Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

PENGERTIAN IYYAKA NA'BUDU PENOPANG UBUDIYAH

Tingkatan-Tingkatan Iyyaka Na'budu dan Penopang Ubudiyah

Di tilik dari ilmu dan amal, ubudiyah itu mempunyai beberapa tingkatan, ubudiyah dari sisi ilmu ada dua tingkatan, yaitu : Ilmu tentang Allah dan ilmu tentang agama-Nya. Ilmu tentang Allah ada lima macam, yakni : Ilmu tentang Dzat, sifat, perbuatan, asma' Allah dan membebaskan-Nya dari hal-hal yang tidak sesuai dengan-Nya.

Ilmu tentang agama-Nya ada dua macam : Ilmu yang berkaitan dengan perintah dan syari'at, yang sekaligus merupakan jalan lurus yang menghantarkan kepada Allah, dan ilmu yang berkaitan dengan pahala serta siksa.

Ubudiyah berkisar pada beberapa penopang, siapa yang dapat membetulkan penopang-penopang ini, maka dia dapat menjalani tingkatan-tingkatan ubudiyah, jelasnya, ubudiyah itu terbagi atas hati, lisan dan anggota tubuh, masing-masing dari tiga bagian ini mempunyai ubudiyah yang bersifat khusus, sementara hukum-hukum ubudiyah ada lima macam pula, yaitu : wajib, sunat, haram, makruh dan mubah.

Lima hukum ini berlaku untuk hati, lisan dan anggota tubuh, yang wajib bagi hati ada yang sudah disepakati kewajibannya dan ada yang di perselisihkan, yang di sepakati kewajibannya adalah : Ikhlas, tawakal, cinta, sabar, pasrah, takut, berharap, pembenaran, niat dalam ibadah, sedangkan yang di haramkan bagi hati adalah : takabbur, riya', ujub, dengki, lalai dan kemunafikan.

Semua ini dapat di himpun dalam dua perkara : Kufur dan kedurhakaan. Kufur seperti keragu-raguan, kemunafikan, syirik dan
segala cabangnya. Kedurhakaan ada dua macam, besar dan kecil. Kedurhakaan yang besar seperti riya', takabur, ujub, membanggakan diri, putus asa dari rahmat Allah, merasa aman dari tipu daya Allah, merasa senang melihat penderitaan orang Muslim, suka jika ada kekejian yang menyebar di tengah orang-orang Muslim, iri terhadap karunia yang mereka terima, berharap agar karunia itu sirna dari mereka dan hal-hal lain yang sejenis.

Semua ini jauh lebih di haramkan daripada pengharaman zina dan minum khamr serta dosa-dosa besar yang zhahir, semua keburukan ini muncul karena ketidaktahuan tentang ubudiyah hati dan tidak memperhatikannya.

Tugas iyyaka na'budu di bebankan kepada hati terlebih dahulu sebelum di bebankan kepada anggota tubuh, jika tugas ini di abaikan, maka yang muncul adalah kebalikannya, dosa-dosa kecil dalam hati seperti menginginkan hal yang haram dan membayangkannya.

Perbedaan tingkat keinginan, tergantung pada perbedaan tingkat sesuatu yang di inginkan, keinginan terhadap kufur dan syirik adalah kufur, keinginan terhadap bid'ah adalah kefasikan, keinginan terhadap dosa besar adalah kedurhakaan, jika seseorang meninggalkan keinginan ini karena Allah menurut kesanggupannya, maka dia mendapat pahala.

Ubudiyah lisan ada lima macam, yaitu yang wajib adalah mengucapkan syahadatain, membaca apa yang harus di baca dari isi Al-Qur'an, seperti yang menjaga keabsahan shalat, mengucapkan dzikir-dzikir yang wajib dalam shalat seperti yang di perintahkan Allah dan Rasul-Nya, membalas ucapan salam, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar, mengajari orang yang bodoh, menunjuki orang yang sesat, memberikan kesaksian yang di butuhkan, berkata jujur dan lain-lainnya.
 

Sedangkan yang sunnat bagi lisan adalah membaca Al-Qur'an, terus-menerus menyebut asma Allah, menggali ilmu yang bermanfaat dan lain-lainnya, sedangkan yang haram bagi lisan adalah mengucapkan perkataan apa pun yang di benci Allah dan Rasul-Nya, menyampaikan bid'ah yang bertentangan dengan ketetapan Allah dan Rasul-Nya, menyeru kepada bid'ah, menuduh dan mencaci orang Muslim, dusta, memberikan kesaksian palsu dan mengatakan tentang Allah tanpa didasari pengetahuan.

Yang makruh bagi lisan adalah mengatakan sesuatu, padahal andaikata hal itu tidak di katakan, maka akan lebih baik, hal ini tidak mengakibatkan siksaan, ubudiyah yang harus di lakukan anggota tubuh ada dua puluh lima, karena indera ada lima dan masing-masing indera mempunyai lima kewajiban, yang meliputi wajib, sunat, haram, makruh dan mubah.

Posting Komentar untuk "PENGERTIAN IYYAKA NA'BUDU PENOPANG UBUDIYAH"