupun sampai dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampun kepada-Ku, niscaya Aku beri ampun kepadamu, Wahai Anak Adam, jika engkau datang kepada-Ku dengan dosa sepadat isi bumi, tetapi engkau tidak menyekutukan yang lain dengan Aku, niscaya Aku datang (memberi) padamu dengan ampunan sepenuh bumi pula.” (H.R. Imam Tarmidzi).
Orang, sebab dia tidak tahu kapan datangnya maut dan di mana kita berada, atau kita sedang mengerjakan apa. Berkatalah seorang Arif: "'ajjiluu bit taubati 'qahlal mauti wa'ajjiluu bish shalaati qablal fauti." Artinya : ”Cepat-cepatlah kamu bertaubat sebelum mati dan bersegaralah shalat sebelum terlambat waktunya.”
Abdullah bin Mas'ud berkata : "lnnal mu'mina yaraa dzunuubahu kaannahaa fii ashli jabalin yakhaafu an yaqa'a 'alaihi wainnal faajira yaraa dzunuubahu kadzubaabi waqa'a 'alaa anfihi." Artinya : "Sesungguhnya orang-orang beriman, apabila melihar dosa-dosanya, seakan-akan ada di puncak gunung, dia khawatir bila merubuhinya. Dan sesungguhnya arang yang suka berbuat dosa, apabila melihat dosa-dosanya, bagaikan lalat yang hinggap di hidungnya Ialu dia menerbangkannya (dengan tangannya)." Orang ‘yang mengenal Tuhannya, dia menganggap kecil dosa yang di lakukan itu, apabila di sandarkan pada sifat kemurahan keadilan dan anugerahnya Allah. Mustahil kalau Allah itu tidak adil dan tidak memberikan anugerahnya kepada hamba-hambanya.
Perhatikan do'a yang di ucapkan oleh Yahya bin Mu'ad dan Abu Hasan Asy-Syadzili di bawah ini : "llaahii in ahbabtanii ghafartu sayyiaatii wain maqatta nii lam tuqbal hasanaatii.” Artinya "Wahai Tuhanku, jika engkau mencintaiku, niscaya Engkau mengampuni dosa-dosaku. Dan jika Engkau membenciku, niscaya Engkau terima semua amal kebaikanku.” Lagi mereka berdo’a : "Wai’al sayyiaatinaa man ahbabta walaa taj'al hasanaatinaa hasanaati man abghadhta.” Artinya "Dan jadikanlah dosa-dosaku sebagai dosa orang-orang yang Engkau cintai dan janganlah Engkau jadikan kebaikan-kebaikan kami sebagai kebaikan orang yang Engkau benci.” Bila kita perhatikan do'a-do'a tersebut, dapatlah kita ambil kesinrpulan, bahwa kecintaan Allah kepada seseorang itu menyebabkan dosa-dosanya dapat di ampuni dan kebencian Allah kepada seseorang itu menyebabkan kebaikan-kebaikannya tidak di terima (di tolak), maka dari itu, kita sebagai hamba Allah carilah jalan bagaimana caranya kita di cintai Allah dan mendapat kasih sayangnya, tak lain dan tak bukan kuncinya adalah taat dan patuh menjalankan atas semua perintah-perintah-Nya secara ikhlas serta menjauhi semua larangan-larangannya.
Sifat yang demikian itu adalah di larang oleh Allah, sebab berartl ia berburuk sangka kepada Allah, enggan bertaubat (menyesali) perbuatan yang ma'siat karena merasa dosa yang di lakukan itu sangat besar, itu berarti ia putus asa dari rahmat Allah, putus asa dari rahmat Allah adalah termasuk dosa besar, karena yang demikian itu adalah perbuatan orang kafir.
Allah sendiri dalam Al-Qur'an telah mengikrarkan, yaitu : "Wainnii laghaffaarun liman taaba wa aamana wa'amila shalihan tsummahtadaa." Artinya : "Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi urang yang bertaubat, beriman, beramal, shaleh, kemudian tetap di jalan yang benar.” (Q.S. Thaha Ayat 82).
Dan dalarn hadits lain Allah berfirman (Hadits Qudsi) : ” ‘An Anasin Ra, qaala sami’tu Rasuulallahi Saw, Qaala Allahu Ta'ala : "Ya ibna aadama annaka maa da’autanii warajatanii ghafartu laka maa kaana minka walaa ubaalii ya ibna Aadaama lau balaghat dzunuubaka 'anaanas samaai tsummas taghfartanii ghafartu laka, ya lbna Aadama innaka Iau ataitanii biquraabil ardhi khathaayaa tsumma laqiitanii laa tusyriku bii syaian laataituka biquraabiha maghfiratan.” Artinya : "Dari Anas Ra, "Saya telah mendengar Rasulullah bersabda : Telah berfirman Allah Ta’ala : "Wahai anak Adam, selagi engkau meminta dan mengharap dari pada-Ku, maka Aku akan ampunkan apa-apa dosa yang telah terlanjur dari padamu dan tidak Aku pedulikan lagi.
Wahai Anak Adam, walaupun sampai dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampun kepada-Ku, niscaya Aku beri ampun kepadamu, Wahai Anak Adam, jika engkau datang kepada-Ku dengan dosa sepadat isi bumi, tetapi engkau tidak menyekutukan yang lain dengan Aku, niscaya Aku datang (memberi) padamu dengan ampunan sepenuh bumi pula.” (H.R. Imam Tarmidzi).
Oleh karena itu, cepat-cepatlah bertaubat atau kembali kepada Allah, bila kita sedang mengerjakan ma'siat, Jangan sampai menunda-nunda, nanti kalau sudah tua, atau nanti kalau sudah puas nafsunya. Orang yang demikian ini adalah sebodoh-bodoh
Orang, sebab dia tidak tahu kapan datangnya maut dan di mana kita berada, atau kita sedang mengerjakan apa. Berkatalah seorang Arif: "'ajjiluu bit taubati 'qahlal mauti wa'ajjiluu bish shalaati qablal fauti." Artinya : ”Cepat-cepatlah kamu bertaubat sebelum mati dan bersegaralah shalat sebelum terlambat waktunya.”
Abdullah bin Mas'ud berkata : "lnnal mu'mina yaraa dzunuubahu kaannahaa fii ashli jabalin yakhaafu an yaqa'a 'alaihi wainnal faajira yaraa dzunuubahu kadzubaabi waqa'a 'alaa anfihi." Artinya : "Sesungguhnya orang-orang beriman, apabila melihar dosa-dosanya, seakan-akan ada di puncak gunung, dia khawatir bila merubuhinya. Dan sesungguhnya arang yang suka berbuat dosa, apabila melihat dosa-dosanya, bagaikan lalat yang hinggap di hidungnya Ialu dia menerbangkannya (dengan tangannya)." Orang ‘yang mengenal Tuhannya, dia menganggap kecil dosa yang di lakukan itu, apabila di sandarkan pada sifat kemurahan keadilan dan anugerahnya Allah. Mustahil kalau Allah itu tidak adil dan tidak memberikan anugerahnya kepada hamba-hambanya.
Perhatikan do'a yang di ucapkan oleh Yahya bin Mu'ad dan Abu Hasan Asy-Syadzili di bawah ini : "llaahii in ahbabtanii ghafartu sayyiaatii wain maqatta nii lam tuqbal hasanaatii.” Artinya "Wahai Tuhanku, jika engkau mencintaiku, niscaya Engkau mengampuni dosa-dosaku. Dan jika Engkau membenciku, niscaya Engkau terima semua amal kebaikanku.” Lagi mereka berdo’a : "Wai’al sayyiaatinaa man ahbabta walaa taj'al hasanaatinaa hasanaati man abghadhta.” Artinya "Dan jadikanlah dosa-dosaku sebagai dosa orang-orang yang Engkau cintai dan janganlah Engkau jadikan kebaikan-kebaikan kami sebagai kebaikan orang yang Engkau benci.” Bila kita perhatikan do'a-do'a tersebut, dapatlah kita ambil kesinrpulan, bahwa kecintaan Allah kepada seseorang itu menyebabkan dosa-dosanya dapat di ampuni dan kebencian Allah kepada seseorang itu menyebabkan kebaikan-kebaikannya tidak di terima (di tolak), maka dari itu, kita sebagai hamba Allah carilah jalan bagaimana caranya kita di cintai Allah dan mendapat kasih sayangnya, tak lain dan tak bukan kuncinya adalah taat dan patuh menjalankan atas semua perintah-perintah-Nya secara ikhlas serta menjauhi semua larangan-larangannya.
Posting Komentar untuk "ENGGAN BERTAUBAT BERARTI PUTUS ASA DARI RAHMAT ALLAH"
Terimakasih atas kunjungan anda...