PERJALANAN MENCAPAI MASJID
Dalam suatu upaya dalam mengadakan kebiasaan untuk selalu ke masjid adalah lebih dahulu simak firman Allah ini : "Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah itu adalah orang yang beriman kepada Allah, hari akhir dan mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada siapa pun selain Allah, maka merekalah yang di harapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapatkan petunjuk." (Q.S. At-Taubah : 18).
Dalam Surah An-Nuur di sebutkan,"Bertasbihlah kepada Allah di masjid-masjid yang telah di perintahkan untuk di muliakan dan di sebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, laki-laki yang tidak di lalaikan oleh perniagaan dan tidak pula oleh jual beli dari mengingat Allah dan (dari) mendirikan shalat dan membayar zakat, mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hari dan penglihatan menjadi goncang. (Mereka yang mengerjakan demikian itu) supaya Allah memberi balasan kepada mereka. Dan (dengan balasan) yang lebih baik dari apa-apa yang telah mereka kerjakan dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka dan Allah memberi rizqi kepada siapa yang di kehendaki-Nya tanpa batas." (Q.S. An-Nuur : 36-38).
Masjid-masjid adalah Baitullah (rumah-rumah Allah) dan Allah memuliakan setiap orang yang berkunjung ke rumah-Nya, maka, setiap muslim yang melangkahkan kaki ke masjid untuk menunaikan shalat akan memperoleh kemuliaan Allah dan suatu yang dapat membahagiakannya, apakah itu berupa hidayah, ketenangan jiwa dan kasih sayang (rahmat). Apakah layak bagi seorang muslim yang mendengar muadzin mengalunkan suaranya, menyeru untuk bersimpuh di bawah kekuasaan-Nya, namun ia tidak memenuhi panggilan itu? Atau berpaling dari panggilan itu hanya karena kesibukannya mengurus masalah dunia? Mari kita perhatikan imbauan dan harapan Rasulullah Saw perihal berkunjung ke masjid, antara lain sabdanya,"Barangsiapa membangun masjid karena Allah, niscaya Allah akan membangun rumah untuknya di syurga." (H.R. Muttafaq ’Alaih). Hadits ini juga di keluarkan oleh Ibnu Majah dari Jabir, Ibnu Hibban dari Abu Dzar.
Perihal motivasi serta keistimewaan dalam menunaikan shalat di masjid dan shalat berjama'ah, sejumlah hadits telah di sampaikan oleh Rasulullah Saw, antara lain sebagai berikut :
Shalat juga menyadarkan kita untuk bangkit dan waspada dari bahaya kemalasan, malas melangkah ke masjid untuk menunaikan shalat fajar (subuh) dan isya, kemampuan menjaga dua waktu shalat (subuh dan isya) secara baik merupakan tanda bahwa ia benar-benar dan berusaha secara optimal untuk menaat perintah Allah.
Di maksudkan agar setiap mukmin yang hendak melakukan shalat di masjid mana saja agar memakai pakaian yang indah, bersih dan suci, demikian juga sedapat mungkin menggunakan wewangian, bukankah Allah itu Maha Indah dan senang kepada keindahan? Tiada yang lebih indah permohonan yang patut di ucapkan oleh seorang muslim agar kepergiannya ke masjid sambil melangkahkan kakinya seakan-akan berada di tengah medan cahaya ilahi, yang tak ada sesuatu keindahan manapun di dunia ini yang mampu menandinginya, sebagaimana do'a yang di ajarkan oleh Nabi Saw kita ketika kita melakukan shalat di keheningan malam, dalam hadisnya yang di riwayatkan Ibnu Abbas Ra, ketika suatu hari bermlam di rumah bibinya, Maimunah Ra, (istri Nabi Saw). Tengah malam Nabi Saw bangun untuk menunaikan shalat malam (tahajjud), ia mengucapkan do'a sebagai berikut,”Allahummaj’al fi qalbii nuuran, wafii bashari nuuran, wafiisam’i nuuran, wafiiyamini nuuran, wafiiyasari nuuran, wa fauqa nuuran, wa tahti nuuran, wa amami nuuran, wa khalfi nuuran, wa ’adzdzim li nuuran." (Ya Allah! berilah cahaya dalam hatiku, dalam penglihatanku, dalam pendengaranku, di kanan dan di kiriku, di atas dan di bawahku, di hadapan dan di belakangku dan besarkanlah cahaya itu bagiku." (H.R. Imam Muslim).
Itulah cahaya abadi yang selalu kita harap-harapkan dari pemberian Allah, agar setiap muslim secara totalitas menyerah di bawah kekuasaan Allah, untuk menambah curahan cahaya hidayah dan iman.
Dalam Surah An-Nuur di sebutkan,"Bertasbihlah kepada Allah di masjid-masjid yang telah di perintahkan untuk di muliakan dan di sebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, laki-laki yang tidak di lalaikan oleh perniagaan dan tidak pula oleh jual beli dari mengingat Allah dan (dari) mendirikan shalat dan membayar zakat, mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hari dan penglihatan menjadi goncang. (Mereka yang mengerjakan demikian itu) supaya Allah memberi balasan kepada mereka. Dan (dengan balasan) yang lebih baik dari apa-apa yang telah mereka kerjakan dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka dan Allah memberi rizqi kepada siapa yang di kehendaki-Nya tanpa batas." (Q.S. An-Nuur : 36-38).
Masjid-masjid adalah Baitullah (rumah-rumah Allah) dan Allah memuliakan setiap orang yang berkunjung ke rumah-Nya, maka, setiap muslim yang melangkahkan kaki ke masjid untuk menunaikan shalat akan memperoleh kemuliaan Allah dan suatu yang dapat membahagiakannya, apakah itu berupa hidayah, ketenangan jiwa dan kasih sayang (rahmat). Apakah layak bagi seorang muslim yang mendengar muadzin mengalunkan suaranya, menyeru untuk bersimpuh di bawah kekuasaan-Nya, namun ia tidak memenuhi panggilan itu? Atau berpaling dari panggilan itu hanya karena kesibukannya mengurus masalah dunia? Mari kita perhatikan imbauan dan harapan Rasulullah Saw perihal berkunjung ke masjid, antara lain sabdanya,"Barangsiapa membangun masjid karena Allah, niscaya Allah akan membangun rumah untuknya di syurga." (H.R. Muttafaq ’Alaih). Hadits ini juga di keluarkan oleh Ibnu Majah dari Jabir, Ibnu Hibban dari Abu Dzar.
Perihal motivasi serta keistimewaan dalam menunaikan shalat di masjid dan shalat berjama'ah, sejumlah hadits telah di sampaikan oleh Rasulullah Saw, antara lain sebagai berikut :
- Dari Abu Hurairah Ra, bahwa Nabi Saw bersabda,"Barangsiapa datang ke masjid pagi-pagi atau senja hari, di maksudkan Iebih awal dari waktu shalat, maka Allah sediakan baginya tempat di syurga setiap kali datang." (H.R. Muslim).
- Dari Abu Hurairah Ra, bahwa Rasulullah Saw bersabda,"Barangsiapa berwudhu' di rumahnya, kemudian ia pergi ke masjid (Baitullah) menunaikan kewajiban shalat yang merupakan salah satu kewajiban-kewajibannya kepada Allah, maka setiap berjalan dua langkah, langkahnya yang pertama menghapus satu kesalahan dosa, sedangkan langkah berikutnya mengangkat derajatnya satu derajat.” (H.R. Muslim).
- Dari Abu Musa Ra, bahwa Rasulullah Saw bersabda,"Orang yang paling besar mendapatkan pahala shalat adalah orang yang paling jauh berjalannya ke tempat shalat berjamaah dan orang yang menunggu-nunggu waktu shalat berjamaah yang pahalanya lebih besar daripada orang yang shalatnya sendirian, sesudah itu dia tidur." (H.R. Bukhari dan Muslim).
- Dalam hadits yang di riwayatkan oleh Muslim, perihal tujuh golongan yang mendapat naungan Allah pada di hari mahsyar, antara lain adalah,"Seorang yang hatinya selalu terkait dengan masjid (aktivis masjid dalam shalat maupun lainnya)."
Merupakan suatu hal yang penting bagi kesungguhan jiwa dalam mempertautkan antara kepentingan otak dan hati dan segala urusan duniawi, kesibukan-kesibukannya maupun problem-problemnya, menyerahkan secara total urusan itu kepada Allah yang di tangan-Nya berada semua keputusan dan Dialah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Hendaknya di dalam shalat, di jadikan suatu kesempatan untuk mengisi hati kita dengan suatu cita-cita, harapan yang besar dalam meraih pahala Allah dan rahmat-Nya dan segala sesuatu yang Allah curahkan melalui shalat tersebut kepada kita berupa hidayat, rahmat dan ketenangan.
Shalat juga menyadarkan kita untuk bangkit dan waspada dari bahaya kemalasan, malas melangkah ke masjid untuk menunaikan shalat fajar (subuh) dan isya, kemampuan menjaga dua waktu shalat (subuh dan isya) secara baik merupakan tanda bahwa ia benar-benar dan berusaha secara optimal untuk menaat perintah Allah.
Utsman bin Affan Ra mendengar Rasulullah Saw bersabda,"Bagi siapa yang mengerjakan shalat isya berjamaah, seakan-akan nilai pahalanya sama dengan shalat setengah malam dan bagi yang mengerjakan shalat subuh berjamaah, seakan-akan nilai pahalanya sama dengan shalat malam sepenuhnya.” (H.R. Imam Muslim).Dalam riwayat Imam At-Tirmidzi dari Utsman bin Affan Ra menyatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda,"Bagi yang menyaksikan (melakukan shalat) isya berjamaah, berarti dia itu telah mengerjakan shalat setengah malam dan barangsiapa yang mengerjakan shalat subuh berjama'ah, ia telah mengerjakan shalat malam penuh." (H.R. At-Tirmidzi). Juga pada hadits ini, yaitu hadits Abu Hurairah Ra, bahwa Rasulullah Saw bersabda, "Andaikan mereka (orang-orang beriman) mengetahui kebaikan yang terdapat di kegelapan malam dan subuh, niscaya mereka akan mendatanginya meskipun harus merangkak. " (H.R. Muttafaq’Alaih). Sesuai dengan ayat 31 pada Surah Al- A’raaf, "Hai bani Adam, pakailah pakaianmu yang indah (memasuki) setiap masjid."
Di maksudkan agar setiap mukmin yang hendak melakukan shalat di masjid mana saja agar memakai pakaian yang indah, bersih dan suci, demikian juga sedapat mungkin menggunakan wewangian, bukankah Allah itu Maha Indah dan senang kepada keindahan? Tiada yang lebih indah permohonan yang patut di ucapkan oleh seorang muslim agar kepergiannya ke masjid sambil melangkahkan kakinya seakan-akan berada di tengah medan cahaya ilahi, yang tak ada sesuatu keindahan manapun di dunia ini yang mampu menandinginya, sebagaimana do'a yang di ajarkan oleh Nabi Saw kita ketika kita melakukan shalat di keheningan malam, dalam hadisnya yang di riwayatkan Ibnu Abbas Ra, ketika suatu hari bermlam di rumah bibinya, Maimunah Ra, (istri Nabi Saw). Tengah malam Nabi Saw bangun untuk menunaikan shalat malam (tahajjud), ia mengucapkan do'a sebagai berikut,”Allahummaj’al fi qalbii nuuran, wafii bashari nuuran, wafiisam’i nuuran, wafiiyamini nuuran, wafiiyasari nuuran, wa fauqa nuuran, wa tahti nuuran, wa amami nuuran, wa khalfi nuuran, wa ’adzdzim li nuuran." (Ya Allah! berilah cahaya dalam hatiku, dalam penglihatanku, dalam pendengaranku, di kanan dan di kiriku, di atas dan di bawahku, di hadapan dan di belakangku dan besarkanlah cahaya itu bagiku." (H.R. Imam Muslim).
Itulah cahaya abadi yang selalu kita harap-harapkan dari pemberian Allah, agar setiap muslim secara totalitas menyerah di bawah kekuasaan Allah, untuk menambah curahan cahaya hidayah dan iman.
Posting Komentar untuk "PERJALANAN MENCAPAI MASJID"
Terimakasih atas kunjungan anda...