Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

SEMPURNANYA NIKMAT DARI ALLAH SWT DAN JENIS-JENISNYA

Nikmat yang sempurna itu adalah rezeki yang cukup dari Allah Swt, sehingga para manusia di beri-Nya rezeki tidak lebih dan tidak pula kurang, yang sedemikianlah yang di namakan dengan rezeki yang sempurna sehingga pengendaliannya tetap seimbang selalu bersyukur, sebab dengan banyaaknya harta, umumnya manusia kan menjadi rakus dan selalu merasa kurang padahal sudah sangat lebih daripada cukup dan cenderung kepada kekikiran dan ketamakan sehingga lupa akan batasan-batasan ketentuan Allah Swt.
Di antara kesempurnaan nikmat yang ada pada manusia adalah Allah Swttelah membagi dan memberikannya kepada segenap makhluk ciptaan-Nya dan selalu tercukupi, dan Dia mencegah para manusia dari apa-aapa yang bisa menyesatkanmu dengan sebab harta keduniaan sehingga lari dari ketentuan nilai-nilai agama yang telah digariskan-Nya.

Allah Swt berfirman,”Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup.” (Q.S Al-Alaq Ayat 6-7).

Allah Swt telah mengaruniakan nikmat yang melimpah ruah kepada para manusia, dan pada hakikatnya nikmat itu adalah satu kesatuan dari keseluruhan perbendaharaan yang harus dan wajib di syukuri oleh segenap makhluk ciptaan-Nya.

Adalah hal ini sifat manusia umumnya terbawa kepada rasa sentimen yang mana dalam kenyataannya sebagian dari manusia itu masih merasakan dan memahami bahwasanya nikmat adalah terdiri dari dua macam, yaitu :

a. Bersifat asasi atau fithri, maksudnya yang di hayati manusia ketika lahir kedunia ini adalah bersifat kelengkapan untuk hidup pada jasmani secara nyata, seperti adanya kaki, tangan, jari-jari tangan dan kaki yang lengkap, mata, hidung dan lain-lain bersifat jasmaniah.

b. Nikmat yang menyusul untuk pelengkap di dunia, yakni berupa kefasihan, kepintaran, kekayaan, kesenangan, kebahagiaan dan lain-lain yang bersifat bathiniah dengan unsur hawa dan nafsu.

Menurut norma-norma secara umum saja, sudah lebih daripada patut dan pantas manusia untuk selalu bersyukur terhadap nikmat yang di karuniakan tuhan kepadanya, yang mana hal ini tiada terhingga dan ia sendiri takkan kuasa untuk mengadakannya, akan tetapi masih banyak dan secara umum para manusia tidak bersyukur teerhadap anugerah nikmat itu sendiri,nah, walaupun sedemikian sifatnya paraa manusia, Allah Swt tidak akan bosan-bosannya membeerikan dan memperingatkan hamba-hamba-Nya untuk selalu ingat akan keberadaan utama Allah Swt yang memberikan semua itu, sebagaimana firman-Nya sebagai berikut,”Ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan ingatlah bahwasanya Aku telah melebihkan kamu atassegala umat.” (Q.S Al-Baqarah Ayat : 47).

Selanjutnya uraian nikmat-nikmat itu bisa di bagi menjadi tujuh macam, yaitu :

1. Terciptanya manusia adalah nikmat, Allah Swt menciptakan manusia dengan cara dan proses yang sangat baik dan sempurna, dari yang tiada menjadi ada, di ciptakan dari komponen-komponen dan dzat-dzat unsur kejadian manusia dan keberadaan manusia itu sendiri, sebagaimana firman-Nya,”Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya dengan perintah dan larangan, karena itu Kami jadikan ia mendengar dan melihat.” (Q.S Al-Insaan Ayat : 2). Ini sangat mengagumkan mengenai tuhan menciptakan segala sesuatu termasuk manusia, di lengkapi-Nya dengan tangan, kaki, telinga, mata, mulut dan lain sebagainya hingga lengkap satu batang tubuh dan di sempurnakannya dengan akal dan fikiran serta tiada satupun yang bisa serupa persis, hanya sebatas berbentuk kembar saja namun tetap ada bedanya, padahal ciptaan-Nya ini (manusia) tiada terbilang jumlahnya dari dahulu hingga sekarang.

2. Nikmat menjadi makhluk mulia, yaitu manusia, Allah Swt menciptakan manusia adalah saling berbeda dengan makhluk-makhluk yang lainnya, mempunyai kelebihan dan keistimewaan, di beri-Nya kedudukan di dunia ini untuk memegang pimpinan (khalifah), di beri kesempatan dan menghayati kenikmatan dalam kehidupan di dunia ini. Allah Swt berfirman,”Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri rezeki mereka dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (Q.S Al-Israa’ Ayat : 70).

3. Nikmat ilmu dan perasaan, manusia di anugerahkan Allah Swt berupa nikmat ilmu dan segala jenis perasaan yang lengkap dan sempurnayang merupakan suatu senjata yang ampuh baginya (manusia) dalam mengarungi kehidupan sebagai dasar untuk menuju kehidupan akhirat ini, semula di lahirkan secara polos, kemudian sesuai proses di berikan macam-macam nikmat kelengkapan berupa jasmani dan rohani serta segala sarana dan prasarana kehidupan, seperti punya kelengkapan jasmani yang utuh (panca indera), di beri pemahaman akan penerimaan ilmu serta di jamin rezekinya guna supaya manusia itu sendiri menyadari akan keberadaan tuhan yang menciptakannya serta tidak bisa berdiri dan jadi dengan sendirinya hingga dewasa dan sukses, di harapkan tahu untuk bersyukur dan tidak menyekutukan tuhannya, sehingga perolehan kebahagiaan yang sesungguhnya yang di nikmatinya adalah di akhirat kelak. Sehubungan dengan ini Allah Swt berfirman,”Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (Q.S An-Nahl Ayat : 78). Nikmat atas panca indera yang utama bagi manusia adalah hati, yaitu berisikan komponen satu kesatuan akal dan fikiran serta perasaan yang menjadi pokok atas perkembangan ilmu pengetahuan dan perkembangan kelangsungan hidup manusia hingga hari kiamat. Akal merupakan nikmat utama yang memisahkan antara manusia dengan makhluk lainnya serta menimbang hal-hal yang baik dan buruk dalam menjalankan ketentuan dan syarat-syarat kehidupan manusia yang telh di tentukan Allah Swt, sehingga dengan akal dan fikiran manusia dapat memilah antara yang bermanfaat dengan yang tidak bermanfaat, mengenal norma-norma, aqidah dan akhlak yang baik serta menjaga nilai-nilai kemuliaan yang telah di gariskan agama Allah Swt di muka bumi ini.

4. Nikmat pembatas baik dan buruk, Allah Swt menganugerahkan akal kepada manusia dan ini dan berfungsi sebagai alat penakar antara yang baik dan buruk, jika tidak di beri akal, maka manusia akan bersifat sama saja dengan ciptaan lainnya yaitu hewan atau binatang, karena dengan nikmat akal inilah makanya manusia bisa membedakan yang bermanfaat dengan yang tidak bermanfaat, baik atau buruk serta tempat budi pekerti dan akhlak yang bagus, juga sebagai tempat akhlak yang buruk, tinggal manusia itu sendiri yang memilihnya dalam kehidupan dengan menggunakan hati, akal, perasaan dan fikirannya dengan dasar ketentuan yang telah di tentukan oleh Allah Swt melalui segenap para Nabi dan Rasul-Nya. Mengenai hal nikmat akal ini Allah Swt berfirman,”Dia menciptakan manusia, mengajarnya pandai berbicara.” (Q.S Ar-Rahman Ayat : 34). Kecerdasan berfikir dan mempunyai pengertian akan akhlak yang baik ataupun buruk di tentukan oleh akal ini, dan akal juga sanggup menular kepada sesama manusia kegiatan dan aktifitasnya, baik sifat baik maupun sifat buruk.

5. Nikmat atas karunia jaminan rezeki, Allah Swt juga memberi kepada para manusia nikmat berupa rezeki, sehingga dapat hidup sebagaimana layaknya kerpluan dan kebutuhan hidup manusia itu sendiri sesuai dengan bentuk penciptaan-Nya atas manusia itu sendiri, persoalan rezeki ini setiap manusia memang tidak di berikan sama oleh Allah Swt, ada yang serba kekurangan, cukup dan berlebihan, semuanya itu di tentukan oleh Allah Swt dengan nikmat-nikmat tertentu dan akhirnya tetap sama, karena Allah Swt itu adalah Maha Adil dan Bijaksana, hanya saja manusia tidak akan pernah tahu akan kerahasiaan rezeki ini kenapa sedemikian bisa berbeda, manusia hanya di perintahkan untuk bersyukur dan bukan bertanya ada apa dan mengapa, karena semua itu mutlak ketentuan Allah Swt, janganlah manusia menyangka, bahwa rezeki yang di terimanya adalah karena ia sendiri, seperti menyangka akan sumbernya dari kepandaiannya sendiri, kecakapan dan keuletannya sendiri, namun semua itu adalah merupakan syarat yang telah terprogram secara otomatis bagi manusia bahwasanya rezeki datang dan di berikan hanya dari dasar usaha, makhluk lainnya juga begitu, seperti hewan, tetap usaha dulu baru dapat makan dengan mengadakan perburuan atas makanannya, semuannya ada proses memperoleh rezeki yang telah di atur oleh-Nya. Allah Swt berfirman,”Wahai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu, adakah sesuatu pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepadakamu dari langit dan bumi? Tidak ada tuhan selain Dia, maka mengapakah kamu berpaling?” (Q.S Al-Fatir Ayat : 3). Selanjutnya Allah Swt juga berfirman,”Katakanlah : Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Katakan Allah.” (Q.S Saba’ Ayat : 24).

6. Nikmat atas iman, taufik dan hidayah-Nya, iman, taufik dan hidayah di anugerahkan Allah Swt kepada manusia hanya untuk orang-orang yang beriman karena buah dari ketaatannya, nikmat akan iman itu membuat orang-orang yang beriman semakin tebal kepercayaannya terhadap Allah Swt dan sangat mutlak keimanan dan keyakinannya pada tuhannya, mengaku penuh atas kebesaran dan kekuasaan Allah Swt atas dirinya dan segenap ciptaan-Nya, dengan iman ini maka manusia akan mempunyai tempat berpijak dan bergantung, yaitu hanya kepada Allah Swt saja, selain itu Allah Swt juga berikan kepada manusia berupa nikmat taufik dan hidayah yang sangat berguna sebagai bekal manusia untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat buha dari keimanan, ketaqwaan dan ketaatannya terhadap tuhannya. Allah Swt berfirman,”Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan, mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.” (Q.S Al-Hujaraat Ayat : 7). “Sebagai karunia dan nikmat dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Q.S Al-Hujaraat Ayat : 8).

7. Nikmat persaudaraan, persaudaraan adalah juga nikmat yang besar nilainya di sisi Allah Swt, dengan adanya nikmat ini maka tercipta perasaan pada manusia seperti, cinta mencintai, sayang menyayangi dan kasih mengasihi, ini adalah syarat mutlak yang utama hadir di komunitas makhluk hidup ciptaan Allah Swt, utamanya sifat ini ada pada manusia, jin dan hewan. Di samping itu, nikmat ini sangat ampuh untuk meredam bibit permusuhan bahkan peperangan, karena dengan sifat ini akan terhindar dari silang sengketa, pertengkaran dan lain sebagainya karena karunia dari pada nikmat persaudaraan yang berisikan sifat-sifat cinta mencintai, sayang menyayangi dan kasih mengasihi, lakukan di jalan Allah Swt, maka terhindarlah dari hal-hal yang negatif dalam pergaulan sehari-hari. Allah Swt berfirman,”Dan Dia (Allah) yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman), walaupun kamu membelanjakan semua kekayaan yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Q.S Al-Anfaal Ayat : 63).

Demikianlah luasnya nikmat Allah Swt bagi manusia, akan tetapi sayangnya sangat sedikit manusia yang menyadari dan memahaminya, buktinya begitu banyaknya manusia yang lupa dan lalai untuk bersyukur kepada-Nya melalui ketaatan, malah sebaliknya terlalu sibuk dengan urusan dunia untuk menumpuk harta, banyak manusia yang menjadi kufur, hatinya tertutup dengan kabut hitam lantaran tidak mensyukuri atas nikmat-nikmat Allah Swt yang senantiasa di berikan Allah Swt kepadanya.

Ingatlah, di dalam Al-Qur’an sungguh banyak di cerikatan kisah-kisah tentang kehancuran umat manusia yang mendurhakai nikmat-Nya, sehingga adzab yang pedih Allah Swt timpakan kepada yang bersangkutan ataupun kepada suatu golongan-golongan, kaum-kaum dan bangsa-bangsa atas keingkaran atas nikmat Allah Swt.

Posting Komentar untuk "SEMPURNANYA NIKMAT DARI ALLAH SWT DAN JENIS-JENISNYA"