Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

HINDARI BERAMAL BID'AH

Sesungguhnya manusia itu berdasarkan fitrahnya, telah di jadikan untuk memberikan manfaat kepada orang-orang yang telah mati, khususnya setelah mereka meninggal dunia secara langsung, dengan prasangkaan dan anggapan bahwa amalan yang mereka kerjakan itu bisa memberikan manfaat kepada si mayit ketika di dalam kuburan dan setelah ia di bangkitkan darinya.
Ketika kebutaan atau kebodohan terhadap agama menyebar di kalangan manusia, menjadikan setiap orang melakukan berbagai amalan ibadah dan ketaatan sekehendaknya, yang dia menganggap bahwa amalan-amalan tersebut bisa memberikan manfaat kepada si mayit yang telah meninggal dunia.

Orang yang berbuat semacam itu lupa, bahwa Nabi Saw telah bersabda, sebagaimana di sebutkan di dalam (Shahih Bukhari dan Shahih Muslim) dari hadits Aisyah Radhiyallahu‘anha, Nabi Shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda :

كُلُّ عَمَلٍ لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

"Setiap amalan yang padanya tidak ada urusan kami, maka amalan itu tertolak". (H.R. Bukhari dan Muslim).

Maka seseorang tidak boleh menyembah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mendekatkan diri kepadaNya, kecuali dengan apa-apa yang telah di syari’atkan, cukuplah pahala amalan yang di syari’atkan ini di hadiahkan kepada orang-orang yang telah meninggal dunia.

Jika suatu amalan yang di kerjakan tidak di syari’atkan, maka amalan tersebut tertolak dan tidak di terima, pelakunya tidak mendapatkan pahala bahkan ia mendapatkan dosa, maka bagaimana bisa memberikan pahala amalan yang tertolak! Bahkan anda berhak bertanya : “(Apakah pantas di berikan) dosa amalan yang tertolak ini (amalan bid’ah) untuk si mayit, yang dia muliakan, yang dia hendak memberikan manfaat kepada si mayit setelah terputus segala amalannya?!”

Ada amalan-amalan yang bisa memberikan manfaat kepada mayit setelah kematiannya, yang amalan itu bukan amalan orang lain, tetapi dari perbuatannya sendiri semasa hidupnya di alam dunia, maka mengalir untuknya pahala dari amalan tersebut semasa hidupnya dan setelah kematiannya.

Maka dengan hal-hal semacam itu, kita terdorong untuk menulis beberapa kalimat dan menerangkan tentang ibadah-ibadah dan ketaatan-ketaatan yang bisa memberikan manfaat kepada mayit setelah ia meninggal dunia, baik ibadah-ibadah atau ketaatan-ketaatan ini dari usaha mereka semasa hidup di dunia, sebelum mereka meninggal dunia atau dari usaha orang lain (yang di lakukan) agar bermanfaat untuk orang-orang yang telah mati.

Dengan harapan agar hal ini mengikuti “manhaj” (jalan) yang telah di tetapkan oleh Allah, yang Menguasai orang-orang yang masih hidup dan yang telah mati dan terjauhkan dari setiap kebid’ahan dan khurafat.

Sebagai pendekatan diri kepada Allah Rabb pemilik langit dan bumi dan memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar amalan ini kita di terima dan dapat meninggikan derajat sebelum wafatnya, manusia bisa melakukan sebagian amalan-amalan yang pahalanya bisa terus mengalir setelah kematiannya, selain itu orang yang masih hidup juga dapat memberikan manfaat kepada mayit dengan amalan-amalan yang dikerjakan untuk di tujukan kepada si mayit setelah kematiannya.

Posting Komentar untuk "HINDARI BERAMAL BID'AH"