Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

APAKAH SABAR LEBIH UTAMA DARI SYUKUR?

Apakah Sabar Lebih Utama daripada Syukur?

Imam Al-Ghazali mengatakan, "Manusia berbeda pendapat dalam memandang masalah ini, sebagian orang mengatakan sabar lebih utama daripada syukur, sebagian yang lain mengatakan syukur lebih utama daripada sabar.
Dan sebagian yang lain lagi mengatakan, keduanya sederajat, untuk menyikapi hal sedemikian, Imam Al-Ghazali merinci pendapat-pendapat tersebut di bawah ini.

Penjelasan Tentang Keutamaan Sabar di Atas Syukur

Jika dilihat dari makna zhahir dalil-dalil syari'at, maka sabar
menempati posisi yang lebih utama di atas syukur, meskipun banyak sekali ayat yang menyinggung keutamaan syukur, namun jika keutamaannya disandingkan dengan keutamaan sabar, maka keutamaan sabar akan nampak lebih besar, bahkan ada beberapa kata yang jelas yang menunjukkan kenyataan ini. Allah Ta'ala berfirman : "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala atas mereka tanpa batas." (Q.S. Az-Zumar : 10).

Dalam hadits disebutkan,"Orang yang paling banyak bersyukur didatangi malaikat dan Allah pun memberinya pahala orang-orang yang bersyukur, orang yang paling banyak bersabar didatangi malaikat, lalu orang itu ditanya, "Relakah kamu diberi pahala seperti pahala orang yang bersyukur ini? " Orang itu meniawab, " Rela, wahai Tuhanku." Maka Allah berfirman, "Tidak! Aku telah memberinya nikmat, lalu ia bersyukur, sementara aku memberimu cobaan, lalu kamu bersabar, maka Aku benar-benar akan melipatgandakan pahalamu di atas pahala orang yang bersyukur itu, akhirnya orang itu diberi pahala yang berlipat-lipat dari pahala orang yang bersyukur."

Ini adalah pendapat mayoritas kaum sufi, mereka berpendapat seperti ini karena sabar dilakukan di saat sedang terjadi bencana dan cobaan, sementara syukur dilakukan disaat seseorang mendapatkan kesenangan, jadi, bencana lebih tinggi derajatnya, karena bencana lebih
menyusahkan, sementara kesenangan tidak menyusahkan. Orang yang mengutamakan sabar di atas syukur seakan adalah orang yang mengutamakan kondisi kaya di atas kondisi fakir.

Dalam kitab Qut Al-Qulub, Abu Thalib Al-Makki mengatakan,"Kami mengutamakan sabar di atas syukur secara umum, karena sabar sangat jauh dari apa yang
di inginkan jiwa manusia dan lebih dekat pada bahaya, lebih dibenci manusia, lebih jauh dari watak manusia dan lebih kontradiktif dengan yang sesuai dengan harapan manusia."

Penjelasan Tentang Keutamaan Syukur di Atas Sabar
Jika sabar disandarkan pada syukur yang melahirkan ketaatan, maka syukur itu lebih utama, karena dalam syukur terkandung sabar, selain itu, syukur pertanda kegirangan dalam menerima nikmat Allah, di dalam syukur juga terkandung kemampuan menanggung sakit.

Imam Al-Ghazali menjelaskan pendapat ini dengan sebuah
perumpamaan, jika mata melihat sesuatu yang indah, lalu mata itu bersabar, sikap sabar ini membuktikan syukur atas nikmat Allah yang berupa dua mata, demikian juga jika kedua mata digunakan untuk menjalankan ketaatan pada Allah, maka kedua mata itu harus bersabar dalam menjalankan ketaatan, selain itu, seseorang mensyukuri nikmat yang berupa mata dengan menggunakannya untuk melihat keajaiban ciptaan Allah, dengan cara ini, ia mengenal Allah, dalam hal ini, syukur lebih utama ketimbang sabar.

Imam Al-Ghazali juga menyajikan pendapat lain yang mengatakan, bahwa sabar dan syukur mempunyai derajat yang sebanding, ia mengatakan jika makrifat seorang ahli sabar dihadapkan pada makrifat seorang ahli syukur, bisa saja keduanya menjadi terangkum dalam satu makrifat, karena seorang ahli syukur melihat nikmat dua mata, misalnya, berasal dari Allah, sementara seorang ahli sabar melihat kebutaan berasal dari Allah, kedua makrifat ini sebanding.

Sabar dalam menjalankan ketaatan sebanding dengan sikap syukur dalam menyikapi ketaatan, karena syukur dibuktikan dengan menggunakan nikmat sebagai alat untuk mewujudkan segala hal yang menjadi tujuan diberikannya nikmat tersebut, sabar dilakukan dengan menguatnya motivasi beragama sebagai lawan motivasi syahwat, dengan
demikian, sabar dan syukur adalah dua buah kata yang digunakan untuk menyebut satu makna, meskipun cara pengungkapannya berbeda.

Menguatnya motivasi agama dalam melawan motivasi syahwat, jika dilihat dari sudut pandang dorongan syahwat, disebut 'sabar', menguatnya dorongan agama dalam melawan motivasi syahwat, jika di lihat dari sudut pandang motivasi agama, disebut'syukur'.

Imam Al-Ghazali menyebutkan semua pendapat di atas, namun beliau tidak menegaskan pendapat manakah yang menurut pandangannya paling benar dan kuat, bahkan ia mengatakan, "Setiap pendapat di atas mempunyai alasan, bisa jadi orang miskin yang sabar lebih utama daripada orang kaya yang bersyukur, sebaliknya, bisa juga orang kaya yang bersyukur lebih utama daripada orang miskin yang sabar."

Contoh ahli syukur yang lebih utama daripada ahli sabar adalah berikut ini, seorang kaya memposisikan diri sebagai orang miskin, ia hanya menggunakan harta sesuai dengan kebutuhan minimalnya, kemudian sisa hartanya digunakan untuk kebaikan umat atau sisa hartanya itu disimpannya, agar jika ada orang miskin yang datang meminta sedekah padanya ia mampu memberi, ia menungggu orang miskin datang ke rumahnya, lalu ia beri orang miskin itu sedekah, hal ini dilakukannya bukan dalam rangka mencari pujian atau kedudukan di masyarakat namun demi menjalankan hak Allah atas hartanya, orang seperti ini adalah lebih utama daripada orang miskin yang bersabar.

Pendapat inilah yang saya ikuti, karena cobaan dan kemiskinan terkadang membuat manusia mengeluh dan ragu akan kekuasaan Allah, sementara kesehatan dan kekayaan memperkuat hubungan seorang hamba dengan Tuhannya.

Posting Komentar untuk "APAKAH SABAR LEBIH UTAMA DARI SYUKUR?"