Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

MERAIH PAHALA DENGAN IBADAH HAJI ATAU UMRAH

Andai pahala haji dan umrah hanya di peruntukkan bagi mereka yang mampu pergi ke tanah suci, maka sungguh merugilah yang tidak mampu, untungnya keadaannya tidaklah sedemikian juga, sering-sering ke masjid, istiqamah shalat berjama'ah, dzikrullah, i’tikaf dan melakukan berbagai aktivitas ibadah lainnya, pada hakikatnya ia juga sudah menunaikan ibadah yang pahalanya setara dengan ibadah haji.


Jika kita cermati mengenai tempat tujuan dalam ibadah haji atau umrah, yakni kota Makkah yang kerap kali di sebut sebagai tanah suci, ungkapan ini di berikan sebagai penghargaan atas berbagai peristiwa sejarah yang berkaitan dengan millah Allah yang suci, yakni Ajaran Islam, meski demikian, hal ini tidak serta-merta menjelaskan, bahwa daerah di luar Makkah adalah daerah yang tidak suci atau kotor, begitu pula dengan istilah baitullah yang sebenarnya memiliki makna yang lebih luas dari sekedar ka'bah.

Yang di maksud baitullah adalah seluruh hamparan bumi yang dapat di pakai sebagai sarana untuk beribadah, inilah yang menjadi dasar bahwa orang yang belum mampu sekali pun dapat meraih pahala sebagaimana halnya orang yang pergi beribadah haji, ada beberapa hal yang dapat membuat seseorang hakikatnya telah menjadi haji walaupun secara syara belum bisa di katakan haji karena belum berangkat ke Mekah pada saat musim haji.

Rasulullah Saw pernah bersabda : ”Sangat beruntung orang yang semalaman melaksanakan haji serta pagi-paginya melaksanakan jihad, yaitu manusia yang tidak ingin terkenal, banyak anaknya, tidak mengemis (minta-minta), ridha akan rezeki yang di terimanya walaupun sedikit, kalau ada yang datang kepadanya ia senantiasa tersenyum dan kalau di tinggalkan senyumnya senantiasa mengiringi.

Rasulullah Saw bersabda : "Demi dzat yang jiwa kami yang dalam kekuasaannya, sebenarnya mereka sama dengan yang melaksanakan ibadah haji dan jihad di jalan Allah." (H.R. Ad-Dailami). Dalam hadits lainnya, Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa yang mencukupi kebutuhan saudaranya sesama muslim, tentulah mereka mendapat pahala seperti pahala orang yang tengah melakukan haji dan umrah.” (H.R. Al-Khatib dari Anas Ra).

Oleh karena itu, apabila kita mendapatkan orang-orang seperti yang di sebutkan di atas, serta terhadap orang-orang yang senantiasa berbuat kebaikan terhadap orang tua mereka, maka tidak berlebihan jika kita mengucapkan do'a seperti yang biasa kita panjatkan sambil mengiringi jemaah haji. Adapun lafadz do'anya seperti ini : “Aku titipkan kepada Allah, agamamu, amanatmu dan akhir dari amalmu." (H.R. At-Tirmidzi). ”Semoga Allah berkehendak memberikan kepadamu bekal taqwa dan mengampuni dosamu serta memudahkan untukmu segala kebaikan, di mana saja kamu berada.” (H.R. At-Tirmidzi).

Jika kita runut kembali mengenai permasalahan haji mabrur, maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa kunci untuk menjadi haji mabrur adalah kalimat ahsanu qoulan, yaitu Laa Ilaaha Illallah yang berarti pemurnian jiwa agar tidak memilih ilah melainkan hanya kepada Allah, salah seorang sahabat Nabi Saw bertanya : ”Apakah Laa Ilaaha Illallah itu termasuk kebaikan ya Rasulullah?” di jawab oleh Rasulullah Saw : ”Dia adalah yang terbaik di segala kebaikan, malah yang paling agung dari semua kebaikan.”

Posting Komentar untuk "MERAIH PAHALA DENGAN IBADAH HAJI ATAU UMRAH"