Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

Penghantar Wanita Pada Pahala Yang Besar

"Dari Ibnu Abbas bahwa Juwairiyah, sesungguhnya Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam keluar dari tempatnya pada waktu pagi dini hari tatkala hendak shalat shubuh sedangkan Juwairiyah berada di tempat shalatnya. Kemudian setelah waktu dhuha beliau pulang dan ternyata Juwairiyah masih tetap duduk. Lalu beliau bertanya, "Jadi engkau masih seperti keadaan tatkala aku meninggalkanmu?" Dia menjawab, "Benar." Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam berkata, "Telah kukatakan sesudahmu empat ucapan sebanyak tiga kali, jika ia ditimbang dengan apa yang engkau katakan sesudah hal ini, tentu ia akan memberatkan timbangannya, yaitu 'Subhanallah, wabihamdihi 'adada khalqihi, waridha nafsihi, wazinata 'arsyihi, wa midada kalimatihi (Maha suci Allah, dengan puji-Nya sebanyak makhluk-Nya dan seberat 'Arsy-Nya dan seluas kalimat-kalimat-Nya).” 1 Hadits Shahih ditakhrij Muslim, 17/44, Abu Daud, hadits nomor 1503, At-Tirmidzy, hadits nomor 3626, AnNasa'y, 3/77, Ahmad, 1/258.

Berlomba-lomba dalam kebaikan merupakan hal yang amat menyenangkan. AlQur'an telah memberitahukan kepada kita tentang hal ini serta menyeru agar melaksanakannya dengan segenap kemampuan. Firman Allah: "Dan, bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya, maka berlomba-lombalah kamu berbuat kebaikan." (Q.S. Al-Baqarah:148).

Hal ini harus dilakukan karena kehidupan tidak selamanya dalam keadaan aman, sedangkan ajal tidak diketahui dan bagaimana kesudahannya juga masih samar. Apa yang mungkin pada hari ini, boleh jadi tidak mungkin besoknya. Pada hari ini ada amal dan tidak ada hisab, namun besoknya ada hisab dan tidak ada amal. Berangkat dari sini para wanita Muslimah harus menyelaraskan amal-amalnya, meneliti hal-hal yang bisa membangkitkan ketaatan dan menyempurnakan ibadah, lalu dia berusaha menyempurnakan amal ibadahnya.
Dalam wasiat ini, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menyampaikan beberapa ucapan, andaikata diucapkan wanita muslimah maka dia akan memperoleh pahala yang melimpah, marilah kita amati wasiat Nabawy ini dan kita pelajari bersama.
Perkataan Ibnu Abbas: "Wahiya Fi masjidiha," yaitu tempat shalat Juwairiyah yang ada di rumahnya. Juwairiyah adalah putri Al-Harits Al-Khuza'iyah dari bani Al-Musththaliq. Dia adalah ummul mukmin. Dulu namanya Barrah, lalu Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam merubahnya kemudian menikahinya. Dia meninggal dunia pada tahun ke-50 sesudah hijrah menurut riwayat yang shahih.

Perkataan beliau: "Subhanallah wa bihamdihi 'adada khalqihi", artinya sebanyak masing-masing dari makhluk-Nya. Menurut Imam Asy-Syuyuthy, artinya sebanyak semua makhluk-Nya. Perkataan beliau: "Waridha nafsihi", yakni aku bertasbih seperti yang diridhai-Nya. Menurut Imam Asy-Syuyuthy, artinya seperti ridha dzat-Nya yang mulia, atau dengan sebab yang menjadi perubahannya atau dengan ukuran yang diridhai dzat-Nya serta yang dipilihnya.

Perkataan beliau: "Wazinata 'arsyhihi", maksudnya aku bertasbih laksana seberat 'arsynya. Padahal tidak ada yang mengetahui beratnya kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala. Perkataan beliau: "Midada kalimatihi", maknanya seperti itulah dalam hal bilangannya. Adapula yang berpendapat dalam hal pahala.

Al-Mida, di sini merupakan mashdar dengan pengertian al-madadu, yang berarti sesuatu yang banyak. Menurut para ulama, penggunaannya di sini sebagai kiasan, sebab kalimat-kalimat Allah tidak bisa dibatasi dengan suatu bilangan atau pun yang lainnya. Jadi yang dimaksudkan adalah penyengatan dalam jumlah yang banyak. Sebab pada awal mula disebutkan dengan pembatasan bilangan yang banyak, yaitu bilangan-bilangan makhluk-Nya, kemudian 'Arsy-Nya, kemudian dengan lebih sehinga tidak bisa dibatasi dengan suatu bilangan, sebagai yang terjadi pada kalimat-kalimat Allah.

Hadits ini merupakan dalil keutamaan kalimat-kalimat tersebut. Orang yang mengucapkannya tentu akan mengetahui fadhilah pengulangan sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat At-Tirnidzi dan An-Nasa'y. Hal ini tidak dimaksudkan agar dikatakan bahwa keberatan orang yang mengucapkan kalimat-kalimat itu lebih ringan daripada orang yang mengulangi lafazh dzikir sehingga sampai pada bilangan-bilangan tersebut.

Ini merupakan masalah yang disampaikan Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam kepada hamba-hamba Allah sebagai perantara bagi mereka dan untuk memperbanyak pahala tanpa harus berbuat yang meletihkan.

Menurut Izzudin bin Abdus-Salam Rahimahullah di dalam Al-Fatawa, boleh jadi sebagian dzikir lebih utama dari sebagian yang lain karena keumumannya dan pencakupannya terhadap semua sifat-sifat dzatiyah dan Fi'liyah, sehingga yang sedikit seperti kalimat-kalimat ini justeru lebih utama daripada yang lain yang banyak.

Wahai Ukhti Muslimah! Jika engkau menghendaki pahala yang melimpah dan ganjaran yang agung, maka engkau harus melakukan dzikir secara terus-menerus dan bergaul dengan orang-orang yang baik. Kesudahannya, tentu engkau akan masuk surga dengan selamat.

Posting Komentar untuk "Penghantar Wanita Pada Pahala Yang Besar"