Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

RUKYAT DAN MIMPI

Banyak syeikh sufi telah memberikan perhatian pada mimpi dan rukyat, keadaan mimpi telah di akui sebagai suatu dimensi penting dari pengalaman hidup, ada berbagai jenis mimpi dan sering merefleksikan suatu aspek diri, dalam kebanyakan hal, mimpi berhubungan dengan tingkat material dan mental seseorang, bagi seorang pencari yang berdisiplin, mimpi dapat rnerefleksikan makna yang lebih tinggi dan lebih halus, semakin beradab seseorang secara spiritual,
maka akan semakin halus alam dan arti mimpinya, semakin terangkat seseorang secara spiritual, makin besar kemungkinannya menerima mimpi atau rukyat yang benar.
 

Kadang-kadang mimpi mengimbangi dan bertukar dengan realitas fisik orang yang bermimpi, ada seseorang yang mimpi mendapat luka dalam tabrakan mobil, seseorang si bijak yang ahli takwil mimpi, mengatakan kepadanya bahwa tabrakan mobil merupakan cobaan berat, tetapi kejadian itu telah di alihkan ke dunia rnimpi, ketimbang terjadi dalam dunia fisik, sehingga ia merasa tenteram dan tenang dengan tepat. 

Imam Ja‘far Shadiq bertanya kepadanya bagaimana ia mendapatkan kemampuan itu, si bijak menjawab, bahwa daya llihatnya yang aneh telah terbina sebagai hasil dari ketadaan egonya dan dengan cara selalu melawan keinginan-keinginan nafsu rendahnya, Imam Ja‘far mengakui, bahwa si bijak telah mencapai suatu kedudukan tinggi dan mengajaknya masuk Islam. Si bijak menjawab, bahwa ia sangat tidak menyukai Islam. Imam Ja‘far Shadiq menjawab dengan menunjukkan bahwa si bijak baru saja mengatakan bahwa ia selalu melawan egonya dan apabila ia membenci sesuatu ia akan mengatasi nafsu rendahnya dengan melawannya, karena itu haruskah ia menolak Islam? Si bijak setuju lalu menerima Islam dan Imam memberikan kepadanya instruksi dan ajaran yang sesuai, setelah beberapa minggu, si bijak itu kembali, sangat gelisah dan mengatakan kepada Imam, bahwa sepanjang hidupnya ia telah maju secara konstan ke kedudukan yang semakin tinggi dan telah mendapatkan kemampuan spiritual yang semakin besar, namun, sejak ia memeluk Islam, ia telah di telanjangi sama sekali dari kemampuan-kemampuannya itu dan tak dapat lagi “melihat” menembus halangan fisik. Ia telah di rampok kekuatannya dengan memeluk Islam, bagaimana hal ini dapat di terangkan? 


Imam Ja‘far Shadiq memberitahukan kepadanya, bahwa demikianlah hukum Hakikat, untuk setiap kebajikan ada ganjarannya, segala sesuatu dalam kehidupan ini berada dalam keseimbangan yang sempurna, tak ada yang berlangsung tanpa perhatian.


Ganjaran duniawi atas ketiadaan egonya dan perlawanannya terhadap nafsu rendahnya adalah berupa karunia daya lihat “sinar-X"nya, tetapi karena ia telah memasuki jalan Islam, yang meliputi dunia dan akhirat, ganjaran atas perbuatan mulia ini dan semua perbuatan mulia yang di hasilkannya, akan di peroleh dalam kehidupan yang akan datang, seakan-akan jangkauannya telah mencapai zona waktu yang Iain dan dengan demikian kedudukan orang bijak India itu sekarang lebih tinggi daripada sebelumnya, sekalipun secara lahiriah tidak kelihatan.


Jadi, sangat banyak kemampuan atau bakat seperti yang di miliki oleh si bijak bisa di raih apabila seseorang mencarinya dan bersedia mengikuti petunjuk dan teknik-teknik tertentu.
Petunjuk-petunjuk seperti itu banyak persamaannya dengan praktik dan keadaan sufi, banyak orang yang mengikuti jalan sufi mengenai penyangkalan diri atau pcngorbanan kepentingan diri yang menyimpang dari jalan kebenaran, bilamana mulai mendapatkan kemampuan-kemampuan semacam itu dan dengan sadar memamerkannya, kemudian mereka mulai bermain dengan praktik-praktik klenik dan entitas-entitas serta ruh-ruh gaib dan bahkan sihir, yang merupakan penyelewengan dan penghalang bagi tujuan yang sesungguhnya dari jalan yang benar, yakni untuk sampai ke makrifat Allah, pencari yang tulus yang di bimbing oleh syeikh sufi yang sejati menghindari penyimpangan dan gangguan semacarn itu dan tidak berhenti sebelum mencapai tujuan sebenarnya, kemudian maju terus!.

Posting Komentar untuk "RUKYAT DAN MIMPI"