SEPUTAR ADZAN
Yang merindukan ”kenikmatan hidup di mihrab shalat”, marilah kita hidup bersama ”azan”, ia adalah suatu panggilan yang penuh kerinduan pada setiap pribadi yang benar-benar mukmin, sesungguhnya ia merupakan panggilan untuk berbuat amal kebajikan dan pertemuan yang menyenangkan di Baitullah, bersimpuh di bawah kekuasaan-Nya, bersama jama'ah hamba Allah yang shaleh, yang sedang menyucikan diri, bersiap menunaikan kewajiban-kewajiban shalat yang merupakan tiang agama untuk di terima di sisi Allah. Ia merupakan panggilan hidup yang menghidupkan, yang bukanlah pantulan suara yang menggema dan alat pengeras suara semata. Sebenarnya ia rnerupakan suatu panggilan yang bergaung dari pemahaman seorang manusia yang memiliki hati yang hidup karena siraman iman, ia bukan saja merupakan tanda masuknya waktu shalat semata, melainkan juga sebagai seruan yang tegas dan jelas, yang menghendaki sambutan panggilannya. "Mari shalat! Mari (kita raih) kemenangan!” Kemudian ia juga merupakan suatu panggilan atau seruan yang berpusat pada Islam dan tauhid yang telah memberikan kesan tersendiri kepada orang-orang non muslim yang kemudian terbuka dadanya menerima Islam karena izin Allah. Sebenamya, ia mampu menghimpun antara keindahan dan kebersahajaan, antara kekuatan dan kepapaan. Ia juga tidak dapat di setarakan dengan uslub-uslub dakwah dan pemberi tahu peribadahan pada agama-agama lain yang kita kenal.
Adzan merupakan ibadah yang mendahului shalat, ia termasuk bagian syiar agung Islam dan sekaligus sebagai pemberi tahu petunjuk-petunjuk din. Rasulullah Saw menunjukkan berbagai keutamaannya dalam haditsnya dari Said Al-Khudri Ra, bahwa Rasulullah Saw bersabda, ”TidakIah ia mendengar seruan suara muadzin, jin ataaupun manusia kecuali baginya di perlihatkannya di hari kiamat."
Adzan dapat memalingkan (perhatian) setiap muslim maupun non muslim dan membangkitkan setiap yang lalai atau sibuk, maka, jika muadzin mengumandangkan kata ”Allahu Akbar” di maksudkan, tidak ada harta, tidak ada perdagangan dan tidak ada pula anak cucu yang patut di banggakan (di agungkan) pada diri setiap mukmin di bandingkan keagungan Allah dan keperkasaan-Nya, sehingga dapat melalaikan shalat dan bermunajat dari pemberian hidup dan karunia kenikmatan-Nya, keagungan fadillah-Nya serta rahmat-Nya.
Menyangkut tercakupnya dua kalimat syahadat bahwa Muhammad adalah utusan Allah, di dalamnya terdapat penegasan bahwa adzan itu di tujukan untuk umat Muhammad Saw yang muslim, sebab, syahadat merupakan syarat yang mendasar untuk menghidup suburkan agama yang benar, tidaklah cukup syahadat dengan tauhid saja untuk di jadikan tebusan agar di terima di sisi Allah.
Sesungguhnya syahadat itu juga mengingatkan kebenaran firman Allah teruntuk Rasul-Nya Saw,"Dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu." (Q.S. Al-Insyirah : 4). Maka pada setiap adzan yang di kumandangkan di segala penjru bumi, di tinggikan pula sebutan Rasulullah Saw, seiring dengan sebutan asma Allah, setiap saat di sepanjang kurun waktu umur bumi.
Wahai saudaraku...apabila anda mendatangi suatu negeri yang tidak seorang penduduk pun anda kenal identitasnya, kemudian terdengar suara adzan di sana, cukuplah menjadi gambaran bahwa di negeri itu terdapat umat manusia yang terpanggil seruan itu, ketka anda turut memenuhi seruan tersebut, anda akan memperoleh persaudaraan. Suatu persaudaraan aqidah, mereka berkumpul untuk melaksanakan shalat berjama'ah, maka di saat itu pula anda dapat merasakan persaudaraan Islam sesama mereka, seakan-akan anda berada di tengah-tengah keluarga anda sendiri. Ada beberapa hadits yang menunjukkan etika dalam membalas kalimat adzan dan do'a-do'a agar mendapat berbagai kebaikan di balik semuanya itu, antara lain sebagai berikut : "Dari Umar ibnul Khathab Ra bahwa Rasulullah Saw bersabda, "jika seorang muadzin mengumandangkan 'AlIahu Akbar, Allahu Akbar,’ maka yang mendengar mengucapkan 'AIIahuAkhar-Allahu Akbar, 'kemudian jika mengumandangkan 'asyhadu anla ilaaha iIIaIIah,' maka yang mendengar mengucapkan ‘assyhadu anla ilaaha illallah.’ Ketika mengumandangkan ’asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, maka yang mendengar mengucapkan ’asyhadu anna muhammadar Rasulullah.’ Jika mengumandangkan hayya alash shaIah,' maka sebutlah ‘la haula wala quwawata illa billah.’ Kemudian jika mengumandangkan "hayya aIaI faIaah', sebutlah ’Ia haula waIa quwawata illa billah.’ Kemudian ketika mengumandangkan Allahu Akbar,’ Jawab pula dengan 'AlIahu Akbar.’ Terakhir ketika di kumandangkan kalimat 'Iaa Ilaaha lllallah, ’jawabIah dengan 'Iaa ilaaha Illallah. 'jika semuanya itu di sambut dengan sepenuh hatinya maka ia akan masuk syurga.” (H.R. Muslim). Abdullah bin Amru bin Ash Ra mendengar Nabi Saw bersabda, "Jika kalian mendengar seorang muadzin, hendaknya kalian sebut kalimat sebagaimana yang dia kumandangkan, kemudian shalawat kepadaku karena sesungguhnya orang yang bershalawat bagiku, Allah memberikan berkah kepadanya sepuluh kali Iipat, sesudah itu, mohonkanlah bagiku kepada Allah Al-Wasilah, yaitu suatu tempat di syurga yang hanya pantas di tempati oleh seorang hamba Allah. Aku berharap, akulah yang menempatinya, maka, siapa yang meminta Al-Wasilah itu bagiku, dia akan memperoleh syafaat dariku.” (H.R. Muslim). Dari Jabir bin Abdullah Ra, bahwa Rasulullah Saw bersabda,”Bagi siapa telah rnendengar suara adzan hendaknya memanjatkan do'a." Dari Sa ‘ad bin Abi Waqqash Ra, bahwa Rasulullah Saw bersabda,"Barangsiapa yang mendengar muadzin mengumandangkan adzan, Ialu ia mengucapkan,"Asyhadu an Iaa ilaaha illallaah wahdahu laa syarikalah wa anna Muhammadan ‘abduhuu wa rasuluhu, radhiitu billahi rabban, wa bin Muhammadin rasuulan, wa bil islaami diin an." (Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah, satu-satu-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya dan bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya, aku suka Allah menjadi Rabbku, Muhammad sebagai Rasul dan Islam sebagai agamaku," maka di ampuni Allah segala dosa-dosanya.” (H.R. Muslim).
Adzan merupakan ibadah yang mendahului shalat, ia termasuk bagian syiar agung Islam dan sekaligus sebagai pemberi tahu petunjuk-petunjuk din. Rasulullah Saw menunjukkan berbagai keutamaannya dalam haditsnya dari Said Al-Khudri Ra, bahwa Rasulullah Saw bersabda, ”TidakIah ia mendengar seruan suara muadzin, jin ataaupun manusia kecuali baginya di perlihatkannya di hari kiamat."
"Dari Muawiyah bin Abu Sufyan Ra, seorang muadzin datang kepadanya memanggil shalat, maka jawab Muawiyah, "Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, "Muadzin itu paling panjang kuduknya (pantas jadi pemimpin) kelak di hari kiamat.” (H.R. Muslim).Adzan mencakup pemberitahuan suatu pengagungan Allah dan kesombongan-Nya bahwa Dia Maha Besar dari setiap yang besar, sehingga tak ada artinya lagi patung-patung, di planet bumi ini, baik yang berwujud manusia maupun batu-batu ataupun yang lainnya dalam bentuk kemewahan dunia, juga mencakup pula dua kalimat syahadat bahwa ”tidak ada ilah kecuali Allah dan bahwa Muhammad itu Nabi dan utusan-Nya”. Kedua kalimat itu merupakan akar dan sekaligus asas agama, kemudian adzan itu juga merupakan seruan shalat, anjuran menghadirinya untuk berjama'ah di masjid, sekaligus merupakan berita sebab ia sebagai wasilah kemenangan (kebahagiaan) di dunia dan akhirat serta pengetuk hati dan akal pikiran, tidak ada kebahagiaan tanpanya.
Adzan dapat memalingkan (perhatian) setiap muslim maupun non muslim dan membangkitkan setiap yang lalai atau sibuk, maka, jika muadzin mengumandangkan kata ”Allahu Akbar” di maksudkan, tidak ada harta, tidak ada perdagangan dan tidak ada pula anak cucu yang patut di banggakan (di agungkan) pada diri setiap mukmin di bandingkan keagungan Allah dan keperkasaan-Nya, sehingga dapat melalaikan shalat dan bermunajat dari pemberian hidup dan karunia kenikmatan-Nya, keagungan fadillah-Nya serta rahmat-Nya.
Menyangkut tercakupnya dua kalimat syahadat bahwa Muhammad adalah utusan Allah, di dalamnya terdapat penegasan bahwa adzan itu di tujukan untuk umat Muhammad Saw yang muslim, sebab, syahadat merupakan syarat yang mendasar untuk menghidup suburkan agama yang benar, tidaklah cukup syahadat dengan tauhid saja untuk di jadikan tebusan agar di terima di sisi Allah.
Sesungguhnya syahadat itu juga mengingatkan kebenaran firman Allah teruntuk Rasul-Nya Saw,"Dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu." (Q.S. Al-Insyirah : 4). Maka pada setiap adzan yang di kumandangkan di segala penjru bumi, di tinggikan pula sebutan Rasulullah Saw, seiring dengan sebutan asma Allah, setiap saat di sepanjang kurun waktu umur bumi.
Wahai saudaraku...apabila anda mendatangi suatu negeri yang tidak seorang penduduk pun anda kenal identitasnya, kemudian terdengar suara adzan di sana, cukuplah menjadi gambaran bahwa di negeri itu terdapat umat manusia yang terpanggil seruan itu, ketka anda turut memenuhi seruan tersebut, anda akan memperoleh persaudaraan. Suatu persaudaraan aqidah, mereka berkumpul untuk melaksanakan shalat berjama'ah, maka di saat itu pula anda dapat merasakan persaudaraan Islam sesama mereka, seakan-akan anda berada di tengah-tengah keluarga anda sendiri. Ada beberapa hadits yang menunjukkan etika dalam membalas kalimat adzan dan do'a-do'a agar mendapat berbagai kebaikan di balik semuanya itu, antara lain sebagai berikut : "Dari Umar ibnul Khathab Ra bahwa Rasulullah Saw bersabda, "jika seorang muadzin mengumandangkan 'AlIahu Akbar, Allahu Akbar,’ maka yang mendengar mengucapkan 'AIIahuAkhar-Allahu Akbar, 'kemudian jika mengumandangkan 'asyhadu anla ilaaha iIIaIIah,' maka yang mendengar mengucapkan ‘assyhadu anla ilaaha illallah.’ Ketika mengumandangkan ’asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, maka yang mendengar mengucapkan ’asyhadu anna muhammadar Rasulullah.’ Jika mengumandangkan hayya alash shaIah,' maka sebutlah ‘la haula wala quwawata illa billah.’ Kemudian jika mengumandangkan "hayya aIaI faIaah', sebutlah ’Ia haula waIa quwawata illa billah.’ Kemudian ketika mengumandangkan Allahu Akbar,’ Jawab pula dengan 'AlIahu Akbar.’ Terakhir ketika di kumandangkan kalimat 'Iaa Ilaaha lllallah, ’jawabIah dengan 'Iaa ilaaha Illallah. 'jika semuanya itu di sambut dengan sepenuh hatinya maka ia akan masuk syurga.” (H.R. Muslim). Abdullah bin Amru bin Ash Ra mendengar Nabi Saw bersabda, "Jika kalian mendengar seorang muadzin, hendaknya kalian sebut kalimat sebagaimana yang dia kumandangkan, kemudian shalawat kepadaku karena sesungguhnya orang yang bershalawat bagiku, Allah memberikan berkah kepadanya sepuluh kali Iipat, sesudah itu, mohonkanlah bagiku kepada Allah Al-Wasilah, yaitu suatu tempat di syurga yang hanya pantas di tempati oleh seorang hamba Allah. Aku berharap, akulah yang menempatinya, maka, siapa yang meminta Al-Wasilah itu bagiku, dia akan memperoleh syafaat dariku.” (H.R. Muslim). Dari Jabir bin Abdullah Ra, bahwa Rasulullah Saw bersabda,”Bagi siapa telah rnendengar suara adzan hendaknya memanjatkan do'a." Dari Sa ‘ad bin Abi Waqqash Ra, bahwa Rasulullah Saw bersabda,"Barangsiapa yang mendengar muadzin mengumandangkan adzan, Ialu ia mengucapkan,"Asyhadu an Iaa ilaaha illallaah wahdahu laa syarikalah wa anna Muhammadan ‘abduhuu wa rasuluhu, radhiitu billahi rabban, wa bin Muhammadin rasuulan, wa bil islaami diin an." (Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah, satu-satu-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya dan bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya, aku suka Allah menjadi Rabbku, Muhammad sebagai Rasul dan Islam sebagai agamaku," maka di ampuni Allah segala dosa-dosanya.” (H.R. Muslim).
Posting Komentar untuk "SEPUTAR ADZAN"
Terimakasih atas kunjungan anda...