KEBAIKAN HARUS KONSISTEN
"Janganlah meremehkan kebaikan sedikitpun juga, hendaklah selalu membuat kebaikan.” Setiap muslim mencintai kebaikan dan menyukai perbuatan ma‘ruf, akan tetapi tidak semua muslim mempunyai rnotivasi agar terus menerus mencari pintu-pintu kebajikan dan jalan-jalan ibadah, di mana ia tidak meninggalkan celah yang kosong dari kebaikan yang bisa di lakukan, kecuali ia menutupinya, celah yang kecil atau besar, yang agung atau yang hina. Kita akan menemukan dalam hadits-hadits Rasulullah Saw begitu banyak perbuatan-perbuatan ma‘ruf yang menantikan orang-orang yang menginginkan pahala dan memikirkan perkara saudara-saudara mereka dari kaum mukminin, Rasulullah Saw bersabda : “Barangsiapa yang menghilangkan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, Allah akan menghilangkan darinya kesusahan di hari kiamat. Barangsiapa yang memberi kemudahan kepada seorang miskin, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan akhirat.
Barangsiapa yang menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah akan menolong hamba-Nya selama ia menolong saudaranya seagama." Dan tatkala Rasulullah Saw menyebutkan garnbaran shadaqah seorang hamba terhadap dirinya sendiri setiap hari yang terbit matahari pada hari itu, beliau menyebutkan gambaran sosial yang positif bagi seorang muslim, di antaranya adalah menyuruh yang ma‘ruf dan rnelarang dari yang mungkar, menyingkirkan duri dari jalanan umum, tulang dan batu, menunjukkan jalan kepada orang buta, mernberikan pengertian kepada orang yang tuli dan bisu sampai ia mengerti, menunjukkan kepada yang bertanya terhadap kebutuhannya dan engkau ketahui tempatnya.
Dan dalam riwayat yang lain : "Setiap muslim harus bershadaqah, jika ia tidak mendapatkan maka ia bekerja dengan tangannya, lalu ia memberi manfaat kepada dirinya dan bershadaqah, jika ia tidak mampu, maka ia menolong orang yang membutuhkan pertolongan, jika ia tidak melakukan, maka ia menyuruh berbuat kebaikan, jika ia tidak melakukan, maka ia menahan diri dari perbuatan jahat, maka sesungguhnya ia menjadi shadaqah baginya." Ini adalah derajat seorang muslim yang paling rendah dan sekurang-kurangnya yang bisa di perkirakan, maka, apabila tidak terbersit dalam jiwanya untuk melakukan kebaikan dan tidak segera melakukan yang ma‘ruf, maka tidak ada yang lebih rendah daripada menyuruh berbuat baik dan jika semua itu tidak bisa di lakukan, maka hendaklah ia menjamin dirinya bahwa tidak terjerumus dalam kejahatan dan menahan diri dari menyakiti orang lain. Dasar dalam diri seorang muslim adalah berusaha mendapatkan derajat yang tinggi, sebagaimana sabda Rasulullah Saw : "Sebaik-baik manusia adalah yang paling berguna bagi orang lain." Manusia yang paling di cintai Allah adalah yang paling berguna bagi orang lain dan amal yang paling di sukai Allah adalah perasaan senang yang engkau berikan kepada seorang muslim atau menghilangkan kesusahan darinya atau membayarkan hutangnya atau menghilangkan rasa lapar darinya. Sungguh aku berjalan bersama saudara sesama muslim dalam menunaikan hajat, lebih kusukai daripada aku i'tikaf di dalam masjid selama satu bulan dan barangsiapa yang berjalan bersarna saudaranya sesama muslim dalam menunaikan hajat sehingga ia menunaikannya, niscaya Allah menetapkan kakinya di hari kiamat dan sesungguhnya akhlak yang jahat merusak amal ibadah sebagaimana cuka merusak madu." Pemahaman melakukan kebaikan ini banyak di lupakan oleh orang-orang shaleh yang banyak melakukan dzikir, i’tikaf, membaca Al-Qur'an, puasa dan shalat malam, akan tetapi semangat mereka terputus dalam menunaikan kebutuhan makhluk dan berusaha melakukan yang terbaik untuk kaum muslimin. Dalam pandangan sebagian orang, hal seperti ini di pandang sebelah mata, sedangkan Rasulullah Saw bersabda : “Janganlah sedikitpun engkau meremehkan perbuatan ma’ruf, walaupun engkau hanya menemui saudaramu dengan muka berseri.” Dan dalam satu riwayat lainnya : “Janganlah engkau mencela seseorang, janganlah sedikitpun engkau meremehkan perbuatan ma’ruf, sekalipun engkau hanya berbicara dengan saudaramu dengan muka berseri, sesungguhnya hal itu termasuk perbuatan ma’ruf.”
Dan dalam riwayat yang lainnya lagi : “Janganlah seseorang darimu meremehkan perbuatan ma’ruf, maka jika ia tidak mendapatkan, maka hendaklah ia menemui saudaranya dengan muka berseri dan apabila engkau membeli daging atau memasak sayur, maka perbanyaklah kuahnya dan berikanlah kepada tetanggamu.” Adakah yang lebih besar dari pada menghilangkan duka cita di hati seorang muslim dan menggantikannya dengan perasaan senang dan gembira. Rasulullah Saw bersabda : "Amal yang paling utama adalah bahwa engkau memasukkan rasa senang kepada saudaramu yang beriman atau membayarkan hutangnya atau memberinya roti.”
Seorang mukmin yang memperhatikan keadaan saudara-saudaranya yang berjihad, keluarga merek dan orang-orang yang tidak mampu, dengan amal ini ia juga mendapat pahala orang-orang berjihad dan beribadah, berdasarkan sabda Nabi Saw : "Orang yang berusaha untuk para janda dan orang miskin seperti orang yang berjihad fi sabilillah atau shalat di malam hari serta berpuasa di siang hari." Bahkan, ada amal perbuatan yang nampak mudah dan kecil dalam pandangan manusia, tetapi Allah menjadikan pahala baginya yang mendorong semangat untuk melakukan ma‘ruf dan tidak mengendorkan semangat untuk rnemberikan pelayanan kepada kaum muslimin, seperti yang di riwayatkan dari sabda Nabi Saw : "Seorang laki-laki yang tidak pernah melakukan kebaikan mengambil duri dari jalanan, bisa jadi berasal dari pohon yang terpotong lalu ia melemparkannya, bisa jadi di letakkan lalu ia menyingkirkannya, maka Allah membalasnya dan memasukkannya ke dalam syurga." Dan orang yang selalu melakukan perbuatan mna'ruf dan serius atasnya mendapat penjagaan dari Allah dan di tentukan dari-Nya dengan kesudahan yang baik (husnul khatimah) dan terjaga dari kematian yang buruk di dunia, berdasarkan sabda Nabi Saw : "Kamu harus melakukan kebaikan, maka sesungguhnya ia menghalangi kematian yang buruk.“ Semua manusia yang beriman tentunya bersepakat dalam mencintai kebaikan, mementingkan urusan kaum muslimin, mendahulukan pelayanan sosial, makan dari hasil kerja sendiri, menahan diri dari kejahatan duka cita dan memberlkan rasa senang yang besar terhadap sesama muslim, jangan emehkan dan tinggalkan perbuatan ma'ruf, di antara perbuatan ma'ruf yang terbesar adalah menghilangkan gambaran kecil dalam perbuatan ma'ruf, sedangkan pahalanya orang yang selalu melakukan perbuatan ma'ruf akan mendapatkan husnul khatimah.
Di sarikan dari Kitab Shahih Al-Jami'.
Barangsiapa yang menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah akan menolong hamba-Nya selama ia menolong saudaranya seagama." Dan tatkala Rasulullah Saw menyebutkan garnbaran shadaqah seorang hamba terhadap dirinya sendiri setiap hari yang terbit matahari pada hari itu, beliau menyebutkan gambaran sosial yang positif bagi seorang muslim, di antaranya adalah menyuruh yang ma‘ruf dan rnelarang dari yang mungkar, menyingkirkan duri dari jalanan umum, tulang dan batu, menunjukkan jalan kepada orang buta, mernberikan pengertian kepada orang yang tuli dan bisu sampai ia mengerti, menunjukkan kepada yang bertanya terhadap kebutuhannya dan engkau ketahui tempatnya.
Dan dalam riwayat yang lain : "Setiap muslim harus bershadaqah, jika ia tidak mendapatkan maka ia bekerja dengan tangannya, lalu ia memberi manfaat kepada dirinya dan bershadaqah, jika ia tidak mampu, maka ia menolong orang yang membutuhkan pertolongan, jika ia tidak melakukan, maka ia menyuruh berbuat kebaikan, jika ia tidak melakukan, maka ia menahan diri dari perbuatan jahat, maka sesungguhnya ia menjadi shadaqah baginya." Ini adalah derajat seorang muslim yang paling rendah dan sekurang-kurangnya yang bisa di perkirakan, maka, apabila tidak terbersit dalam jiwanya untuk melakukan kebaikan dan tidak segera melakukan yang ma‘ruf, maka tidak ada yang lebih rendah daripada menyuruh berbuat baik dan jika semua itu tidak bisa di lakukan, maka hendaklah ia menjamin dirinya bahwa tidak terjerumus dalam kejahatan dan menahan diri dari menyakiti orang lain. Dasar dalam diri seorang muslim adalah berusaha mendapatkan derajat yang tinggi, sebagaimana sabda Rasulullah Saw : "Sebaik-baik manusia adalah yang paling berguna bagi orang lain." Manusia yang paling di cintai Allah adalah yang paling berguna bagi orang lain dan amal yang paling di sukai Allah adalah perasaan senang yang engkau berikan kepada seorang muslim atau menghilangkan kesusahan darinya atau membayarkan hutangnya atau menghilangkan rasa lapar darinya. Sungguh aku berjalan bersama saudara sesama muslim dalam menunaikan hajat, lebih kusukai daripada aku i'tikaf di dalam masjid selama satu bulan dan barangsiapa yang berjalan bersarna saudaranya sesama muslim dalam menunaikan hajat sehingga ia menunaikannya, niscaya Allah menetapkan kakinya di hari kiamat dan sesungguhnya akhlak yang jahat merusak amal ibadah sebagaimana cuka merusak madu." Pemahaman melakukan kebaikan ini banyak di lupakan oleh orang-orang shaleh yang banyak melakukan dzikir, i’tikaf, membaca Al-Qur'an, puasa dan shalat malam, akan tetapi semangat mereka terputus dalam menunaikan kebutuhan makhluk dan berusaha melakukan yang terbaik untuk kaum muslimin. Dalam pandangan sebagian orang, hal seperti ini di pandang sebelah mata, sedangkan Rasulullah Saw bersabda : “Janganlah sedikitpun engkau meremehkan perbuatan ma’ruf, walaupun engkau hanya menemui saudaramu dengan muka berseri.” Dan dalam satu riwayat lainnya : “Janganlah engkau mencela seseorang, janganlah sedikitpun engkau meremehkan perbuatan ma’ruf, sekalipun engkau hanya berbicara dengan saudaramu dengan muka berseri, sesungguhnya hal itu termasuk perbuatan ma’ruf.”
Dan dalam riwayat yang lainnya lagi : “Janganlah seseorang darimu meremehkan perbuatan ma’ruf, maka jika ia tidak mendapatkan, maka hendaklah ia menemui saudaranya dengan muka berseri dan apabila engkau membeli daging atau memasak sayur, maka perbanyaklah kuahnya dan berikanlah kepada tetanggamu.” Adakah yang lebih besar dari pada menghilangkan duka cita di hati seorang muslim dan menggantikannya dengan perasaan senang dan gembira. Rasulullah Saw bersabda : "Amal yang paling utama adalah bahwa engkau memasukkan rasa senang kepada saudaramu yang beriman atau membayarkan hutangnya atau memberinya roti.”
Seorang mukmin yang memperhatikan keadaan saudara-saudaranya yang berjihad, keluarga merek dan orang-orang yang tidak mampu, dengan amal ini ia juga mendapat pahala orang-orang berjihad dan beribadah, berdasarkan sabda Nabi Saw : "Orang yang berusaha untuk para janda dan orang miskin seperti orang yang berjihad fi sabilillah atau shalat di malam hari serta berpuasa di siang hari." Bahkan, ada amal perbuatan yang nampak mudah dan kecil dalam pandangan manusia, tetapi Allah menjadikan pahala baginya yang mendorong semangat untuk melakukan ma‘ruf dan tidak mengendorkan semangat untuk rnemberikan pelayanan kepada kaum muslimin, seperti yang di riwayatkan dari sabda Nabi Saw : "Seorang laki-laki yang tidak pernah melakukan kebaikan mengambil duri dari jalanan, bisa jadi berasal dari pohon yang terpotong lalu ia melemparkannya, bisa jadi di letakkan lalu ia menyingkirkannya, maka Allah membalasnya dan memasukkannya ke dalam syurga." Dan orang yang selalu melakukan perbuatan mna'ruf dan serius atasnya mendapat penjagaan dari Allah dan di tentukan dari-Nya dengan kesudahan yang baik (husnul khatimah) dan terjaga dari kematian yang buruk di dunia, berdasarkan sabda Nabi Saw : "Kamu harus melakukan kebaikan, maka sesungguhnya ia menghalangi kematian yang buruk.“ Semua manusia yang beriman tentunya bersepakat dalam mencintai kebaikan, mementingkan urusan kaum muslimin, mendahulukan pelayanan sosial, makan dari hasil kerja sendiri, menahan diri dari kejahatan duka cita dan memberlkan rasa senang yang besar terhadap sesama muslim, jangan emehkan dan tinggalkan perbuatan ma'ruf, di antara perbuatan ma'ruf yang terbesar adalah menghilangkan gambaran kecil dalam perbuatan ma'ruf, sedangkan pahalanya orang yang selalu melakukan perbuatan ma'ruf akan mendapatkan husnul khatimah.
Di sarikan dari Kitab Shahih Al-Jami'.
Posting Komentar untuk "KEBAIKAN HARUS KONSISTEN"
Terimakasih atas kunjungan anda...