Rujukan Pengobatan Penyakit Hati
Kita mesti mampu melenyapkan penyakit hati dan secara sadar mau memeriksa diri kita, maka kita akan dapat mengenal penyakit-penyakit diri dan kita sekaligus memperbaikinya, untuk melakukan perbaikan pada penyakit-penyakit hati, kita bisa merujuk kepada beberapa metode berikut:
Seorang dokter rohani, yang juga merupakan seorang psikolog dan pakar akhlak islami, amat berpengaruh terhadap jalan penyucian diri dan penitian jalan spiritual umat menuju Allah, jika seorang manusia menjumpai individu semacam ini, maka dia harus bersyukur kepada Allah atas nikmat yang besar itu.
Namun sayangnya individu yang semacam ini jarang sekali, satu hal yang perlu diketahui, pekerjaan pendiagnosisan penyakit-penyakit diri merupakan sesuatu yang amat sulit, karena itu, seorang yang sakit hendaknya menjelaskan secara tuntas perbuatan dan sifat-sifat batin dirinya, tanpa ada yang disembunyikan, kepada dokter rohaninya, supaya dokter rohani itu dapat menentukan penyakitnya.
Jika pasien tidak mau bekerja sama dalam hal ini dan enggan menceritakan keadaan dirinya yang sebenarnya, maka dia tidak akan sampai kepada hasil yang di inginkan.
Selain itu dia juga harus berpikir positif dan dapat dipercaya, karena jika dia tidak dapat mendiagnosis sifat-sifat baik dan sifat-sifat buruk, maka dia tidak akan dapat membantu manusia dalam hal ini, bahkan mungkin sebaliknya dia akan menggambarkan yang baik itu buruk dan yang buruk itu baik, demikian juga jika dia tidak dapat dipercaya dan tidak berpikir positif, mungkin saja karena anggapan hendak menjaga perasaan temannya dan tidak mau menyakitinya, dia justru menyembunyikan kekurangan-kekurangan temannya atau mungkin lebih jauh lagi dia malah memuji dan membaik-baikkan keburukan-keburukan temannya, dengan tujuan menyenangkannya.
Jika manusia menemukan teman semacam ini, dia harus meminta kepadanya untuk memberitahukan segala kekurangan dirinya yang dilihatnya, dia harus berterima kasih atas nasihat-nasihat yang diberikannya dan kemudian menggunakannya untuk memperbaiki dirinya, dengan melaksanakan nasihat-nasihat yang diberikan oleh temannya berarti dia telah memberitahukan bahwa dia tidak hanya tidak merasa kecewa dengan penyebutan kekurangan-kekurangan yang dimilikinya oleh temannya, melainkan sebaliknya dia justru sangat senang.
Dalam hal ini, kepada teman yang diminta pun hendaknya menunjukkan ketulusan dan keikhlasan dirinya, dia harus melihat dan memeriksa sifat temannya dengan penuh keadilan, dengan tanpa didasari rasa cinta dan benci, kemudian segala sesuatu yang di lihatnya dia sampaikan kepada temannya dengan bahasa yang santun dan sedapat mungkin dia sampaikan di tempat yang jauh dari penglihatan orang lain.
Sedapat mungkin dia harus menghindari menyampaikannya ditengah-tengah orang lain, tujuannya adalah menyampaikan kenyataan, untuk itu dia harus menjauhi perkataan yang berlebih-lebihan, karena seorang mukmin bagi seorang mukmin lainnya ibarat cermin, dia menampakkan kebaikan dan keburukan manusia apa adanya, tanpa mengurangi dan menambah-nambah.
Namun, teman yang tulus semacam ini yang bersedia mengingatkan temannya dengan maksud untuk memperbaiki kekurangan-kekurangannya juga sedikit sekali jumlahnya dan jika seseorang menemukan manusia yang semacam ini, berarti dia telah memperoleh kebahagiaan yang besar, dia harus menghormatinya, merasa senang dengan peringatan dan nasihat-nasihatnya dan berterimakasih kepadanya.
Dia harus tahu, seorang teman yang bersedia menyebutkan kekurangan-kekurangan temannya dengan maksud untuk memperbaikinya adalah sebaik-baiknya teman, jangan sampai kita merasa marah dan membela diri dari peringatan dan nasihat-nasihat tulus yang diberikannya.
Sifat-sifat yang buruk tidak bedanya dengan kalajengking, bahkan lebih jahat darinya, sifat-sifat buruk menyengat jiwa manusia dan senantiasa bersarang di dalam batin manusia, karenanya, seseorang yang membantu kita dalam mengusir sifat-sifat buruk tersebut, berarti dia telah melakukan pekerjaan yang besar bagi kita.
Imam Ja‘far Ash-Shadiq Ra berkata, “Sebaik-baiknya saudaraku adalah orang yang memberitahukan kekurangan-kekuranganku.”
Merujuk kepada dokter rohani
Untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dirinya, manusia dapat merujuk kepada seorang ulama yang sangat paham akan akhlak dan budi pekerti dalam agama, yang mana ia telah menyucikan dirinya dan menghiasinya dengan akhlak yang terpuji, lalu kemudian kita secara rinci mengutarakan sifat dan keadaan dalam diri kepada ulama tersebut (dokter rohani) dan meminta kepadanya untuk memberitahukan kekurangan-kekurangan diri dan sifat-sifat buruk.Seorang dokter rohani, yang juga merupakan seorang psikolog dan pakar akhlak islami, amat berpengaruh terhadap jalan penyucian diri dan penitian jalan spiritual umat menuju Allah, jika seorang manusia menjumpai individu semacam ini, maka dia harus bersyukur kepada Allah atas nikmat yang besar itu.
Namun sayangnya individu yang semacam ini jarang sekali, satu hal yang perlu diketahui, pekerjaan pendiagnosisan penyakit-penyakit diri merupakan sesuatu yang amat sulit, karena itu, seorang yang sakit hendaknya menjelaskan secara tuntas perbuatan dan sifat-sifat batin dirinya, tanpa ada yang disembunyikan, kepada dokter rohaninya, supaya dokter rohani itu dapat menentukan penyakitnya.
Jika pasien tidak mau bekerja sama dalam hal ini dan enggan menceritakan keadaan dirinya yang sebenarnya, maka dia tidak akan sampai kepada hasil yang di inginkan.
Merujuk kepada teman yang pandai dan berpikir positif
Teman yang baik, pandai dan berpikir positif merupakan salah satu nikmat besar illahi, yang mampu membantu manusia dalam proses menyucikan diri dan mengetahui sifat-sifat buruk dirinya, namun dengan syarat teman itu pandai dan mengenal sifat-sifat yang baik dan sifat-sifat yang buruk.Selain itu dia juga harus berpikir positif dan dapat dipercaya, karena jika dia tidak dapat mendiagnosis sifat-sifat baik dan sifat-sifat buruk, maka dia tidak akan dapat membantu manusia dalam hal ini, bahkan mungkin sebaliknya dia akan menggambarkan yang baik itu buruk dan yang buruk itu baik, demikian juga jika dia tidak dapat dipercaya dan tidak berpikir positif, mungkin saja karena anggapan hendak menjaga perasaan temannya dan tidak mau menyakitinya, dia justru menyembunyikan kekurangan-kekurangan temannya atau mungkin lebih jauh lagi dia malah memuji dan membaik-baikkan keburukan-keburukan temannya, dengan tujuan menyenangkannya.
Jika manusia menemukan teman semacam ini, dia harus meminta kepadanya untuk memberitahukan segala kekurangan dirinya yang dilihatnya, dia harus berterima kasih atas nasihat-nasihat yang diberikannya dan kemudian menggunakannya untuk memperbaiki dirinya, dengan melaksanakan nasihat-nasihat yang diberikan oleh temannya berarti dia telah memberitahukan bahwa dia tidak hanya tidak merasa kecewa dengan penyebutan kekurangan-kekurangan yang dimilikinya oleh temannya, melainkan sebaliknya dia justru sangat senang.
Dalam hal ini, kepada teman yang diminta pun hendaknya menunjukkan ketulusan dan keikhlasan dirinya, dia harus melihat dan memeriksa sifat temannya dengan penuh keadilan, dengan tanpa didasari rasa cinta dan benci, kemudian segala sesuatu yang di lihatnya dia sampaikan kepada temannya dengan bahasa yang santun dan sedapat mungkin dia sampaikan di tempat yang jauh dari penglihatan orang lain.
Sedapat mungkin dia harus menghindari menyampaikannya ditengah-tengah orang lain, tujuannya adalah menyampaikan kenyataan, untuk itu dia harus menjauhi perkataan yang berlebih-lebihan, karena seorang mukmin bagi seorang mukmin lainnya ibarat cermin, dia menampakkan kebaikan dan keburukan manusia apa adanya, tanpa mengurangi dan menambah-nambah.
Namun, teman yang tulus semacam ini yang bersedia mengingatkan temannya dengan maksud untuk memperbaiki kekurangan-kekurangannya juga sedikit sekali jumlahnya dan jika seseorang menemukan manusia yang semacam ini, berarti dia telah memperoleh kebahagiaan yang besar, dia harus menghormatinya, merasa senang dengan peringatan dan nasihat-nasihatnya dan berterimakasih kepadanya.
Dia harus tahu, seorang teman yang bersedia menyebutkan kekurangan-kekurangan temannya dengan maksud untuk memperbaikinya adalah sebaik-baiknya teman, jangan sampai kita merasa marah dan membela diri dari peringatan dan nasihat-nasihat tulus yang diberikannya.
Sifat-sifat yang buruk tidak bedanya dengan kalajengking, bahkan lebih jahat darinya, sifat-sifat buruk menyengat jiwa manusia dan senantiasa bersarang di dalam batin manusia, karenanya, seseorang yang membantu kita dalam mengusir sifat-sifat buruk tersebut, berarti dia telah melakukan pekerjaan yang besar bagi kita.
Imam Ja‘far Ash-Shadiq Ra berkata, “Sebaik-baiknya saudaraku adalah orang yang memberitahukan kekurangan-kekuranganku.”
Posting Komentar untuk "Rujukan Pengobatan Penyakit Hati"
Terimakasih atas kunjungan anda...