Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

Mencabut Rasa Sombong

Mencabut Sombong

Sejak sebelum di ciptakan, manusia sudah di tentukan Allah Ta’ala akan menjadi khalifah-Nya di muka bumi, ketentuan azaliyah itulah yang di sebut dengan qada’. Allah telah menegaskan dengan firman-Nya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".

Mereka berkata : "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman : "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. : 2/30).

Sedangkan kehidupan manusia pertama, oleh Allah Ta’ala sebagai qadar-Nya telah di tempatkan di syurga, maka tidak bisa tidak, Nabi Adam As dan istrinya suatu saat pasti harus turun ke bumi, mengikuti alur kehendak yang sudah di tetapkan baginya sejak zaman azali itu.

Adapun penyebabnya adalah perbuatan dosa, yang demikian itu karena sedikitpun Allah Ta’ala tidak berbuat dhalim kepada hamba-Nya, karena kejadian yang menyebabkan orang harus turun dari kebahagiaan kepada kesengsaraan hidup dan penderitaan panjang tersebut tidaklah harus semata-mata terbit dari kehendak Allah, melainkan harus terbit dari kesalahan manusia itu sendiri, yaitu di sebabkan karena manusia telah menentukan pilihan hidupnya sendiri yang namanya “huriyatul iradah”.

Artinya manusia harus menentukan pilihan hidupnya sendiri, namun ketika ternyata pilihan hidup itu salah maka manusia itu sendiri yang akan menanggung akibat kesalahannya sendiri, itulah sunatullah yang sejak di tetapkan tidak akan ada perubahan lagi untuk selama-lamanya.

Meski turunnya Nabi Adam As dan istrinya Siti Hawa dari syurga ke bumi ternyata akibat perbuatan dosa, namun demikian, apabila dengan dosanya itu ternyata manusia mampu mengambil pelajaran.

Mencari hikmah dari penderitaan yang di akibatkan oleh dosa tersebut, yaitu meski perbuatan dosa itu dapat menyebabkan musibah dan penderitaan panjang, namun apabila akhirnya dapat menjadikan hidup manusia itu menjadi lebih baik, lebih meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Ta’ala, berarti secara hakiki perbuatan dosa itu bukan kejelekan tapi kebaikan.

Sebab, setiap amal perbuatan bergantung bagaimana hasil akhirnya, kalau hasil akhir itu adalah kebaikan maka apapun bentuknya, berarti amal itu adalah amal kebaikan, sebaliknya, kalau hasil akhir sebuah amal itu adalah kejelekan, maka apapun bentuknya, berarti amal itu adalah amal kejelekan, maka dosa tapi dapat menjadikan baik, yang demikian itu memang kadang-kadang di butuhkan oleh kehidupan manusia.

Sebab, hanya dosa seperti itulah yang akan mampu mencabut sifat sombong yang ada dalam hati manusia itu, yaitu ketika manusia harus menangung akibat dosa itu dengan penderitaan hidup di penjara misalnya, yang dengan itu kemudian manusia menjadi sadar dan menyesal kemudian berbuat benah-benah.

Hasilnya, manusia baru mengerti, bahwa sejatinya yang menyeretnya kepada perbuatan dosa tersebut adalah semata-mata kesombongan hatinya sendiri, keangkuhan hati yang selama ini tidak di sadari, meski berkali-kali telah di peringati, kecuali ketika kesombongan itu sudah tidak mungkin dapat di ulangi lagi, karena jati diri telah menjadi musnah dimakan usia di balik terali besi.

Posting Komentar untuk "Mencabut Rasa Sombong"