Terapi Rasulullah Saw Menyembuhkan Penyakit Alal Isyq
Virus hati yang bernama cinta ternyata telah banyak memakan korban. Mungkin anda pernah mendengar seorang remaja yang nekat bunuh diri disebabkan putus cinta, atau tertolak cintanya atau anda pernah mendengar kisah Qais yang tergila-gila kepada Laila.
Kisah cinta yang bermula sejak mereka bersama mengembala domba ketika kecil hingga dewasa, akhirnya sungguh tragis, Qais benar-benar menjadi gila ketika Laila dipersunting oleh pria lain.
Apakah anda pernah mengalami problema seperti ini atau sedang mengalaminya? Mau tahu terapinya? Mari sama-sama kita simak terapi mujarab yang disampaikan Ibnu Qayyim dalam karya besarnya ”Zadul Ma’ad”.
Beliau berkata: ”Gejolak cinta adalah jenis penyakit hati yang memerlukan penanganan khusus disebabkan perbedaannya dengan jenis penyakit lain dari segi bentuk, sebab maupun terapinya. Jika telah menggerogoti kesucian hati manusia dan mengakar di dalam hati, sulit bagi para dokter mencarikan obat penawarnya dan penderitanya sulit disembuhkan.
Allah mengkisahkan penyakit ini di dalam Al-Quran tentang dua tipe manusia, pertama wanita dan kedua kaum homoseks yang cinta kepada mardan (anak laki-laki yang rupawan). Allah mengkisahkan bagaimana penyakit ini telah menyerang istri Al-Aziz Gubernur Mesir yang mencintai Nabi Yusuf dan menimpa Kaum Luth.
Allah mengkisahkan kedatangan para malaikat ke negeri Luth, "Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira (karena) kedatangan tamu-tamu itu. Luth berkata: "Sesungguhnya mereka adalah tamuku, maka janganlah kamu memberi malu (kepadaku) dan bertaqwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina". Mereka berkata: "Dan bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi) manusia?" Luth berkata: "Inilah puteri-puteri (negeri) ku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal)". (Allah berfirman): "Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan)". Surat Al-Hijr:68/72.
Beliau takut akan cemoohan orang jika mengawini wanita bekas istri anak angkatnya, hal inilah yang disembunyikan Nabi Saw dalam dirinya dan rasa takut inilah yang terjadi dalam dirinya. Oleh karena itu di dalam ayat Allah menyebutkan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada Beliau dan tidak mencelanya karena hal tersebut sambil menasihatinya agar tidak perlu takut kepada manusia dalam hal-hal yang memang Allah halalkan baginya sebab Allahlah yang seharusnya ditakutinya.
Jangan Sampai beliau takut berbuat sesuatu hal yang Allah halalkan karena takut gunjingan manusia, setelah itu Allah memberitahukannya bahwa Allah langsung yang akan menikahkannya setelah Zaid menceraikan istrinya agar Beliau menjadi contoh bagi umatnya mengenai kebolehan menikahi bekas istri anak angkat, adapun menikahi bekas istri anak kandung maka hal ini terlarang. sebagaimana firman Allah : "(dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu)." (Q.S. An-Nisa :23).
Allah berfirman dalam surat lain : ”Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki diantara kamu." (Q.S. Al-Ahzab:40). Allah berfirman di pangkal surat ini "Dan Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri), yang demikian itu hanyalah perkataanmu dimulutmu saja." (Q.S. Al-Ahzab:4).
Perhatikanlah bagaiamana pembelaan terhadap Rasulullah Saw ini dan bantahan terhadap orang-orang yang mencelanya. Wabillahi at-Taufiq.
Ini berita batil yang diriwayatkan oleh Ibn Sa’ad dalam “At-Tabaqat” 8/101-102 dan Al-Hakim 3/23 dari jalan Muhammad ibn Umar Al-Waqidi seorang yang Matruk (ditinggalkan) dan sebagian menganggapnya sebagai pemalsu hadis, dari Muhakmmad ibn Yahya ibn Hibban seorang yang siqah, namun riwayat yang diriwayatkannya dari Nabi Saw seluruhnya mursal.
Kebatilan riwayat ini telah diterangkan oleh para ulama almuhaqqiqin. Mereka berkata: ”Penukil riwayat ini dan yang menggunakan ayat ini sebagai dalil terhadap prasangka buruk mereka mengenai Rasulullah Saw sebenarnya tidak meletakkan kedudukan kenabian Rasulullah Saw sebagaimana layaknya dan tidak mengerti makna kemaksuman Beliau.
Sesungguhnya yang disembunyikan Nabi Saw di dalam dirinya dan belakangan Allah nampakkan adalah berita yang Allah sampaikan padanya bahwa kelak Zainab akan menjadi istrinya. Faktor yang membuat Nabi Saw menyembunyikan berita ini tidak lain disebabkan perasaan takut beliau terhadap perkataan orang bahwa Beliau tega menikahi istri anak angkatnya.
Tidak dipungkiri, bahwa Rasulullah Saw sangat mencintai istri-istrinya. Aisyah adalah istri yang paling dicintainya, namun kecintaannya kepada Aisyah dan kepada lainnya tidak dapat menyamai cintanya tertinggi, yakni cinta kepada Rabbnya.
Dalam hadis shahih : "Andaikata aku dibolehkan mengambil seorang kekasih dari salah seorang penduduk bumi, maka aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai kekasih." Hadist ini diriwayatkan oleh Bukhari 7/15 dalam bab fadhail sahabat Nabi Saw, dari jalan Abdullah ibn Abbas dan diriwayatkan oleh Imam Muslim (2384) dalam Fadail Sahabat, bab keutamaan Abu Bakar, dari jalan Abdullah ibn Masud dan keduanya sepakat meriwayatkan dari jalan Abu Sa’id Al-khudri.
Sebenarnya dengan kisah ini Allah ingin membatalkan tadisi jahiliyyah ini dalam hal adopsi, yaitu dengan menikahkan Rasulullah Saw dengan istri anak angkatnya, peristiwa yang terjadi dengan Rasulullah Saw ini sebagai pemimpin manusia akan lebih diterima dan mengena di hati mereka, Lihat “Ahkam Al-Quran” 3/1530,1532 karya Ibn Arabi dan “Fathul Bari 8/303, Ibn Kastir 3/492 dan Ruhul Ma’ani 22/24-25.
Kisah cinta yang bermula sejak mereka bersama mengembala domba ketika kecil hingga dewasa, akhirnya sungguh tragis, Qais benar-benar menjadi gila ketika Laila dipersunting oleh pria lain.
Apakah anda pernah mengalami problema seperti ini atau sedang mengalaminya? Mau tahu terapinya? Mari sama-sama kita simak terapi mujarab yang disampaikan Ibnu Qayyim dalam karya besarnya ”Zadul Ma’ad”.
Beliau berkata: ”Gejolak cinta adalah jenis penyakit hati yang memerlukan penanganan khusus disebabkan perbedaannya dengan jenis penyakit lain dari segi bentuk, sebab maupun terapinya. Jika telah menggerogoti kesucian hati manusia dan mengakar di dalam hati, sulit bagi para dokter mencarikan obat penawarnya dan penderitanya sulit disembuhkan.
Allah mengkisahkan penyakit ini di dalam Al-Quran tentang dua tipe manusia, pertama wanita dan kedua kaum homoseks yang cinta kepada mardan (anak laki-laki yang rupawan). Allah mengkisahkan bagaimana penyakit ini telah menyerang istri Al-Aziz Gubernur Mesir yang mencintai Nabi Yusuf dan menimpa Kaum Luth.
Allah mengkisahkan kedatangan para malaikat ke negeri Luth, "Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira (karena) kedatangan tamu-tamu itu. Luth berkata: "Sesungguhnya mereka adalah tamuku, maka janganlah kamu memberi malu (kepadaku) dan bertaqwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina". Mereka berkata: "Dan bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi) manusia?" Luth berkata: "Inilah puteri-puteri (negeri) ku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal)". (Allah berfirman): "Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan)". Surat Al-Hijr:68/72.
Kebohongan Kisah Cinta Nabi dengan Zainab Binti Jahsy
Ada sekelompok orang yang tidak tahu menempatkan kedudukan Rasul sebagaimana layaknya, beranggapan bahwa Rasulullah tak luput dari penyakit ini sebabnya yaitu tatkala beliau melihat Zaenab binti Jahsy sambil berkata kagum: ”Maha Suci Rabb yang membolak-balik hati” sejak itu Zaenab mendapat tempat khusus di dalam hati Rasulullah Saw, oleh karena itu Beliau berkata kepada Zaid bin Haritsah: ”Tahanlah ia di sisimu hingga Allah menurunkan ayat: "Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan ni`mat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi ni`mat kepadanya: "Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah", sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap isterinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mu'min untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi." (Q.S. Al-Ahzab:37).Sebagian orang beranggapan ayat ini turun berkenaan kisah kasmaran Nabi Saw, bahkan sebagian penulis mengarang buku khusus mengenai kisah kasmaran para Nabi dan meyebutkan kisah Nabi ini di dalamnya. Hal ini terjadi akibat kejahilannya terhadap Al-Quran dan kedudukan para Rasul, hingga ia memaksakan kandungan ayat apa-apa yang tidak layak dikandungnya dan menisbatkan kepada Rasulullah suatu perbuatan yang Allah menjauhkannya dari diri beliau.Kisah sebenarnya, bahwa zainab binti Jahsy adalah istri Zaid ibn Harisah, bekas budak Rasulullah Saw yang diangkatnya sebagai anak dan dipanggil dengan Zaid ibn Muhammad. Zainab merasa lebih tinggi dibandingkan Zaid, oleh Sebab itu Zaid ingin menceraikannya. Zaid datang menemui Rasulullah Saw minta saran untuk menceraikannya, maka Rasulullah Saw menasihatinya agar tetap memegang Zainab, sementara Beliau tahu bahwa Zainab akan dinikahinya jika dicerai Zaid.
Beliau takut akan cemoohan orang jika mengawini wanita bekas istri anak angkatnya, hal inilah yang disembunyikan Nabi Saw dalam dirinya dan rasa takut inilah yang terjadi dalam dirinya. Oleh karena itu di dalam ayat Allah menyebutkan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada Beliau dan tidak mencelanya karena hal tersebut sambil menasihatinya agar tidak perlu takut kepada manusia dalam hal-hal yang memang Allah halalkan baginya sebab Allahlah yang seharusnya ditakutinya.
Jangan Sampai beliau takut berbuat sesuatu hal yang Allah halalkan karena takut gunjingan manusia, setelah itu Allah memberitahukannya bahwa Allah langsung yang akan menikahkannya setelah Zaid menceraikan istrinya agar Beliau menjadi contoh bagi umatnya mengenai kebolehan menikahi bekas istri anak angkat, adapun menikahi bekas istri anak kandung maka hal ini terlarang. sebagaimana firman Allah : "(dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu)." (Q.S. An-Nisa :23).
Allah berfirman dalam surat lain : ”Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki diantara kamu." (Q.S. Al-Ahzab:40). Allah berfirman di pangkal surat ini "Dan Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri), yang demikian itu hanyalah perkataanmu dimulutmu saja." (Q.S. Al-Ahzab:4).
Perhatikanlah bagaiamana pembelaan terhadap Rasulullah Saw ini dan bantahan terhadap orang-orang yang mencelanya. Wabillahi at-Taufiq.
Ini berita batil yang diriwayatkan oleh Ibn Sa’ad dalam “At-Tabaqat” 8/101-102 dan Al-Hakim 3/23 dari jalan Muhammad ibn Umar Al-Waqidi seorang yang Matruk (ditinggalkan) dan sebagian menganggapnya sebagai pemalsu hadis, dari Muhakmmad ibn Yahya ibn Hibban seorang yang siqah, namun riwayat yang diriwayatkannya dari Nabi Saw seluruhnya mursal.
Kebatilan riwayat ini telah diterangkan oleh para ulama almuhaqqiqin. Mereka berkata: ”Penukil riwayat ini dan yang menggunakan ayat ini sebagai dalil terhadap prasangka buruk mereka mengenai Rasulullah Saw sebenarnya tidak meletakkan kedudukan kenabian Rasulullah Saw sebagaimana layaknya dan tidak mengerti makna kemaksuman Beliau.
Sesungguhnya yang disembunyikan Nabi Saw di dalam dirinya dan belakangan Allah nampakkan adalah berita yang Allah sampaikan padanya bahwa kelak Zainab akan menjadi istrinya. Faktor yang membuat Nabi Saw menyembunyikan berita ini tidak lain disebabkan perasaan takut beliau terhadap perkataan orang bahwa Beliau tega menikahi istri anak angkatnya.
Tidak dipungkiri, bahwa Rasulullah Saw sangat mencintai istri-istrinya. Aisyah adalah istri yang paling dicintainya, namun kecintaannya kepada Aisyah dan kepada lainnya tidak dapat menyamai cintanya tertinggi, yakni cinta kepada Rabbnya.
Dalam hadis shahih : "Andaikata aku dibolehkan mengambil seorang kekasih dari salah seorang penduduk bumi, maka aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai kekasih." Hadist ini diriwayatkan oleh Bukhari 7/15 dalam bab fadhail sahabat Nabi Saw, dari jalan Abdullah ibn Abbas dan diriwayatkan oleh Imam Muslim (2384) dalam Fadail Sahabat, bab keutamaan Abu Bakar, dari jalan Abdullah ibn Masud dan keduanya sepakat meriwayatkan dari jalan Abu Sa’id Al-khudri.
Sebenarnya dengan kisah ini Allah ingin membatalkan tadisi jahiliyyah ini dalam hal adopsi, yaitu dengan menikahkan Rasulullah Saw dengan istri anak angkatnya, peristiwa yang terjadi dengan Rasulullah Saw ini sebagai pemimpin manusia akan lebih diterima dan mengena di hati mereka, Lihat “Ahkam Al-Quran” 3/1530,1532 karya Ibn Arabi dan “Fathul Bari 8/303, Ibn Kastir 3/492 dan Ruhul Ma’ani 22/24-25.
Posting Komentar untuk "Terapi Rasulullah Saw Menyembuhkan Penyakit Alal Isyq"
Terimakasih atas kunjungan anda...