Orang Yang Berakal, Berpikir Sebelum Melakukan Sesuatu
Untuk memperkuat akal, kita kita harus bertekad untuk senantiasa berpikir terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu, kita harus memikirkan terlebih dahulu akibat-akibat duniawi dan ukhrawi suatu perbuatan sebelum kita melakukannya.
Kita harus bertekad untuk tidak sekalipun melakukan suatu perbuatan dengan tanpa terlebih dahulu memikirkan akibat akibatnya, sehingga dengan demikian secara bertahap kita akan terbiasa untuk selalu berpikir tentang akibat suatu perbuatan sebelum melakukannya.
Karena inilah, Islam menyeru kita agar selalu berpikir tentang akibat sebuah perbuatan, sebagai contoh, Amirul Mukminin Ali Ra berkata, “Ingatkanlah hatimu dengan perantaraan berpikir.” Imam Ali Ra berkata, “Berpikir mengajak manusia kepada kebaikan dan melaksanakannya.”
Dalam sebuah hadist disebutkan, “Tafakur berkedudukan sebagai cerminmu, dia akan menunjukkan keburukan-keburukan dan kebaikan-kebaikanmu.” Dalam melakukan pekerjaannya, binatang hanya mengikuti instink belaka dan kecenderungan dirinya, dia sama sekali tidak berpikir terlebih dahulu.
Adapun manusia, oleh karena mempunyai akal, dia harus memikirkan terlebih dahulu akibat-akibat pekerjaannya, manusia juga mempunyai instink dan kecenderungan hewani, oleh karena itu, manakala dia menghadapi sebuah keinginan hewani, maka dengan serta merta dia tertarik kearahnya dan instink hewaninya tidak akan memberikan kesempatan kepada akalnya untuk berpikir serta menghalanginya supaya tidak dapat bekerja.
Jika kita mampu membiasakan diri kita untuk senantiasa berpikir terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu, maka berarti kita telah membukakan jalan bagi akal dan telah memberikan kesempatan kepadanya untuk bekerja, ketika akal bekerja, maka dia akan dapat mengetahui berbagai kemaslahatan dan kemudaratan diri kita yang sesungguhnya, menyeimbangkan berbagai naluri dan kecenderungan hewani kita serta menunjukkan kita kepada jalan yang lurus menuju kesempurnaan.
Ketika akal telah diperkuat dan telah mendapatkan kekuasaan didalam tubuh kita, maka dia akan dapat mengetahui musuh-musuh kemanusiaan dan juga penyakit-penyakit diri yang ada didalam batinnya dan sekaligus mengobatinya.
Oleh karena itu, dalam Al-Qur'an Al-Karim dan hadist-hadist terdapat banyak perintah dan anjuran yang mendorong manusia untuk berpikir dan bertadabbur, sebab dengan cara inilah akal akan menjadi kuat dan berbagai instink hewani yang ada pada diri manusia menjadi terkontrol...Insya Allah!
Kita harus bertekad untuk tidak sekalipun melakukan suatu perbuatan dengan tanpa terlebih dahulu memikirkan akibat akibatnya, sehingga dengan demikian secara bertahap kita akan terbiasa untuk selalu berpikir tentang akibat suatu perbuatan sebelum melakukannya.
Karena inilah, Islam menyeru kita agar selalu berpikir tentang akibat sebuah perbuatan, sebagai contoh, Amirul Mukminin Ali Ra berkata, “Ingatkanlah hatimu dengan perantaraan berpikir.” Imam Ali Ra berkata, “Berpikir mengajak manusia kepada kebaikan dan melaksanakannya.”
Dalam hadist lain Amirul Mukminin Ali Ra berkata, “Berpikir sebelum berbuat akan melindungimu dari penyesalan.” Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Saw dan berkata, “Ya Rasulullah, nasihatilah saya.” Rasulullah Saw berkata, "Apakah kamu akan melaksanakan nasihatku?” Laki-laki itu berkata, “Tentu, Ya Rasulullah.”'(Pertanyaan dan jawaban ini berulang sampai tiga kali) Lalu Rasulullah Saw berkata, “Nasihatku adalah bahwa setiap kali kamu berniat ingin melaksanakan sebuah pekerjaan, maka hendaknya kamu memikirkan dengan sungguh-sungguh akibat akibatnya, jika baik maka laksanakan dan jika buruk maka tinggalkan.”Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya yang mencelakakan manusia adalah sikap tergesa-gesa, jika manusia berpikir terlebih dahulu dalam melakukan perbuatan, maka tidak akan ada seorang manusia pun yang akan celaka.” Dalam hadist lain Rasulullah Saw bersabda, “Sikap tergesa-gesa datangnya dari syetan dan sikap memikirkan akibat sebuah perbuatan datangnya dari Allah.”
Dalam sebuah hadist disebutkan, “Tafakur berkedudukan sebagai cerminmu, dia akan menunjukkan keburukan-keburukan dan kebaikan-kebaikanmu.” Dalam melakukan pekerjaannya, binatang hanya mengikuti instink belaka dan kecenderungan dirinya, dia sama sekali tidak berpikir terlebih dahulu.
Adapun manusia, oleh karena mempunyai akal, dia harus memikirkan terlebih dahulu akibat-akibat pekerjaannya, manusia juga mempunyai instink dan kecenderungan hewani, oleh karena itu, manakala dia menghadapi sebuah keinginan hewani, maka dengan serta merta dia tertarik kearahnya dan instink hewaninya tidak akan memberikan kesempatan kepada akalnya untuk berpikir serta menghalanginya supaya tidak dapat bekerja.
Jika kita mampu membiasakan diri kita untuk senantiasa berpikir terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu, maka berarti kita telah membukakan jalan bagi akal dan telah memberikan kesempatan kepadanya untuk bekerja, ketika akal bekerja, maka dia akan dapat mengetahui berbagai kemaslahatan dan kemudaratan diri kita yang sesungguhnya, menyeimbangkan berbagai naluri dan kecenderungan hewani kita serta menunjukkan kita kepada jalan yang lurus menuju kesempurnaan.
Ketika akal telah diperkuat dan telah mendapatkan kekuasaan didalam tubuh kita, maka dia akan dapat mengetahui musuh-musuh kemanusiaan dan juga penyakit-penyakit diri yang ada didalam batinnya dan sekaligus mengobatinya.
Oleh karena itu, dalam Al-Qur'an Al-Karim dan hadist-hadist terdapat banyak perintah dan anjuran yang mendorong manusia untuk berpikir dan bertadabbur, sebab dengan cara inilah akal akan menjadi kuat dan berbagai instink hewani yang ada pada diri manusia menjadi terkontrol...Insya Allah!
Posting Komentar untuk "Orang Yang Berakal, Berpikir Sebelum Melakukan Sesuatu"
Terimakasih atas kunjungan anda...