Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

MURSHID AT-TAZKIYA

Sebagaimana telah di katakan pada artikel terdahulu, terdapat empat kategori Murshid, pertama adalah Murshid At-Tabarruk, Murshid ini membimbing anda untuk melaksanakan beberapa bentuk ibadah, seperti dzikir dan pembacaan Al-Qur’an, untuk mendapat hadiah dari Allah, selanjutnya pada tahapan berikut adalah Murshid At-Tazkiyya, dia membimbing anda dalam proses pencucian yang di sebut tazkiyat an-nafs, bagaimana seseorang mencuci atau mensucikan diri sendiri ? Perjuangan jenis apa yang harus di lewati seseorang agar supaya mencapai kendali atas nafsu atau keinginan hawa nafsunya.
Nabi Saw menggambarkan perjuangan ini, Al-jihad an-nafs, sebagai jihad al-akbar seperti terdapat dalam hadits ini : "Kami kembali dari jihad al-asghar kepada jihad al-akbar." Para sahabatnya menanyakannya : “Apakah jihad al-akbar?” artinya, “Apa yang lebih hebat dari memerangi para tak beriman, di jalan Allah dan berharap mati setiap sa’at."

Dia menjawab, “Jihad al-nafsl" adalah sangat sukar untuk melawan diri sendiri, adalah mudah untuk memerangi musuh seseorang, karena engkau tahu dia musuhmu, namun dirimu tak akan pernah mengatakan padamu dia adalah musuhmu. Nabi Saw mengatakan : "Barang siapa menjamin (mengekang) apapun di antara kedua rahangnya dan kedua kakinya, saya menjamin baginya syurga. Nafsu dan keinginan adalah apapun yang datang dan pergi dari mulut dan apapun yang berproses dari nafsu sexual, shahwat al-haraam, jihad an-nafs memberikan kendali terhadap keinginan seperti itu.
Diri anda sendiri tak akan membiarkan anda mengendalikan itu, itu akan selalu dalam sebuah perlawanan atau perkelahian dengan anda, lidah akan selalu menginginkan makanan paling enak, dalam berjuang melawan diri sendiri, pertama tama adalah keiriginan akan makanan.
Anda menginginkan jenis makanan terbaik, selalu mencari berbagai jenis makanan, jika anda telah memiliki sepuluh, nafsu anda akan meminta dan menginginkan duabelas. Mata selalu lapar! Nabi Saw bersama para sahabat, sering sekali makan sisa kuah daging, tanpa daging sedikitpun, mereka mencelupkan roti ke dalam saus dan kuah, menganggapnya satu makanan lezat dan mereka berbahagia, alhamdulillah.
Hari ini, Kita menginginkan begitu banyak makanan, bahkan di impor dari negeri lain, untuk membuat berbagai macam makan exotic! yang hanya untuk memenuhi nafsu belaka, jadi, pada tataran ini, melarang lidah makan barang haram dan bahkan kekenyangan, adalah sangat penting, bergosip, bohong, menyebarkan fitnah dan kekacauan dan merencanakan pemberontakan, semua ini melewati lidah dan harus di hindarkan karena itu berasal dari syetan.
Seseorang yang menggemari praktek tersebut menjadi seperti seekor burung merak sombong, Fir’aun menjadi begitu sombong, berkata, “Akulah Pangeran (Rabb) mu Yang Maha Tinggi." Dia tidak (mau) melihat siapapun lebih tinggi darinya.
Peranan seorang Murshid At-Tazkiyya-lah yang menghancurkan keinginan-keinginan seperti ini (hawa nafsu), bagaimana? Ya dengan menunjukkan bagaimana mengikuti jejak tingkah llaku dan akhlak Nabi Saw, diri sendiri terdiri atas empat musuh, yaitu : hawa, nafsu, dunia dan syetan. Setiap orang memiliki empat musuh ini yang melekat pada dirinya, tanpa kecuali. Murshid ini mengajari anda untuk berjuang terhadap musuh ini dengan mengikuti sunnah Nabi Muhammad Saw, sebagai tambahan, murshid At-Tazkiyya memiliki pengetahuan yang lengkap tentang empat madzhab pikiran dalam Islam.
Dia harus tahu riwayat hidup dan semua hukum fiqh, pendapat jumhur ulama (Ijtihad dan Ijtima') dan ajaran agama dari Imam Abu Hanifa, Imam Malik, Imam Syafi‘i dan Imam Ahmad, agar supaya membimbing jama'ah tidak berbenturan antar mahdzab fiqh, Murshid tahap ini harus memiliki akses spiritual lengkap yang di bawa ke-empat imam legendaris ini dan dia dapat mengikuti mereka tanpa salah sedikitpun atau kalau tidak begitu dia tidak akan dapat membimbing para jama'ah. Semua kualitas seorang Murshid At-Tabarruk harus di pegang oleh seorang Murshid At-Tazkiyya dan di atas itu dia harus memiliki ilmu dari empat madzhab.
Syeikh mengakui jama'ahnya yang telah menyelesaikan pelajaran mereka di bawah bimbingannya dan memberi wewenang mereka untuk mengajar, syeikh harus menerima ijazahnya dari syeikh sebelumnya, mengikuti jejak mata rantai ke belakang yang berujung pada salah satu dari empat imam. System ini telah di musnahkan habis dalam jangka waktu lima puluh tahun terakhir ini. Kini Islam di pelajari dalam system universitas yang tiada hubungannya dengan bagaimana Islam di ajarkan selama empat belas abad yang lalu, itulah sebabnya ulama Islam masa kini tidak memiliki cahaya, telapi hanya perhatian kepada kekayaan dan titel, serta haus kekuasaan dan gelar dalam agama, di mana ulama masa lalu sama sekali tidak memiliki perhatian soal ini, ulama masa lalu hanya fokus duduk di sudut-sudut masjid dan surau-surau mereka sebagai majelis pengajaran dan syi'ar dakwahnya, mengajari jama'ah mereka dengan cinta, toleransi dan barakah Islam.
Ulama masa kini mengajari bagaimana ceramah yang bernada menghasut, kurang toleransi yang hanya menimbulkan kekacauan dan perbedaan dalam beragama, menukil dan menempelkan dari Al-Qur’an dan Hadits,
tetapi praktek pelaksanaan sehari-hari jauh dari ajaran akhlak Islam itu sendiri, malah mengajari hal yang untuk menyebarkan kebingungan dan bersilang pendapat.
Mengapa muslim tidak berhasil?, karena mereka sangat jauh dari nilai-nilai yang terkandung dari agama mereka sendiri, orang seperti kita ini, kami bukan pemimpin dan kami bukan presiden, kami tak dapat membuat perubahan, mereka yang dapat melakukan perubahan, tetapi sebaiknya jangan jauh dari Islam, karwna mereka dan kita sama-sama muslim, mereka adalah muslim juga dan jangan hanya dalam nama saja,
Murshid At-Tazkiyya memulai dengan la ilaha ill-Allah, apa yang pertama kali di bawa Nabi Saw : La ilaha ill-Allah. Ketika kalimat itu terbentuk dalam diri, bagaimana empat musuh itu dapat menyerang anda? Bila anda percaya akan itu dan mernegang teguh percaya akan akhirat, anda tidak dapat terlibat kesalahan apapun, di katakan (kalimat) itu hanya dengan lidah, namun tidak dengan perbuatan.
Jika kita katakan itu dalam kebenaran dengan lidah dan perbuatan, Allah dan Nabi-Nya akan mendukung (menolong) kita, jangan mengira kita tidak akan menghadapi kesukaran, apakah Nabi Saw menderita oleh umatnya ? Dia berkata "Tiada seorang Nabipun di lukai dan di ciderai umatnya sebagaimana saya di lukai dan di ciderai oleh umat saya. Dia adalah utusan (Rasul) paling baik, namun Allah mengiriminya dengan kesukaran untuk melihat pondasinya dan ta’at azasnya, maka la ilaha ill-Allah hanya terbentuk dalam diri Nabi Saw, karena dia adalah pembawa kalimat tersebut yang paling sempurna.
Jika seorang dari ulama masa kini mengangkat sat-u kakinya dari bumi dan terbang, dia akan begitu sombong dan umat akan mulai menyembahnya, Nabi Saw pergi Isra' dan Mi’raj, dalam sebuah tubuh fisik yang di buat sesuai dfingan hukum alam (dunia) ini, dia bergerak (dalam ruang) melawan hukum alam ini, ke syurga dan kembali dan dia tidak pernah sombong. Dia adalah sosok pribadi paling sederhana. Dia tidak pernah mengangkat kepalanya, kini jika seseorang terangkat bahkan bukan terangkat dari bumi, namun hanya terangkat ke sebuah kursi, dia menjadi begitu sombong sehingga dia bahkan tidak mau menerima tamu yang mengetuk pintunya. Janganlah menolak untuk membuka pintumu! Murshid At-Tazkiyya adalah seseorang yang berlari mengejar Allah. Allah mengiriminya abdi yang jujur (bersungguh), berlari menyertainya, hal pertama yang di ajarkan kepadanya adalah la ilaha ill-Allah, untuk membentuk tauhid sempurna dalam pengikutnya, ketika itu sudah terbentuk, maka mereka dapat mengucapkan “Allah, Allah".
Pada saat itu mereka melihat tanda-tanda Allah di mana-mana. Kemudian mereka dapat bersaksi : ash-hadu 'alla ilaha ill-Allah wa ash-hadu 'anna Muhammadan Abduhu wa Rasuluh.
Pada saat itulah mereka melakukan shahada yang benar. Tugasnya adalah menaruh asma al-jalala, “Allah, Allah” pada lidahmu paling sedikit 24,000 kali, orang mungkin mengatakan bahwa itu akan mengambil waktu seharian.
Murshid At-Tazkiyya harus menjadi seorang yang selalu melakukan sunnah dan syari’at Nabi Saw, dalam tingkatan yang tertinggi, memelihara , dia sadar terhadap pemikiran apapun yang mendatangi pikirannya yang tidak sejalan dengan empat madzhab dan dia menolaknya, karena dia telah di naikkan pada tataran (tahap) di mana seluruh jantung dan pikirannya di arahkan oleh empat madzhab, mengikuti sunnah Nabi Saw, dia telah mendapat izin untuk memberi instruksi dan membimbing pengikutnya untuk memanggil Rabb mereka dalam tahlil dua puluh empat ribu kali dan dengan mengatakan dua puluh empat ribu “Allah, Allah" dan mengatakan shalawat lima ribu kali. Ketika mereka mengatakan “Allah”, jantung dan lidah bekerja bersama, seperti kombinasi raga dan ruh, kombinasi ruh dan pikiran, menggunakan bentuk fisik dan bentuk ruhaniah, menggabungkan dua elemen ini untuk membuat mereka menjadi pencari (pejalan) pada jalan ilahiah.
Setiap kali seoranmg murid berkata “Allah” jantungnya berirama dan lidahnya berirama secara bersamaan, terbang kepada Hadhirat Ilahiah, hingga kini, murid thariqat Naqsyabandi berada pada tahap awal, jadi mereka masih pada tataran pertama. Pada tataran itu mereka tidak dapat melihat pencerahan jenis itu yang terkuak di hadapan mereka, hanya di bawah asuhan Murshid At-Tazkiyya, seorang mubtadi‘ bergerak ke tataran musta‘i, di mana syaikh akan menaruh pada lidahnya dzikir yang akan mengangkatnya ke Hadhirat Ilahiah.
Murshid at-Tazkiyya dapat memanggil syeikh Naqsyabandi manapun, hidup atau mati, ketika dia memanggil mereka itu, syeikh itu akan segera datang melalui kekuatan spiritual Murshid At-Tazkiyya, berapa banyak syeikh telah mencapai tahap wali melalui thariqat Naqsyabandi? Murshid At-Tazkiyya manapun yang memanggil, hidup maupun tidak, mereka harus datang dan memenuhi kebutuhannya.
Dari kuasa yang di berikan Allah kepada Nabi Saw, dia selanjutnya memberikan kepada Murshid At-Tazkiyya, untuk murshid itu mengetahui semua awliya-ullah di setiap abad, dengan namanya maupun ruhaniahnya, lagi pula, dia memiliki hubungan dengan mereka, karena dia memerlukan mereka dan mereka memerlukan dia, dia harus tahu keluasan ilmu mereka dan dari pancuran (mata air) ilmu yang mana mereka melepaskan dahaga mereka, pada setiap waktu khusus, dia harus tahu ilmu apa yang sedang di terima wali itu dan untuk hikmat dan tujuan apa mereka menerima (ilmu) itu. Sebagai tambahan, dia harus tahu setiap wali di antara mereka dan dari Nabi Saw yang mana dia memperoleh (mewarisi) ilmu rahasia itu, karena setiap wali berada dalam tapak tilas satu di antara seratus dua puluh empat ribu anbiya, menurut hadits al-‘ulama warith at-al anbiya.
Kekhususan Murshid at-Tazkiyya lainnya adalah bahwa dia selalu sadar akan serangan dari empat musuh kepada setiap muridnya, Allah mengkaruniakan kepada mereka sebuah kekuatan untuk bersama setiap muridnya, untuk menjamin atau memastikan empat musuh yang mana yang sedang menyerang dan memperdaya mereka. Pada saat demikian itu, dia akan menangkap musuh itu dan menghindarkan mereka dari menyerang muridnya. Dalam kawalannya, muridnya akan mencapai tahap zahid dalam hidup ini. Mereka menjadi seseorang yang mempersembahkan seluruh perhatiannya semata-mata untuk membangun masyarakat yang sempurna dan ideal, kelompok dalam masyarakat dan bangsa, di mana tidak seorang pun membeda-bedakan terhadap ciptaan Allah. Bilamana seorang dari jama'ahnya merasakan kemalasan, kelelahan, penyesalan, depresi atau perasaan negatif lainnya, (hanya) dengan satu kata Murshid At-Tazkiyya dapat mengusir perasaan negatif itu dan membuat murid itu merasa lega, santai. Itulah sebabnya jika duduk bersama syeikh, itu membuang semua beban karena daya tarik itu yang datang dari matanya! Murshid At-Tazkiyya harus membentuk muridnya untuk berpegang teguh pada tahap tertinggi dari syari’at dan sunnah Nabi Saw, itu berarti di samping semua kewajiban (fardhu), syeikh akan mendorong murid nya untuk mengangkat (menjalani) banyak ibadah sunnah. Sebuah contoh adalah tentang sebuah rukhsa, anda punya wudhu' dan harus menjaga wudhu' dan berusaha mempertahankan itu kalau bisa sampai shalat berikutnya. Anda tidak memperbaharui wudhu' itu pada saat itu, namun tahap kedua dari adalah membuat wudhu' pada setiap waktu shalat, tahap tertinggi adalah urituk membuat ghusl pada setiap waktu shalat.
Murshid At-Tazkiyya harus memegang kuasa (kekuatan) untuk memberi mimpi benar kepada murid, dalam pengalaman kami, banyak jama'ah datang dan mengatakan, “Saya melihat seorang syeikh dalam mimpi saya.” Dia tampak seperti ini (menggambarkan mimpinya) dan memberikan kami sesuatu amalan.” Kemudian, mereka mengecek kepada syaikh secara berhadapan atau mereka melihat fotonya di Intemet atau mereka melihat seorang murid syeikh itu dalam sebuah mimpi padahal dia tidak mengenalnya, kemudian mereka bertemu dengan syeikh itu dan menyadari mereka melihatnya sebelum ini dalam sebuah mimpi.
Murshid dapat mencapai (menghubungi) siapapun di dunia ini melalui mimpi dan penampakan, orang dapat menjadi pengikut melalui mimpi dan penampakan, membaktikan diri untuk mengikuti jalan ahli as-sunnah wal-jama‘ah pada tahap (level) tertinggi, bahkan menerima perintah dari syeikh melalui mimpi dan penampakan, begitulah kekuatan (kuasa) seorang Murshid At-Tazkiyya.
Pada waktu itu, Murshid At-Tazkiyya akan memberikan muridnya yuqaza dan memelihara napasnya, kedua nya apakah meniup atau menghimpun harus di lakukan dengan pengamatan bahwa pada setiap saat, Allah dapat menghentikan murid itu dari meniup atau menghirup. Itu artinya bahwa pada setiap detik, dengan perantara Murshid, yang di ambilnya dari ajaran Nabi Saw, murid akan mengingat Rabb nya dengan setiap napasnya. Kini untuk banyak di antara kita, bernapas adalah sesuatu yang di lakukan tubuh secara otomatis tanpa kesadaran kita. Kita bercakap dan kita bernapas, tanpa sadar, kira tidak mengingatnya, ketika kita menyelam dalam laut, barulah kita menyadari, untuk pergi ke permukaan dan mengambil sehirup udara.
Murshid At-Tazkiyya akan membuat murid nya menyadari bahwa pada setiap saat dia di selamatkan dalam sebuah samudera, bahwa energy yang mereka serap atau keluarkan, adalah melalui Qudra Allah, maka mereka akan ingat pada setiap napas untuk mengatakan “Allah, Allah” ketika meniup dan menghirup dan mengingat Allah melalui sifat Nya, “Hu, Hu,Hu” atau melalui asma-Nya yang lain, tergantung pada waktu hari dan kondisi. Setiap hirupan dan setiap tiupan adalah dengan satu asma Allah. Dengan setiap hirupan terdapat sepuluh malaikat menyertai napas itu dan sepuluh lagi dengan setiap tiupan. Setiap malaikat di ciptakan dengan cahaya yang berbeda dari Nur Allah, syeikh mengatakan, bahwa sembilan persepuluh dari cahaya itu adalah dari Nabi Muhammad Saw dan sepersepuluhnya adalah dari Nur Ciptaan. Kita tidak dapat berasal dari Nur Allah, itu tidak mungkin. Kita adalah abdi Allah dan tidak dapat berbagi Nur-Nya, setiap hirupan dan tiupan adalah dengan sembilan per sepuluh Nur Muhammad dan sepersepuluhnya dari bahr al-qudra. Auliya mengatakan, bahwa manusia memiliki 24,000 napas dalam 24 jam, setiap hirupan dan tiupan harus dengan dhikr-ullah, hanya Murshid At-Tazkiyya yang dapat meletakkan itu pada lidah. Setiap napas adalah dengan dzikrullah, namun jika anda lalai (cuek) akan hal itu, jika anda mencapai tahap lebih tinggi, anda akan memiliki kesadaran untuk setiap napas, sekali anda mencapai keasadaran tentang 24,000 napas, Murshid akan menambah kesadaran itu menjadi 700,000 kali perhari. Itu di sebut sebagai kekuatan tahlil al-lisan, mereka memekarkan waktu untuk membuatmu memanggil Rabb mu 700,000 kali, dengan memperpanjang waktu, tanpa membuat waktu itu lebih besar, tetapi dengan menambah nya dengan kekuatan lidah, sebagaimana Allah dapat membuat seluruh dunia melalui lubang jarum tanpa membuat dunia lebih kecil atau lubang jarum lebih besar.

Posting Komentar untuk "MURSHID AT-TAZKIYA"