Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

Pengertian Khalifah

Wahai Muhammad ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat : "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi", sampaikanlah peristiwa sejarah itu kepada kaum-mu, yang demikian itu, berarti bahwa ayat-ayat tersebut hendaklah menjadi bahan pelajaran bagi umat Nabi Muhammad Saw untuk di gali rahasia makna yang di kandung di dalamnya.

Oleh karena itu dari ayat-ayat diatas, marilah kita mencoba mengambil beberapa pelajaran sebagai berikut : Allah menjadikan manusia pertama (Nabi Adam As) sebagai Khalifah di muka bumi. Khalifah menurut bahasa artinya Pengganti, yaitu: Suatu kaum (golongan manusia) yang menggantikan kaum yang lain dan menduduki kedudukannya. Baik generasi yang satu kepada generasi yang lain, wilayah yang satu kepada wilayah yang lain maupun dari suku bangsa yang satu kepada suku bangsa yang lain.

Adapun menurut istilah, maka artinya ialah: Manusia adalah sebagai pengganti Allah di muka bumi di dalam dua hal (urusan), yaitu : Pertama melaksanakan hukum-hukum-Nya. Allah berfirman : "Hai Dawud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu Khalifah di muka bumi, maka berilah keputusan perkara di antara manusia dengan adil dan jangan kamu mengikuti hawa nafsu." (Q.S. 38/26). Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah Saw di samping sebagai sumber hukum, juga merupakan produk hukum yang di turunkan Allah dari langit ke muka bumi, dengan membenarkan kitab-kitab yang terdahulu, Al-Qur‘an dan sunnah di turunkan untuk mengatur kehidupan umat manusia.

Keduanya adalah samudera ilmu pengetahuan yang luas dan tidak terbatas : Katakanlah: "Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (di tulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)." (Q.S. Al-Kahfi/109).

Untuk dapat mengimplementasikan hukum-hukum tersebut di dalam kehidupan manusia dengan baik, maka di butuhkan pelaksana-pelaksana yang baik pula. Untuk itulah, manusia dengan ilmu pengetahuan yang sudah di miliki, oleh Allah di jadikan sebagai Khalifah bumi, supaya hukum-hukum Allah itu dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, bagaimanapun tingginya kualitas hukum yang ada, kalau ia tidak mampu di tindaklanjuti dengan pelaksanaan yang baik, maka produk hukum itu akan menjadi sia-sia pula.

Untuk kepentingan ini, maka sepanjang kehidupan manusia masih di gelar di muka bumi, selama itu pula Allah akan tetap menjadikan hamba-hamba yang di pilih-Nya sebagai Khalifah Bumi Zamannya, dalam arti sebagai pengganti Allah Ta‘ala untuk melaksanakan hukum-hukum-Nya tersebut.

Oleh karena itu, maka khalifah-khalifah bumi itu pasti akan di lengkapi dengan ilmu pengetahuan yang spesifik sesuai dengan fungsi hidup yang dijalani di tengah masyarakat. Dalam kaitan melengkapi manusia dengan ilmu pengetahuan tersebut, maka sarana dan prasarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu, baik dari tingkat yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi telah di cukupi Allah pula, maka kita lihat di dalam fenomena, bahkan sejak zaman awal perkembangan ilmu pengetahuan itu sampai dengan sekarang, lembaga-lembaga pendidikan telah berdiri dengan kekuatan yang mandiri, dari tingkat pra dasar sampai tingkat teratas.

Bahkan selalu berkembang seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan zaman. Apakah orang mengira bahwa semua itu dapat tumbuh tanpa kehendak dan kekuatan Allah? Adakah sesuatu di muka bumi ini yang dapat bergerak tanpa di gerakkan Allah? Hanya, barangkali karena sebagian besar mata hati manusia tertutup dan buta sehingga ketika mereka melihat sebab, mata hati mereka tidak mampu melihat Yang Menyebabkan sebab-sebab, sehingga terhadap bangunan gedung sekolahan yang megah di sana sini itu, yang tampak di mata mereka hanya di bangun oleh manusia, tanpa sedikitpun mampu melihat, bahwa kemampuan manusia tersebut sejatinya atas kehendak dan izin Allah Ta‘ala.

Maka sebagian Ulama ahli hikmah telah berkata : Manakala seorang melihat dunia tanpa ibroh, berarti mata hatinya telah tertutup dari Allah sebesar ukuran kelupaannya itu. Dari kalimat yang pendek dan sederhana ini : “ إٔي جبعً في الأسض خٍيفخ "Inni jaa'ilun fil ardhi Khaliifah.” (Sungguh Aku menjadikan Khalifah di bumi), betapa menjadi sangat luas maknanya, ketika kalimat itu di kaitkan secara komulatif dengan kehidupan yang ada, maka jadilah, di mana-mana, di seluruh pelosok dunia, lembaga-lembaga pendidikan dengan sarana dan prasarananya yang telah di bangun oleh manusia, ternyata hanya sebagai implementasi dari ayat yang pendek dan sederhana itu.

Bahkan pabrik-pabrik yang besar sampai dengan yang kecil hingga tukang parkir dan tukang sapu ikut mendukung keluasan makna ayat itu, mereka bahu-membahu untuk melahirkan para Ilmuwan dan Pakar serta cerdik pandai yang kemudian akan mampu mengembangkan ilmu pengetahuannya, untuk membangun dan mengembangkan sarana kemanfaatan bagi hidup dan kehidupan umat manusia, sehingga berjuta-juta jiwa, hidupnya bergantung dengan kemanfaatan tersebut.

Dan masih banyak lagi yang tidak mungkin dapat diuraikan, baik lewat kata maupun tulisan, semua itu ternyata hanya di hidupi Allah Ta‘ala dengan ayat yang singkat dan simple itu : “Innii jaa’ilun Fil ardhi Khaliifah”. Maha Besar Allah dengan segala kekuasaan-Nya.

Khalifah-Khalifah bumi itulah, dengan ilmu pengetahuan yang sudah di kuasainya, mereka telah menjadi pengganti Allah di muka bumi. Sadar maupun tidak mereka telah melaksanakan kehendak-Nya, membangun, mengembangkan dan menjaga sumber kehidupan yang ada, baik kehidupan yang lahir maupun kehidupan yang bathin, silih berganti, sampai saatnya kehidupan itu sendiri harus di hancurkan, hari kiamat. Bukan Jin dan Malaikat yang di jadikan khalifah bumi itu, tapi manusia.

Adapun Jin dan Malaikat adalah termasuk bagian dari sarana kehidupan yang menyertai kehidupan khalifah bumi itu, oleh karena itu, untuk dapat melaksanakan hukum-hukum Allah Ta‘ala di muka bumi, terlebih dahulu manusia harus melengkapi dirinya dengan ilmu pengetahuan yang luas dan kuat.

Posting Komentar untuk "Pengertian Khalifah"