Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

TERUSLAH BERAMAL SAMBIL MEMPERBAIKI NIAT

Sangatlah pantas bagi kita untuk memperhatikan permasalahan ini yaitu terhadap pintu-pintu masuknya syaithan yang selalu berusaha menggoda manusia, yang wajib bagi para penuntut ilmu mewaspadainya, yang di maksud pintu syaithan di sini adalah godaan dan tipuannya syaithan yang menjadikan permasalahan riya' dan rasa takut darinya sebagai senjata untuk menghalangi seorang penuntut ilmu dari tujuannya (sehingga tidak lagi menuntut ilmu karena takut riya') dan menghalangi seorang yang alim dari majelis ilmu (sehingga tidak lagi mengajarkan ilmunya karena takut riya'), menghalangi seorang da'i dan pemberi nasehat dari pelajaran-pelajarannya, dengan alasan bahwasanya manusia akan kagum dengan pembicaraannya dan hal ini mengantarkan kepada riya' atau karena semata-mata didapati dalam dirinya ada kecenderungan kepada bisikan-bisikan riya' dan senang dengan kagumnya manusia dan pujian mereka kepadanya.Sungguh para ulama telah membedakan antara riya' yang merupakan tujuan dan pendorong atas suatu amalan dengan keadaan seorang muslim yang telah menyempurnakan amalannya dengan ikhlash kemudian dia mendapati sebagian kesenangan pada dirinya dari pujian manusia atasnya setelah dia menyelesaikan amalannya tersebut, maka hal ini tidaklah mengurangi hakikat keikhlashannya insya Allah. (Mukhtashar Minhaajil Qaashidiin Hal.221).

Al-Imam Muslim telah meriwayatkan dalam Shahihnya dari Abu Dzarr, dia berkata, bahwa di katakan kepada Rasulullah Saw : "Apakah pendapat engkau terhadap seseorang yang melakukan suatu amalan kebaikan dan manusia memujinya?" Maka beliau menjawab : "Itulah balasan kebaikan yang di segerakan sebagai kabar gembira bagi orang-orang yang beriman." Sebagaimana para ulama juga telah memberitahukan bahwasanya selayaknya bagi seorang penuntut ilmu agar jangan meninggalkan jalan menuju ilmu apabila dia mendapatkan dalam dirinya ada sesuatu dari riya', akan tetapi yang harus dia lakukan adalah menyibukkan diri dengan memperbaiki niatnya dengan tetap meneruskan menuntut ilmu dan menyebarkan ilmu serta mengajarkannya kepada orang lain.

Berkata Al-Imam An-Nawawiy : "Tidak Selayaknya bagi seorang yang berilmu untuk tidak mengajarkan ilmunya kepada seseorang dengan alasan karena niat orang yang belajar tersebut belum benar, karena sesungguhnya dia masih di harapkan agar baik niatnya dan terkadang di rasakan berat oleh kebanyakan para pemula dari kalangan para penuntut ilmu masalah perbaikan niat karena lemahnya jiwa-jiwa mereka dan sedikitnya kesenangan mereka terhadap kewajiban memperbaiki niat, karena menghalangi atau mencegah dari mengajari mereka akan mengantarkan kepada terluputnya ilmu yang banyak, bersamaan dengan itu masih di harapkan perbaikannya dengan adanya barakah ilmu apabila dia senang ilmu.

Dan sungguh para ulama salaf mengatakan : "Kami dulunya menuntut ilmu bukan karena Allah, maka ilmu itupun enggan kecuali agar di cari dalam rangka karena Allah semata." Artinya akibat terakhirnya adalah jadilah menuntut ilmunya itu karena Allah semata." (Al-Majmuu' 1/30).

Hal itu juga sebagaimana di terangkan oleh Al-Imam Ibnul Jauziy, di mana beliau mengatakan : "Sungguh Iblis telah memberikan tipu dayanya kepada seorang pemberi nasehat yang ikhlas, maka Iblispun berkata kepadanya : "Orang sepertimu tidaklah memberi nasehat dan akan tetapi kamu hanya pura-pura memberi nasehat." Akhirnya diapun diam dan berhenti dari memberi nasehat.

Itulah di antara makar Iblis, karena dia menginginkan menghalangi perbuatan yang baik.... Iblispun juga berkata : "Sesungguhnya kamu ingin bernikmat-nikmat dengan apa yang kamu sampaikan dan kamu akan mendapatkan kesenangan karena hal itu dan kadang-kadang akan muncul perasaan riya' pada ucapanmu dan menyendiri itu lebih selamat." Maksud dari perkataan ini adalah menghalangi dari berbagai kebaikan."

Posting Komentar untuk "TERUSLAH BERAMAL SAMBIL MEMPERBAIKI NIAT"