MILIKILAH SIFAT MALU
Selain hal tersebut di atas, kita juga harus berakhlak dengan memiliki sifat “MALU”, Rasulullah Saw bersabda : “Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak dan akhlak Islam adalah malu." (H.R.lbnu Majah. Malu adalah suatu sifat dan perangai yang mencegah makhluk untuk berbuat maksiat kepada Allah dan perangai yang mendorong orang untuk memenuhi hak manusia. Dengan malu ia mampu mengontrol segala tindak tanduknya, maka nabi adalah orang yang paling malu, lebih dari wanita yang di pingit. Ingatlah akan sabda Rasulullah Saw, yaitu dari Abu Mas’ud ‘Uqbah Bin ‘Amr Al-Anshari Al-Badri Ra, ia berkata,“Rasulullah Saw bersabda,"Sesungguhnya salah satu perkara yang telah di ketahui oleh manusia dari kalimat kenabian terdahulu adalah,"Jika engkau tidak malu, berbuatlah sesukamu." (H.R. Bukhari). Saling menasihati dengan kebaikan, kebenaran kesabaran dan kasih sayang, nasihati seseorang dengan sabar dan sayang, karena orang yang menyayangi manusia akan di sayang Allah Rasulullah Saw bersabda : "Siapa gerangan yang tidak menyayang, maka dia tidak akan di sayang." (H.R. Bukhari). Siapa yang tidak menyayang apa yang ada di bumi, maka dia tidak akan di sayang oleh siapa yang ada di langit." (H.R. Thabrani). Jadi, cara dan upaya yang bisa di lakukan untuk mendapatkan kasih sayang yang hakiki adalah dengan mengeluarkan modal berupa menyayangi siapa pun yang ada di bumi ketika hidup.
Hadist di atas memposisikan diri sebagai hukum sebab akibat, artinya, ketika seseorang tidak memiliki dan tidak mengusahakan menyayang ketika di bumi, maka jangan berharap dirinya akan mendapatkan kasih sayang di kehidupan berikutnya, sebaliknya, siapapun yang telah mengusahakan dan menabur benih kasih sayang ketika hidupnya di dunia, maka patut dia berharap mendapatkan kasih sayang yang sejati di akhirat kelak.
Sabar dalam segala hal, sabar dalam menuntut ilmu, sabar dalam berdakwah, sabar dalam taat, sabar dalam menjauhi maksiat. Adanya celaan, tantangan dalam berdakwah, semua harus di atasi dengan sabar, bukan dengan membalas, jangan terpengaruh dengan pembicaraan orang. Allah berfirman : "Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik." (Q.S. Al-Muzammil : 10).
Sebagian ulama juga berkata,“Jadilah engkau di dunia ini seperti seorang yang asing yang hendak menunaikan keperluannya, di mana setelah menyelesaikan keperluannya, dia pun segera kembali ke kampung halamannya, bahkan jadilah engkau di dunia ini seperti orang yang sedang menyusuri suatu jalan, di mana tidak belama-lama menyusurinya, melainkan melaluinya hanya sekedar untuk sampai kepada tempat tujuan. Janganlah engkau lupa bahwa dirimu itu adalah mayat. Engkau tidak mengetahui kapan ajal itu menjemputmu dan tidaklah suatu diri mengetahui apa yang akan di usahakannya esok hari dan juga tidaklah suatu diri mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, oleh karena itu, hitunglah dirimu dalam barisan orang-orang yang mati.” Maksud utama dari nasihat Rasulullah Saw itu adalah anjuran untuk bersegera mengerjakan amal-amal shaleh dan ibadah-ibadah kepada Allah, sebagai persiapan untuk hari akhirat, karena, akhirat itulah yang merupakan tempat abadi, oleh karena itu, di dalam Al-Qur’an al-Kariim disebutkan, “Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (Q.S.Al-Ankabut : 64).
Hadist di atas memposisikan diri sebagai hukum sebab akibat, artinya, ketika seseorang tidak memiliki dan tidak mengusahakan menyayang ketika di bumi, maka jangan berharap dirinya akan mendapatkan kasih sayang di kehidupan berikutnya, sebaliknya, siapapun yang telah mengusahakan dan menabur benih kasih sayang ketika hidupnya di dunia, maka patut dia berharap mendapatkan kasih sayang yang sejati di akhirat kelak.
Sabar dalam segala hal, sabar dalam menuntut ilmu, sabar dalam berdakwah, sabar dalam taat, sabar dalam menjauhi maksiat. Adanya celaan, tantangan dalam berdakwah, semua harus di atasi dengan sabar, bukan dengan membalas, jangan terpengaruh dengan pembicaraan orang. Allah berfirman : "Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik." (Q.S. Al-Muzammil : 10).
Sebagian ulama juga berkata,“Jadilah engkau di dunia ini seperti seorang yang asing yang hendak menunaikan keperluannya, di mana setelah menyelesaikan keperluannya, dia pun segera kembali ke kampung halamannya, bahkan jadilah engkau di dunia ini seperti orang yang sedang menyusuri suatu jalan, di mana tidak belama-lama menyusurinya, melainkan melaluinya hanya sekedar untuk sampai kepada tempat tujuan. Janganlah engkau lupa bahwa dirimu itu adalah mayat. Engkau tidak mengetahui kapan ajal itu menjemputmu dan tidaklah suatu diri mengetahui apa yang akan di usahakannya esok hari dan juga tidaklah suatu diri mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, oleh karena itu, hitunglah dirimu dalam barisan orang-orang yang mati.” Maksud utama dari nasihat Rasulullah Saw itu adalah anjuran untuk bersegera mengerjakan amal-amal shaleh dan ibadah-ibadah kepada Allah, sebagai persiapan untuk hari akhirat, karena, akhirat itulah yang merupakan tempat abadi, oleh karena itu, di dalam Al-Qur’an al-Kariim disebutkan, “Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (Q.S.Al-Ankabut : 64).
Posting Komentar untuk "MILIKILAH SIFAT MALU"
Terimakasih atas kunjungan anda...