BERPEGANG TEGUHLAH PADA TALI ALLAH
Sudah seharusnya bagi para kamu muslimin dan muslimat untuk selalu mengedepankan Al-Qur'an dan Hadsit Nabi Saw dan berpegang teguh padanya apapun itu soal agama, sebagaimana firman Allah : “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai-berai serta ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang yang bersaudara dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk." (Q.S. 3 : 103).
Tali Allah adalah Al-Qur'an sebagaimana yang di riwayatkan oleh Abi Suraih Al-Khazza‘i berkata, Rasulullah keluar menemui kami dan bersabda,“Kabar gembira, Kabar gembira, bukankah kamu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan aku adalah Rasul-Nya? Sahabat menjawab : Ya. Beliau berkata,“ Sesungguhnya Al-Qur‘an adalah tali yang satu ujungnya di tangan Allah dan ujungnya yang lain di tangan kamu, maka berpeganglah dengannya. Sesungguhnya kamu tidak akan tersesat dan binasa selama-lamanya." (H.R.lbnu Hibban).
Allah memerintahkan untuk mengembalikan segala urusan dan permasalahan apapun bentuknya kepada Al-Qur’an & Sunnah Nabi Saw, sebagaimana firman-Nya,“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatllah Rasul(-Nya) dan ulil amri di antara kamu, kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan leblh baik akibatnya. (Q.S. 4 : 59). Imam Ibnu Katsir menyebutkan perkataan para mujahid dan lainnya tentang maksud ayat di atas, mereka berkata,"lni perintah Allah untuk mengembalikan semua permasalahan yang di perselisihkan baik pada masalah dasar-dasar agama atau cabangnya kepada Al-Qur‘an dan sunnah.“ (Tafsir Ibnu Katsir l/ 338).
Hal ini menunjukkan larangan untuk menyandarkan segala permasalahan hanya kepada akal semata, karena hanya akan membuat kebinasaan. Sahl bin Hunaif berkata,“Tuduhlah akalmu, saya telah menyaksikan peristiwa Abi Jandal, kalau boleh saya membantah keputusan Rasulullah, niscaya saya akan lakukan. Demi Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. (H.R. Bukhari).
Dalam hal membuat suatu keputusan, hendaknya di landaskan pada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Saw, sebagaimana firman Allah,“Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, maka putusannya (terserah) kepada AlIah.(Yang mempunyai sifat-sifat demikian) itulah Allah Rabbku. Kepada-Nyalah aku bertawakkal dan kepada-Nyalah aku kembali." (Q.S. 42 : 10). Allah juga melarang berbuat dan berkata tanpa di dasari dengan ilmu dan argumentasi yang benar dari Al-Qur'an dan sunnah, sebagaimana firman-Nya,"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan di minta pertanggungjawabnya." (Q.S. 17 : 36).
Dan orang yang berkata dalam masalah agama tanpa dalil, berarti berkata atas nama Allah tanpa ilmu dan ini di larang oleh Allah, sebagaimana firman-Nya,"Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji dan mengatakan terhadap Allah apa yang kamu tidak ketahui." (Q.S. 2 : 169).
Apabila seseorang berfatwa dan memberikan jawaban dalam masalah agama tanpa dalil yang benar, maka fatwa atau jawabannya hanya akan menyesatkan saja. Rasulullah bersabda,"Sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu dari manusia dengan mencabutnya (ilmu tersebut), tetapi dengan mewafatkan para ulama dan ilmu akan ikut hilang bersamanya dan akan tinggal bersama manusia pemimpin-pemimpin bodoh yang berfatwa tanpa ilmu, maka dia telah tersesat dan akan menyesatkan." (H.R. Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Al-Qur‘an tidaklah di turunkan oleh Allah untuk di jadikan petunjuk oleh manusia, sehingga mereka mendapatkan keselamatan dan kebahagian dalam hidupnya, baik di dunia maupun kelak di akhirat. Allah berfirman,"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mereka mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (Q.S. Shaad Ayat 29).
Ketika Umar bin Khattab memilih pegawai beliau dan mengangkat orang yang mempunyai ilmu yang tinggi tentang Al-Qur’an dan Sunnah, seperti yang di lakukannya pada lbnu Abzi seorang budak yang di angkatnya menjadi pemimpin untuk ahlul wadi. Ketika di tanya mengapa mengangkat seorang budak menjadi pemimpin?, beliau menjawab,“Dialah yang paling bagus bacaan Al-Qur’annya, paling bisa dalam ilmu waris, bukankah Rasulullah telah bersabda,“ Sesungguhnya Allah mengangkat derajat sebuah kaum dengan Al-Qur’an dan merendahkan yang lain dengannya." (.HR. Imam Muslim).
Mengamalkan Al-Qur’an juga mendatangkan keberuntungan dan rahmat dari Allah, sebagaimana firmanNya,"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan yang di berkati, maka ikutilah ia dan bertaqwalah agar kamu di beri rahmat.“ (Q.S. Al-An’am Ayat 155). Demikianlah perintah Allah tentang aturan dalam kehidupan, senantiasalah untuk selalu berpegang pada tali Allah, yaitu Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Saw, keseluruhan keperluan dan urusan hidup serahkan paada aturan yang dua ini, mulai dari kehidupan secara perorangan sampai pada kehidupan secara bernegara (pemerintahan), semuanya telah di atur Allah dalam Al-Qur'an dan penjelasannya bisa di dapat pada perkataan (Sabda) Rasulullah, ikuti dua ini, maka kita selamat dunia akhirat, InsyaAllah.
Tali Allah adalah Al-Qur'an sebagaimana yang di riwayatkan oleh Abi Suraih Al-Khazza‘i berkata, Rasulullah keluar menemui kami dan bersabda,“Kabar gembira, Kabar gembira, bukankah kamu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan aku adalah Rasul-Nya? Sahabat menjawab : Ya. Beliau berkata,“ Sesungguhnya Al-Qur‘an adalah tali yang satu ujungnya di tangan Allah dan ujungnya yang lain di tangan kamu, maka berpeganglah dengannya. Sesungguhnya kamu tidak akan tersesat dan binasa selama-lamanya." (H.R.lbnu Hibban).
Allah memerintahkan untuk mengembalikan segala urusan dan permasalahan apapun bentuknya kepada Al-Qur’an & Sunnah Nabi Saw, sebagaimana firman-Nya,“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatllah Rasul(-Nya) dan ulil amri di antara kamu, kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan leblh baik akibatnya. (Q.S. 4 : 59). Imam Ibnu Katsir menyebutkan perkataan para mujahid dan lainnya tentang maksud ayat di atas, mereka berkata,"lni perintah Allah untuk mengembalikan semua permasalahan yang di perselisihkan baik pada masalah dasar-dasar agama atau cabangnya kepada Al-Qur‘an dan sunnah.“ (Tafsir Ibnu Katsir l/ 338).
Hal ini menunjukkan larangan untuk menyandarkan segala permasalahan hanya kepada akal semata, karena hanya akan membuat kebinasaan. Sahl bin Hunaif berkata,“Tuduhlah akalmu, saya telah menyaksikan peristiwa Abi Jandal, kalau boleh saya membantah keputusan Rasulullah, niscaya saya akan lakukan. Demi Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. (H.R. Bukhari).
Dalam hal membuat suatu keputusan, hendaknya di landaskan pada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Saw, sebagaimana firman Allah,“Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, maka putusannya (terserah) kepada AlIah.(Yang mempunyai sifat-sifat demikian) itulah Allah Rabbku. Kepada-Nyalah aku bertawakkal dan kepada-Nyalah aku kembali." (Q.S. 42 : 10). Allah juga melarang berbuat dan berkata tanpa di dasari dengan ilmu dan argumentasi yang benar dari Al-Qur'an dan sunnah, sebagaimana firman-Nya,"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan di minta pertanggungjawabnya." (Q.S. 17 : 36).
Dan orang yang berkata dalam masalah agama tanpa dalil, berarti berkata atas nama Allah tanpa ilmu dan ini di larang oleh Allah, sebagaimana firman-Nya,"Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji dan mengatakan terhadap Allah apa yang kamu tidak ketahui." (Q.S. 2 : 169).
Apabila seseorang berfatwa dan memberikan jawaban dalam masalah agama tanpa dalil yang benar, maka fatwa atau jawabannya hanya akan menyesatkan saja. Rasulullah bersabda,"Sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu dari manusia dengan mencabutnya (ilmu tersebut), tetapi dengan mewafatkan para ulama dan ilmu akan ikut hilang bersamanya dan akan tinggal bersama manusia pemimpin-pemimpin bodoh yang berfatwa tanpa ilmu, maka dia telah tersesat dan akan menyesatkan." (H.R. Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Al-Qur‘an tidaklah di turunkan oleh Allah untuk di jadikan petunjuk oleh manusia, sehingga mereka mendapatkan keselamatan dan kebahagian dalam hidupnya, baik di dunia maupun kelak di akhirat. Allah berfirman,"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mereka mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (Q.S. Shaad Ayat 29).
Ketika Umar bin Khattab memilih pegawai beliau dan mengangkat orang yang mempunyai ilmu yang tinggi tentang Al-Qur’an dan Sunnah, seperti yang di lakukannya pada lbnu Abzi seorang budak yang di angkatnya menjadi pemimpin untuk ahlul wadi. Ketika di tanya mengapa mengangkat seorang budak menjadi pemimpin?, beliau menjawab,“Dialah yang paling bagus bacaan Al-Qur’annya, paling bisa dalam ilmu waris, bukankah Rasulullah telah bersabda,“ Sesungguhnya Allah mengangkat derajat sebuah kaum dengan Al-Qur’an dan merendahkan yang lain dengannya." (.HR. Imam Muslim).
Mengamalkan Al-Qur’an juga mendatangkan keberuntungan dan rahmat dari Allah, sebagaimana firmanNya,"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan yang di berkati, maka ikutilah ia dan bertaqwalah agar kamu di beri rahmat.“ (Q.S. Al-An’am Ayat 155). Demikianlah perintah Allah tentang aturan dalam kehidupan, senantiasalah untuk selalu berpegang pada tali Allah, yaitu Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Saw, keseluruhan keperluan dan urusan hidup serahkan paada aturan yang dua ini, mulai dari kehidupan secara perorangan sampai pada kehidupan secara bernegara (pemerintahan), semuanya telah di atur Allah dalam Al-Qur'an dan penjelasannya bisa di dapat pada perkataan (Sabda) Rasulullah, ikuti dua ini, maka kita selamat dunia akhirat, InsyaAllah.
Posting Komentar untuk "BERPEGANG TEGUHLAH PADA TALI ALLAH"
Terimakasih atas kunjungan anda...