Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Allah Swt berfirman : "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Q.S. Al-Mujadalah : 11). Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmu, barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmu dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim).

MAKNA FITNAH

Fitnah adalah cobaan dan ujian, dosa syirik di sebut fitnah dan kekufuran juga di sebut fitnah, Allah berfirman dalam kitab-Nya : "Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi." (Q.S. Al-Baqarah : 193). Sehingga tidak ada lagi syirik dan kekufuran. Dalam ayat lain Allah berfirman : "Kalau (Yatsrib) di serang dari segala penjuru, kemudian di minta kepada mereka supaya murtad, niscaya mereka mengerjakannya." (Q.S. Al-Ahzab : 14). Namun istilah fitnah lebih banyak di ucapkan untuk sesuatu berupa bala dan cobaan yang kerap kali memperdaya dan menyimpangkan banyak orang dari jalan yang lurus, sementara mereka tidak mampu mengatasinya, akhimya mereka larut bersama bala dan cobaan tersebut, itulah cobaan dan bala yang menyesatkan yang sangat di khawatirkan Rasulullah Saw atas umatnya. Dalam sebuah hadits shahih beliau bersabda : ”Menjelang hari Kiamat nanti bakal terjadi fitnah-fitnah seperti potongan malam kelam, pada saat itu seseorang beriman pada pagi hari dan menjadi kafir pada sore harinya, beriman pada sore hari dan menjadi kafir pada pagi harinya, ia menjual agamanya dengan materi dunia.” (H.R. Abu Daud dan Ibnu Majah).
Maknanya apabila fitnah tersebut telah menimpa seseorang, ia akan terpedaya dan selanjutnya sesat serta menyimpang dari kebenaran dan petunjuk, ia menjual agamanya dengan materi dunia! Fitnah-fitnah seperti ini telah banyak kita saksikan pada hari ini dan saat ini, oleh karena itu yang dapat bertahan dan sabar dalam menghadapinya hanyalah orang-orang yang di teguhkan Allah dan di beri-Nya karunia ilmu dan pengetahuan.
Syetan telah meyakini bahwa dirinya telah binasa, bahwa ia ternasuk penduduk neraka dan ia pasti masuk ke dalamnya tanpa dapat menghindar sama sekali, oleh karena itu ia berusaha menyesatkan bani Adam agar mereka bisa masuk bersama-sama ke dalam neraka, bahkan syetan bersumpah untuk melakukan tekadnya itu.
 
Allah Ta’ala berfirman : ”Iblis menjawab: ”Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka." (Q.S. Shad : 82-83). Allah juga mengabarkan bahwa di kalangan manusia juga ada yang berperan sebagai syetan. Allah Ta’ala berfirman : "Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin." (Q.S. Al-An’am : 112). 
Cobalah perhatikan, Allah Ta’ala mendahulukan penyebutan syetan dari jenis manusia sebelum penyebutan syetan dari jenis jin! Sebab syetan jenis manusia itulah yang mengajak kepada apa yang di serukan oleh syetan jenis jin, mereka mengajak kepada kekufuran, bid’ah dan maksiat, yang mana hal itu mempakan seruan syetan. Alim ulama menjelaskan, bahwa syetan senantiasa mengajak manusia kepada perbuatan dosa, mulai dari dosa yang paling besar sampai dosa yang kecil. Ibnul Qayyim menyebutkan dalam Kitab Al-Bada ’iul Fawaaid di akhir juz kedua sebagai berikut : "Sesungguhnya syetan mengajak manusia kepada enam perkara. Ia baru melangkah kepada perkara kedua bila perkara pertama tidak berhasil di lakukannya. Mengajaknya berbuat syirik dan kekufuran., jika hal ini berhasil di lakukannya, berarti syetan telah menang dan tidak sibuk lagi dengannya. Jika tidak berhasil, syetan akan mengajaknya berbuat bid’ah, jika sudah terjerumus ke dalamnya, maka syetan akan membuat bid’ah itu indah di matanya hingga dia rela dan syetan pun membuatnya puas dengan bid’ah itu. Jika tidak berhasil juga, syetan akan menjerumuskannya ke dalam dosa-dosa besar. Jika tidak berhasil, syetan akan menjerumuskannya ke dalam dosa-dosa kecil. Jika temyata tidak berhasil juga, syetan akan menyibukkannya dengan perkara-perkara mubah hingga ia lupa beribadah. Jika tidak mempan juga, syetan akan membuainya dengan perkara-perkara kurang penting, hingga ia abaikan perkara-perkara terpenting. Jika gagal juga, maka syetan akan melakukan tipu daya terakhir, jarang orang yang selamat darinya hingga para nabi dan rasul sekalipun, yaitu mengerahkan bala tentaranya dari jenis manusia untuk menyerang orang-orang yang berpegang teguh dengan agamanya. Oleh sebab itu kita temui syetan-syetan jenis manusia ada juga yang menyeru kepada kekufuran, syirik, mengajak orang berbuat dosa, baik dosa besar maupun dosa kecil. Jika tidak mampu, mereka akan membuat orang lalai dengan perkara-perkara mubah. Jika masih juga gagal, maka mereka memalingkan orang dari amal yang terpenting kepada amal yang kurang penting. Jika temyata gagal, maka tidak ada jalan lain kecuali mengganggu dengan lisan, dengan tangan atau dengan gangguan model apa saja! Maka seorang insan-lah seharusnya tetap waspada dan menjauhkan diri dari syetan-syetan, baik dari jenis jin maupun manusia.