Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

Bentuk-Bentuk Sedekah Jariyah

Pembahasan kali ini adalah tentang 'sedekah jariyah', berikut beberapa bentuk-bentuk sedekah jariyah yang terdapat dalam nash-nash tentang amal dan pahala sedekah jariyah :

1. Memberi air minum dan penggalian sumur-sumur.
Berdasarkan sabda beliau Nabi Saw : “Sebaik-baik sedekah adalah memberi air minum.” (H.R. Imam Muslim).


2. Memberi makan.
Sesungguhnya Nabi Saw ketika ditanya bagaimana islam yang baik itu, maka beliau Nabi Saw menjawab : “Engkau beri makan dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal maupun yang tidak kamu kenal.” (Terdapat dalam Ash-Shahihain).

3. Membangun masjid.
berdasarkan sabda beliau Nabi Saw : “Barangsiapa yang membangun masjid demi mencari wajah Allah, niscaya Allah bangunkan rumah baginya di syurga.” (Terdapat dalam Ash-Shahihain).

Dari Jabir Ra, bahwa Rasulullah Saw bersabda : “Barangsiapa yang menggali sumur, (kemudian) tidaklah setiap yang memiliki ruh, baik dari kalangan manusia, jin dan burung yang minum dari sumur tersebut, melainkan Allah (pasti) akan membalasnya kelak di hari Kiamat.”

Dan barangsiapa yang membangun masjid karena Allah (semata), sekalipun (hanya) sebesar lubang bertelur burung tekukur, niscaya Allah bangunkan rumah baginya di syurga.” (Terdapat dalam Ash-Shahihain).

4. Berinfak dalam menyebarkan ilmu dan membagikan Mushhaf Al-Qur`an, serta membangunkan tempat-tempat singgah bagi para musafir yang membutuhkan pertolongan dan yang setaraf dengannya seperti anak yatim, para janda dan sebagainya.

Dari Abu Hurairah Ra, ia berkata, beliau Nabi Saw bersabda : “Sesungguhnya termasuk amalan dan kebaikan orang mukmin yang masih mengalir pasca kematiannya adalah ilmu yang diajarkan dan disebarkannya atau anak shalih yang ditinggalkannya atau Mushhaf Al-Qur`an yang diwariskannya atau masjid yang dibangunnya atau rumah singgah bagi para musafir yang dibangunnya atau sungai yang dialirkannya atau sedekah yang dikeluarkan dari hartanya saat sehatnya dan di masa hidupnya, semua itu masih mengalir kepadanya pasca kematiannya.” (H.R. Ibnu Majah, Shahih At-Targhib).

Sekedar untuk diketahui oleh saudaraku, bahwa sedekah di waktu-waktu tertentu lebih utama daripada di masa yang lainnya, seperti sedekah di bulan Ramadhan, sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Abbas Ra : “Nabi Saw adalah orang yang paling dermawan dan beliau lebih dermawan pada bulan Ramadhan, saat beliau ditemui Jibril untuk membacakan kepadanya Al-Qur`an. Jibril menemui setiap malam pada bulan Ramadhan, lalu membacakan kepadanya Al-Qur`an. Rasulullah Shallallahu `Alahi Wa Sallam ketika ditemui Jibril lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang berhembus.” (Terdapat dalam Ash-Shahihain).

Demikian pula sedekah di sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah, karena sesungguhnya Nabi Saw bersabda : "Tiada hari-hari dimana amal shalih di dalamnya lebih disukai oleh Allah daripada hari-hari sekarang yaitu sepuluh hari pertama (di bulan Dzulhjjah).” Sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah meskipun jihad fi sabilillah?” Jawab Nabi, “Meskipun jihad fi sabilillah, kecuali jika seseorang yang keluar (jihad) dengan (mengorbankan) jiwa dan hartanya, lalu tidak kembali dengan apa pun.” (H.R. Al-Bukhari).

Sekarang kita telah mengetahui, bahwa sedekah merupakan amalan paling utama untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala, juga diantara waktu-waktu utama, yaitu pada hari dimana manusia dalam keadaan kesukaran dan sangat membutuhkan serta kefakiran yang nyata, sebagaimana firman-Nya Subhanahu wa Ta’ala : "Maka tidakkah sebaiknya (dengan hartanya itu) ia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar? Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan atau memberi makan pada hari kelaparan." (Q.S. Al-Balad [90] : 11-14).

Maka termasuk bagian dari nikmat Allah ‘Azza wa Jalla atas seorang hamba adalah dikaruniakan harta baginya dan termasuk kesempurnaan suatu kenikmatan padanya, apabila hal itu membantunya dalam menjalankan ketaatan kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala : “Sebaik-baik harta yang shalih (baik) yang berada pada seorang yang shalih (pula).” (H.R. Al-Bukhari).

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah atas Nabi kita Muhammad Saw, juga kepada keluarga dan para sahabatnya.

Posting Komentar untuk "Bentuk-Bentuk Sedekah Jariyah"