Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

TABIR CAHAYA DAN KEGELAPAN

Allah berfirman : “Barangsiapa yang buta di dunia, ia buta juga di akhirat." (Q.S. Bani Israil : 72). Bukan buta mata yang di kepala, tetapi buta mata yang di hati yang menghalang seseorang daripada melihat cahaya hari akhirat, Allah berfirman : "Bukan matanya yang buta tetapi hatinya yang di dalam dada." (Q.S. Al-Hajj : 46). Hati menjadi buta di sebabkan oleh kelalaian, yang membuat seseorang lupa kepada Allah dan lupa kepada kewajiban mereka, tujuan mereka, ikrar mereka dengan Allah, ketika mereka masih berada di dalam dunia, sebab utama kelalaian adalah kejahilan terhadap hakikat (kebenaran) undang-undang dan peraturan Tuhan.
Apa yang menyebabkan seseorang itu terus di dalam kejahilam adalah kegelapan yang menyeluruh menutupi seseorang dari Iuar dan sepenuhnya menguasai batinnya, sebahagian daripada nilai-nilai itu yang mendatangkan kegelapan adalah sifat-sifat angkuh, sombong, megah, dengki, bakhil, dendam, bohong, mengumpat, fitnah dan lain-lain sifat keji.
Sifat-sifat yang keji itulah yang merendahkan ciptaan Tuhan yang sangat baik ini, sehingga jatuh kepada tahap yang paling rendah, untuk membebaskan seseorang daripada kejahatan itu, dia perlu menyucikan dan menyinarkan cermin hatinya, penyucian ini di lakukan dengan mendapatkan pengetahuan, dengan beramal menurut pengetahuan itu, dengan usaha dan keberanian, melawan ego diri, menghapuskan yang banyak pada diri, mencapai keesaan.
Perjuangan ini harus konsisten, sehingga hati menjadi hidup dengan cahaya keesaan dan dengan cahaya keesaan itu, mata bagi hati yang suci akan melihat hakikat sifat-sifat Allah di sekeliling dan pada dirinya, hanya selepas itu, baru kita ingat akan kediaman kita yang sebenarnya yang darinya kita datang, kemudian kita akan ada rasa kerinduan dan keinginan untuk kembali kepada rumah kediaman yang sebenar, dengan pertolongan yang Maha pengasih pada ruh suci pada diri kita akan menyatu dengan-Nya.
Bila sifat-sifat kegelapan terangkat, cahaya mengambil alih tempatnya dan orang yang memiliki mata rohani akan melihat. Dia mengenali apa yang dia lihat dengan cahaya nama-nama sifat Ilahiah, kemudian dirinya di banjiri oleh cahaya dan bertukar menjadi cahaya.
Cahaya ini masih lagi hijab, yangmenutupi cahaya suci zat, tetapi masanya akan sampai bila ini juga akan terangkat, yang tinggal hanya cahaya suci zzat itu sendiri. Hati mempunyai dua mata, satu yang sempat dan satu lagi yang Iuas, dengan mata, seseorang bisa melihat kenyataan sifat-sifat dan nama-nama Allah, penglihatan ini terus ada dan sepanjang perkembangan kerohaniannya, mata yang Iuas melihat hanya kepada apa yang di jadikan, kelihatan oleh cahaya keesaan dan yang esa, hanya bila seseorang sampai kepada daerah kehampiran dengan Allah, dia akan melihat, di dalam alam penghabisan bagi kenyataan zat Allah, yang Esa dan Mutlak.
Bagi mencapai maqam-maqam ini ketika masih di dalam dunia, di dalam kehidupan ini, kita mestilah membersihkan diri kita daripada sifat-sifat keduniaan, yang ego dan keegoan.
Jarak kita mengembara di dalam kenaikan kita ke arah maqam-maqam tersebut, bergantung kepada sejauh mana kita mengasingkan diri daripada hawa nafsu yang rendah dan ego diri kita.
Pencapaian kita kepada maqamat yang kita inginkan, bukanlah seperti barang kebendaan sampai ke tempat kebendaan, ia juga bukan ilmu yang membawa seseorang kepada sesuatu yang menjadi di ketahui (daripada tidak tahu), juga bukan pertimbangan yang memperoleh apa yang di fikirkan, bukan juga khayalan yang menyatu dengan apa yang di khayalkan.
Maqamat yang kita yang ingin capai adalah kesadaran tentang ketiadaan (kekosongan) kita daripada segala sesuatu kecuali Zat Allah. Pencapaian ini adalah perubahan suasana yang terjadi, bukan perubahan pada sesuatu yang nyata, di sana tiada jarak, tiada dekat atau jauh, tiada kesampaian, tiada ukuran, tiada arah, tiada ruang.

Dia Maha Besar, segala puji untuk-Nya. Dia Maha Pengampun. Dia menjadi nyata dalam apa yang Dia sembunyikan daripada kita, Dia menyatakan Diri-Nya sebagaimana Dia melabuhkan tirai di antara Dia dengan kita, pengenalan tentang Diri-Nya tersembunyi di dalam ketidak upayaan dalam mengenali-Nya, jika ada di antara kita yang sampai kepada cahaya yang di terangkan ini, ketika kita masih lagi berada di dalam dunia, buatlah muhasabah (hisab) terhadap diri kita sendiri, hanya di bawah cahaya kita bisa melihat apa yang kita sudah buat dan sedang buat, buat kiraan kita, seimbangkan, kita akan membaca cahaya hati berupa catatan di hadapan Tuhan kita pada hari pembalasan.
Itu adalah maqamat, kita tidak ada peluang mengimbanginya di sana, jika kita lakukan di sini ketika kita masih ada masa atau waktu, kita akan termasuk ke dalam golongan yang di selamatkan Allah, jika tidak adzab dan siksa menjadi bahagian kita di akhirat, hidup ini akan berakhir, di sana ada adzab di dalam kubur, ada hari pembalasan, ada neraka yang menimbang, sehingga kepada dosa yang paling kecil dan kebaikan yang paling kecil. Kemudian ada jembatan yang Iebih halus daripada rambut dan Iebih tajam daripada mata pedang, penghujungnya adalah taman, sementara di bawahnya adalah neraka yang penuh dengan kecelakaan, penderitaan, semuanya adalah berkekalan apabila kehidupan yang singkat ini berakhir.

Posting Komentar untuk "TABIR CAHAYA DAN KEGELAPAN"